ENAM : TALI YANG TERPUTUS

1.5K 199 15
                                    

-(Namakamu), My Endorphine-

*****

"Jangan nangis lagi. Jangan nunduk lagi. Air mata kamu terlalu berharga hanya untuk menangisinya, Princess."

Jojo mengelus kepala (Namakamu) sambil tersenyum tipis. "Ayo jalan-jalan."

*****

From : Fiancé💓
Ketemu di apartemenku saja. Ini privasi kita, bukan? Tentu kamu sudah membaca isinya bukan? Keputusan ada ditangan kamu.

(Namakamu) yang membaca pesannya, langsung hancur hatinya lalu tentu saja dia mengiyakan SMS Iqbaal.

Itulah mengapa kemarin mereka bertemu di apartemen milik Iqbaal, bukannya sebuah kafe. Mungkin juga Iqbaal memang tidak pernah menganggapnya. Dan lelaki itu pasti tidak mau salah.

****

To : Iqbaal (rename)
Aku janji ini pertemuan terakhir. Temui aku di kafe depan apartemen kamu. Ada yang perlu kita urus.

Mereka menyepakati untuk bertemu,  (Namakamu) langsung menyerahkan dua lembar kertas dan sebuah surat perjanjian mereka.

"Ini surat pembatalan yang resmi. Tinggal kamu tanda tangani saja. Aku sudah mengurus berkas kita dengan membicarakan pada seorang pengacara keluargaku. Semoga kamu selalu bahagia." Ujar (Namakamu) sambil menyerahkan amplop pada Iqbaal. Lalu, yang tidak diduga dari Iqbaal adalah (Namakamu) juga melepas sebuah cincin yang tidak pernah diketahuinya.

"Ini kamu ambil juga. Cincin ini memang terlalu berharga untuk kupakai, aku tahu dari bunda kamu, cincin ini punya bunda kamu. Maaf aku baru kasih tahu kalau aku dikasih cincin oleh beliau." Ujar (Namakamu) dengan menahan tangisannya. Dia bangkit dari kursinya dan berjalan menjauh dan membelakangi Iqbaal.

Setelah keluarnya (Namakamu) dari kafe itu.

Iqbaal daritadi hanya bisa terdiam membisu. Entah kenapa dia rasanya ingin mencegah kepergian wanita itu. Tetapi, kakinya tidak bisa melangkah lagi.
.
.
.
.
.
Gengsi. Satu kata itu yang selalu mengalahkannya.
.
.
.

Setelah berada di parkiran, (Namakamu) membuka pintu mobilnya dan duduk di balik kemudinya sambil menelungkupkan tangannya di atas setir. Dia menangis untuk pertama kalinya setelah sekian lamanya.

"Kamu gak akan tahu."

Flashback.

"Ibaal? Ibaal kamu kemana?" (Namakamu) kecil berjalan sambil menoleh ke arah kiri dan kanan. Dia ketakutan dan langsung berlari ke rumah Iqbaal sambil menggedor pintunya dengan keras.

"Om! Om! Tante! Atau siapapun.. bukain pintunya."

Clek..

"Ada apa, (Namakamu)?" Ujar Rike sambil membuka pintu. Dia menunduk untuk menyamakan tubuhnya dengan si anak perempuan itu.

(Namakamu) mengatur napasnya. "Tadi aku main petak umpet sama Ibaal. Tapi, Ibaal gak pulang-pulang. Hiks.. hiks.."

"Yaampun. Kita cari ya. Bentar tante panggil om dulu. Kita cari sama-sama ya."

Behaviour ×IDR ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang