# Happy Reading All ^^
Mei Hua mengalihkan pandangannya kearah tangan Qin Ai kemudian tersenyum "Luka di tanganmu tidak seberapa jika di bandingkan dengan kakiku yang terkilir" Gumam Mei Hua sambil melirikkan pandangannya menatap Kearah Yangfu untuk meminta perhatian pria itu kepadanya karena ia tidak terima perhatian Yangfu kepada Qin Ai.
Qin Ai mengalihkan pandangannya menatap kearah kaki Mei Hua dan tangannya secara bergantian "Mei Hua Ce benar, Lukaku tidak sebanding dengan lukanya" Gumam Qin Ai sambil menarik tangannya perlahan dari genggaman Yangfu.
Huan mengerutkan keningnya, ia yakin ada yang aneh dengan keadaan yang terjadi karena sebelum Mei Hua berteriak ia merasakan kehadiran delapan orang.
Da Gui berjalan perlahan mendekati Huan "Jangan turunkan pertahananmu, Huan" bisik Da Gui dari samping Huan namun tatapannya masih menatap sekelilingnya dengan waspada.
Huan mengalihkan pandangannya menatap kearah Da Gui sambil menganggukkan kepalanya, Ia tahu Da Gui juga merasakan keganjilan yang ia rasakan, Huan kembali menatap kesegala arah namun tidak ada gerakan yang mencurigakan.
Sebuah anak panah melesat dengan cepat dari arah kiri Huan berdiri menuju kearah Guang yang terlihat lengah menurunkan pertahanannya.
"Guang!" Teriak Huan membuat seluruh orang mengalihkan pandangannya menatap Guang yang terdiam membisu tidak bergerak menatap sebuah panah melesat tepat didepannya.
Tepat dalam hitungan detik anak panah yang hampir bersarang ditubuh Guang sudah tertancap di punggung belakang Qin Ai membuat Guang membelakkan matanya dengan ngeri ketika ia melihat Ai sudah berdiri di hadapannya untuk melindunginya, ia bahkan tidak menyadari kapan Ai berlari menghampirinya.
"Ai" Teriak Guang dengan cepat menangkap tubuh Ai yang hampir terjatuh, tangannya bergemetar ketika ia merasa tangannya terasa basah dan hangat saat memeluk tubuh Ai.
Huan dan Da Gui berusaha berlari mendekati Ai namun tertahan, lima orang pemuda berpakaian hitam dengan wajah tertutup kain sudah berdiri di hadapannya menghadangnya untuk mendekati Ai sedangkan tiga orang temannya yang lain berlari mendekati Guang yang tanpa pertahanan.
"Brengsek!" Umpat Huan sambil mengeluarkan pedangnya dari sarung pedang dan menepis setiap serangan dari pembunuh bayaran yang menghadangnya.
"Ai, kau tidak apa-apa?" Tanya Guang cemas melihat Ai yang tergeletak lemas ditangannya dengan wajah pucat.
Guang mengalihkan pandanganya menatap kearah tangannya yang sudah penuh dengan darah "Brengsek!" Gumam Guang sambil mengalihkan pandanganya menatap kearah Yangfu yang masih berusaha menepis setiap serangan dari musuh.
Yangfu mengalihkan pandangannya kearah Guang ketika ia berhasil membunuh satu orang penjahat "Guang, bawa Ai pergi dari sini!" Perintah Yangfu namun Guang terlihat ragu dengan keputusan yang Yangfu berikan melihat mereka harus melawan tujuh orang lagi yang tersisa.
Da Gui menusuk tubuh musuhnya dan mendorong tubuh musuhnya dari pedangnya "Guang, Bawa Ai pergi dari sini sekarang!" Teriak Da Gui memberikan perintah, Guang menghela nafasnya dengan berat kemudian bangkit berdiri sambil mengendong Ai meninggalkan mereka dan Mei Hua.
Huan melihat seorang pembunuh bayaran berlari mengikuti Guang dengan cepat Huan mengejar pembunuh bayaran itu hanya dalam hitungan detik Huan sudah berdiri tepat didepannya.
Huan mengalihkan pandangannya menatap kearah pembunuh bayaran itu dengan tatapan tajam.
"Aku tidak akan membunuhmu jika kau mau memberitahuku siapa yang memberikanmu perintah" Gumam Huan dengan suara tenang namun penuh dengan tekanan dan ancaman disetiap kata-katanya.
Pria berjubah hitam itu mendengus kencang kepada Huan "Jangan harap aku akan memberitahumu!" Gumam Pria itu sambil menyerang Huan kembali namun kali ini Huan berhasil menangkap tangan pria itu dan memutarnya hingga tulang tangannya patah membuat pembunuh bayaran itu berteriak kencang karena kesakitan.
"Sudah aku katakan padamu, Aku tidak akan membunuhmu jika kau mau memberitahuku siapa yang memberikanmu perintah!" Gumam Huan kembali kali ini nada yang ia berikan lebih penuh dengan ancaman.
Pria itu kembali mendengus sambil menatap Guang dengan tatapan tajam "Lebih baik aku mati daripada harus memberitahunya" Gumam Pria itu ketus kemudian pria itu mencoba untuk menggigit lidahnya namun tertahan karena Da Gui sudah memukul leher belakang hingga membuatnya pingsan.
"Da Gui Ge" Gumam Huan sedikit lega pembunuh bayaran itu tidak mati, ia bahkan tidak menyadari pria itu lebih memilih mati dengan cara menggigit lidahnya sendiri.
"Kau lengah Huan, sudahku katakan padamu jangan sampai lengah!" Teriak Da Gui tegas sambil menatap kearah pembunuh bayaran yang pingsan dibawah kakinya "kami lupa untuk menyisahkan satu orang untuk dimintai keterangan" Guman Da Gui merasa lega Huan belum membunuh pembunuh bayaran itu.
Huan terdiam sambil mengalihkan pandanganya kearah belakang Da Gui, menatap Yangfu dan Gaomu yang sedang membersihkan pedang mereka yang penuh darah dengan sarung tangan mereka dan tidak ada satupun penjahat yang tersisa.
Da Gui mengalihkan pandangannya kearah belakang Huan ketika ia mendengar suara derap kaki kencang menghampiri mereka.
Seluruh prajurit kerajaan berlari dengan cepat kearah mereka berempat, seorang pria setengah baya dengan seluruh prajuritnya berlutut didepan Huan dan Da Gui "Zhen Qing Nian memberi hormat kepada Pangeran Da Gui, Pangeran Huan, Jenderal Yangfu dan Jenderal Gaomu!" Gumam mereka serempak memberikan hormat kepada mereka berempat.
"Apa yang kalian lakukan!? Kenapa bisa seorang penjahat menyusup kedalam istana!" Teriak Yangfu marah sambil menatap kearah Qing Nian yang masih berlutut di depan mereka berempat.
"Ma..maafkan kelalaian Hamba, Jenderal Yangfu!" Gumam Qing Nian dengan tubuh gemetar mendengar kemarahan Yangfu mengingat seluruh pasukan terhebat yang ada didalam istana merupakan hasil didikan dari keluarga Bayinu.
Yangfu mengalihkan pandangannya menatap Qing Nian dengan tatapan penuh kemarahan "Apa kau tahu karena kelalaian yang kau perbuat sudah membuat putri Qin Ai terluka!" Teriak Yangfu kembali dengan suara tertahan terlihat jelas ia sangat marah mengingat luka yang diderita Ai.
Qing Nian mengalihkan pandangannya menatap kearah Yangfu dengan wajah pucat ketika mendengar Ai terluka oleh para pembunuh bayaran.
Gaomu menghela nafasnya dengan berat kemudian melangkahkan kakinya mendekati Yangfu sambil menepuk pundaknya dengan pelan "Yangfu Ge, sudah hentikan" Gumamnya Gaomu kepada Yangfu dengan nada tenang.
Bujukan Gaomu tidak berhasil ketika ia melihat Yangfu menatapnya dengan tatapan tajam kepadanya. "Hentikan? Apa kau tidak lihat Ai terluka!" Gumam Yangfu kembali tidak terima dengan apa yang telah menimpa Ai, andaikan pertahanan yang Qing Nian berikan tidak lemah semuanya tidak akan terjadi.
Gaomu menatap Yangfu yang terlihat kacau karena cemas dengan keadaan Ai, ia tahu bagaimana perasaan Yangfu mengingat kakak sulungnya begitu mencintai Putri Qin Ai dan melihat dengan matanya sendiri gadis itu terluka.
"Yangfu" Gumam Da Gui mengalihkan pandangannya kearah Yangfu "Biarkan mereka membereskan kekacauan ini" Gumam Da Gui tenang kemudian mengalihkan pandangannya kearah Qing Nian yang masih berlutut dengan wajah pucat serta tubuh bergemetar dihadapannya.
"Qing Nian, bawa pria ini ke dalam penjara dan pastikan ia memberitahukan siapa dalang dari semua ini!" Guman Da Gui memberikan perintah sambil menatap pria berjubah hitam yang masih tergeletak tidak sadarkan diri di depannya.
"Saya menerima perintah!" Gumam Qing Nian dengan tegas kemudian bangkit berdiri dan menyuruh bawahannya untuk mengikat penjahat yang ada didepan Da Gui serta membereskan semua tubuh-tubuh penjahat yang sudah tak bernyawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GENERAL (Bayinu Wife Story)
Fantasy#Update Setiap Hari Rabu dan Sabtu Qin Ai adalah seorang putri kedua dari kerajaan Qin, ia merupakan seorang putri yang memiliki kepribadian seperti seorang pria dan membuat para penghuni istana pusing dengan kelakuan yang ia buat dan berbeda dengan...