Chapter 4

6.2K 443 55
                                    

Ae POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ae POV...

"Ooiyyy!!! Aku benar-benar benci Kalkulus!"

Pernahkah kalian merasa terganggu dengan seseorang sampai-sampai kalian berpikir ingin menghajarnya? Masalahnya adalah, kalian tidak dapat melakukannya karena dia bukan hanya sekedar teman kalian saja, tetapi dia juga sahabat baik kalian. Persis seperti itulah yang aku rasakan terhadap Ai'Pond, pria seperempat Italia yang mulai mengeluh tentang Kalkulus setelah kelas berakhir.

"Aku tidak mengerti sama sekali, sungguh!!."

"Dan aku bersumpah kamu membenci semua mata kuliah yang kita miliki

Ai'Ping, teman yang baru aku kenal saat penyambutan mahasiswa baru dia adalah orang yang paling optimis yang aku kenal sepanjang hidupku. Kami tidak pernah melihatnya marah siapa pun.

Ai'Pond menghela nafas panjang.

"Kamu benar."

"Kemarin, kamu juga memberi tahu kami bahwa kamu membenci Fisika. Lalu, kamu mengeluh tentang bahasa Inggris....aku ingin bertanya kenapa kamu memilih untuk mengambil Jurusan Teknik?"

Ai'Boe, satu-satunya gadis di kelompok kami yang bertanya kepadanya. (Dulu banyak anak laki-laki yang menjahikinya, tetapi begitu mereka mengetahui bahwa dia pemegang sabuk hitam Taekwondo, dan itu sukses membuat mereka takut.)

Aku tidak perlu lagi bertanya kepada Ai'Pond pertanyaan yang sama karena dia sudah memberi tahu ku jawabannya sebelumnya.

"Ada hantu dari rumahku yang mengirimku ke sini."

"Hah!!?"

Ai'Boe terlihat tertarik dengan jawabannya meskipun dia mungkin tidak terlihat seperti tipe gadis yang mudah percaya pada hantu.

"Yah, kita punya hantu di rumah yang sangat baik. Aku memintanya untuk mengirimku ke universitas mana saja dan sebagai gantinya aku di suruh berlarian keliling rumah tanpa busana. Itulah yag membuatku berada di sini."

Si brengsek itu melanjutkan penjelasannya dan menyeringai lebar padaku dengan mengacungkan kedua jempol ke atas.
Aku hanya bisa menghela nafas dalam-dalam.

"Percayalah, jika kamu percaya apa yang dia katakan, kamu akan melahirkan kerbau kembar."

Kurasa leluconku kedengaran terlalu kasar , karena Ai'bow langsung berhenti tertawa.
Atau apakah dia benar-benar percaya akan lelucon itu?

"Apa? Ya ampun, Ai'Boe yang cantik ... Apakah kamu percaya dengan lelucon itu? Melahirkan seekor kerbau kembar! HAHAH! Kerbau kembar! Aku hampir tidak bisa membayangkan."

Tuukkkk!!!

"Shiya! Itu sakit!!!"

Aku sama sekali tidak merasa kasihan pada si brengsek bodoh itu setelah Ai'Boe memukul kepala dengan dompetnya yang terlihat sangat keras dan berat.

AePete Aja!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang