✧ Chapter II

907 236 44
                                    

Di hari minggu yang cerah ini, Xiaojun telah siap dan terlihat segar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari minggu yang cerah ini, Xiaojun telah siap dan terlihat segar. Tadi, ia bangun ketika fajar. Ada hal yang membangkitkan semangatnya hanya untuk bangun lebih awal.

Dan kini, ia sedang sibuk berkutat dengan bunga-bunganya di rooftop.

Mengganti tanah yang ada di pot, kemudian menyiramnya. Lalu, menyusun kembali bunga-bunga itu. Sebisa mungkin agar bunga-bunga itu terkena sinar matahari (karena rooftop itu memiliki atap juga).

Kegiatan itu sudah berlangsung selama hampir tiga puluh menit. Dan Xiaojun masih tetap asik sendiri dengan apa yang dilakukannya.




Tidak tahu saja bahwa Kun yang sedari tadi keheranan karena tidak melihat Xiaojun di kamarnya.

Sebenarnya, Kun juga bangun lebih awal dari biasanya. Maka dari itu, ia berencana ingin membuat sarapan yang spesial, untuknya juga Xiaoujun. Setelah ia mebersihkan diri, Kun, berniat ingin membangunkan Xiaojun. Namun, ketika melihat kamar Xiaojun kosong, Kun tentu saja heran sekaligus khawatir.

Heran karena tidak biasanya Xiaojun sudah tidak ada di rumah di pagi hari. Pun pergi tanpa meninggalkan kabar. 

Sebenarnya, Kun tidak terlalu khawatir. Xiaojun, walaupun belum terlalu lama berada di kota Seoul, setidaknya ia sudah mengenal lingkungan di sekitar mereka tinggal. Kendala bahasa juga tidak perlu dikhawatirkan, karena Xiaojun sudah cukup fasih. Untuk masalah transportasi, Kun juga sudah mengajarkannya pada Xiaojun.

Lagi pula, Kun yakin bahwa Xiaojun tidak akan pergi jauh. Kun seringkali beramanat pada Xiaojun untuk tidak berpergian jauh tanpa dirinya. Dan lagi, yang Kun khawatirkan adalah, Xiaojun yang pergi di pagi buta—entah kemana, tanpa meninggalkan pesan pula.

Setelah memeriksa kamar Xiaojun—dan tidak menemukan anak itu di kamarnya, Kun berjalan keluar dari rumah. Tepat ketika ia membuka gerbang rumahnya, ada paman Lee yang juga baru membuka gerbang. Bersamaan secara tidak sengaja.

Kun menyapa singkat sebelum Paman Lee bertanya apa yang akan Kun lakukan. Dan Kun mengatakan bahwa ia ingin menemui Bibi Han—yang rumahnya terletak di pembelokan gang (ia juga membuka kedai kecil di depan rumah)—untuk bertanya. Barangkali ia melihat Xiaojun lewat di depan kedai mereka.

Mendengar penuturan Kun, Paman Lee mengatakan bahwa ia melihat Xiaojun di toko roti miliknya.

"Saat aku sedang berjalan pagi bersama Jeno tadi, dan kebetulan melewati tokomu, aku melihatnya sedang membuka pintu toko. Maka dari itu aku pikir—kau akan pergi ke sana."

Kun bersyukur mendengarnya dan tidak lagi khawatir. Setelah itu, ia berterima kasih pada Paman Lee dan pamit masuk ke dalam.

Karena sudah tahu dimana Xiaojun, Kun segera saja membuat sarapan yang sudah direncanakannya. Ia berniat untuk membawanya ke toko saja. Karena Xiaojun di sana—anak itu juga tidak membawa ponselnya, Kun, mau tidak mau membawa apa yang telah dibuatnya itu ke toko dan memilih untuk memakannya di sana saja.

Tidak apa. Kun tidak merasa keberatan sama sekali. Lagi pula, jarak rumahnya ke toko tidaklah jauh.




Jadilah— kini, Kun sendiri sedang sibuk mengeluarkan apa yang dibawanya dari rumah dan menyusunnya di salah satu meja. Tempat dimana ia dan Xiaojun akan memakan makanan yang Kun buat.

Setelah selesai, Kun segera melangkahkan kakinya menuju tangga. Niatnya akan pergi ke rooftop, karena—kemana lagi Xiaojun akan pergi.

Dan ketika Kun membuka pintu rooftop secara perlahan, ia melihat Xiaojun yang berjongkok di sudut kiri rooftop. Anak itu tampak sedang menyemprot bunga-bunga daisy berwarna putih dengan air.

Kun tersenyum begitu saja.

Hatinya sedikit sakit ketika melihat bahwa semangat yang menyelubungi sepupu-nya itu adalah bunga.

Bunga-bunga daisy yang entah siapa pengirimnya.

Hanya karena bunga, Xiaojun seperti kembali menemukan titik terang pada hidupnya yang dipenuhi dengan abu-abu.







"Semangat sekali merawat bunga itu—sampai tidak mengabariku akan pergi kemari di pagi buta."

Sedikit terlonjak kaget, Xiaojun membalik badan dan menatap Kun gelagapan.

Kun tertawa. Ia melangkah mendekat ke arah Xiaojun dan ikut berjongkok di sampingnya.

"Kau mengganti tanahnya?"

Xiaojun mengangguk.

Kun serta merta mengacak gemas rambut Xiaojun hingga sedikit berantakan. "Aku membuatkan sarapan yang spesial untuk kita. Ayo ke bawah dan makan bersama!"

Xiaojun mengangguk mantap. Ia berdiri dan menyimpan segala perkakasnya lalu kemudian, mencuci tangan.

Kun— hanya bisa tersenyum sekali lagi.





Kau harus tahu. Hidup ada kalanya kejam, tetapi juga adil.

Seperti Xiaojun, hanya karena hal-hal kecil ia bisa begitu berubah.

Kau tidak akan pernah tau, jika kau belum merasakan.

—Bagaimana tersiksanya hanya dengan menatap semesta dengan satu warna.



A/n:

Lumayan panjang loh hehe.

Next munculin hendery gak nih?

DAISY // HENXIAOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang