✧ Chapter VII

556 126 62
                                    

Sorry for typo(s)

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Sorry for typo(s)

.

.

.

Dengan tangan yang gemetar, Xiaojun mengambil nampan dan berjalan dengan langkah sedikit linglung menuju etalase.

Setelah mengambil beberapa roti sesuai pesanan, Xiaojun meletakkan nampan tersebut ke atas etalase. Jantungnya masih enggan berdetak normal. Bagaimanapun, ini sangat mengejutkan dan tiba-tiba.

Selama ini ia memang menanti. Menanti akan sosok di balik pemberi bunga daisy hadir di hadapannya. Dan kini, sosok itu ada dan nyata berada di dekatnya. Tentu, Xiaojun sangat amat gugup.

Kun keluar dari dapur semabari membawa segelas coklat panas. Melihat Xiaojun yang terdiam dengan tangan kanan yang memegang dada kirinya, Kun melangkah panik mendekati sepupunya tersebut.

"Xiaojun, kau tak apa?"

Xiaojun menoleh, menatap Kun dengan kening yang berkerut dalam. "Gege, jantungku terus berdetak kencang. Bagaimana aku mengatasi ini?" Pertanyaan yang terdengar putus asa itu keluar dari bibirnya.

Kun, menatap Xiaojun dengan tatapan bingung. Ia tidak mengerti maksud Xiaojun. Ia tidak mengerti apa yang telah terjadi.

"Xiaojun... Kau kenapa? Jantungmu-kau tidak punya riwayat jantung lemah 'kan?"

Xiaojun menggeleng. Kemudian ia menunjuk bunga daisy di atas meja kasir.

"Ahh, kau mendapatkan kiriman bunga lagi?" tanya Kun. Ia tersenyum, sedetik kemudian senyumannya luntur. "Tapi, kenapa kau bersikap seperti ini? Jantungmu, kenapa? Seharusnya kau senang mendapatkan bunga daisy lagi-kenapa malah menjadi seperti ini?"

Xiaojun berdiri dengan tegap. Kemudian menghela napas. "Gege, lihat. Pemuda yang duduk di meja nomor lima itu, adalah orang yang memberiku bunga daisy!"

Kun hampir saja menjatuhkan gelas yang berisi coklat panas itu karena terkejut. "Yang benar saja!"

"Aku tidak sedang bercanda Kun-ge," ujar Xiaojun putus asa.

Kun dengan segera meletakkan segelas coklat panas itu ke atas nampan. "Sekarang, pergi layani dia."

"Gege, aku gugup sekali!"

Kun terkekeh geli melihat tingkah Xiaojun yang terlihat seperti anak remaja yang ingin menyatakan perasaan kepada pujaan hati saja.

"Tidak apa, Xiaojun. Bersikap biasa saja, oke?"

Kun mengedipkan sebelah matanya, kemudian mengambil nampan dan memberinya pada Xiaojun. "Pergi sana," titah Kun sembari mendorong pelan Xiaojun.

Sebelum melangkah, Xiaojun menarik napas pelan dan menghembuskannya. Dengan berusaha menahan diri agar tidak terlihat gugup, Xiaojun melangkah dengan pasti menuju pemuda tersebut.

DAISY // HENXIAOحيث تعيش القصص. اكتشف الآن