Bab 16

46 23 1
                                    

Ren's POV

Pukul 11:30. Menjelang istirahat. Suasana berkabung masih sangat terasa.
Di lorong sekolah.

"Playlist, teknik, terapi, estetik... dan sejarah musik. Yang sisa kemarin harus dimaksimalin dulu," kata ku sambil berjalan menuju perpus untuk mencari buku tersebut.

Teringat kembali tentang hari lalu. Kalau itu tidak terjadi...
Arrggghhhh!! Rasanya jadi benci tentang musik!

Dari kejauhan terlihat seorang wanita sedang berdiri menunduk membelakangi Lab Seni. Semakin ku perhatikan, ternyata dia... Dia orang yang di bus. Segera ku hampiri...

"Maaf mengganggu, aku Ren. Aku ingin minta maaf atas sikap ku yang tidak sopan itu. Tolong maafkan aku," sambil sesekali menunduk.

Dia tidak membalas sepatah kata pun. Melirik ke arah ku pun tidak. Ingin ku menyampaikan sesuatu. Tapi takut menyinggungnya. Meski niat ku untuk menyapanya.

"Hmm... maaf, jika aku mengganggu mu, aku akan pergi..." mengatakannya dengan perlahan.

Tanggapan yang sama. Seperti aku ini hanya angin yang tak bersuara.

"Boleh ku tau nama mu?" Ujar ku yang kali ini berhasil.

Dia perlahan menegakkan kepalanya dan mengucapkan satu kata, "Hana."

"Nama mu Hana?"

"...."

Lalu aku membalikan badan hendak meninggalkannya.

"Aku bingung harus berkata apa lagi," ucap ku dalam hati.

Ketika ide mulai muncul, yaitu ingin berkata 'maafkan aku Hana...'
Aku kembali menghadapnya, tapi mungkin aku terlalu lama berpikir hingga ia sudah tak lagi di sini.

"Eh?? Ke-kemana?? Kemana si Hana??" Ucap ku yang terheran-heran.

Cepat juga perginya. Memang aku ini pengganggu ya?? Iya sih tadi aku bilang akan pergi. Tapi aku masih di sini, malah dianya yang pergi. Ah sudahlah, dia juga punya kegiatan. Memangnya aku siapa sampai harus diutamakan. Jou ah ke perpus...

~

Di dalam perpustakaan dengan segudang buku yang siap ku serbu. Perlahan mengambil beberapa buku di rak.

"Yang mana yaa...?"

Terlihat seperti orang cerdas yang mencari banyak buku di perpus. Padahal saat sudah mendapatkannya, suka bingung mau mulai baca yang mana dulu. Itupun cepat bosan.

Meja dan kursi di sisi belakang ruangan ini. Menjadi tempat yang nyaman dan tentram. Ketenangan itu mahal harganya. Tak ada orang yang memilih tempat ini, mungkin karena suasananya terlalu sunyi. Justru inilah yang ku cari!!!

~~~

Sung Gi's POV

"Akhirnya kau datang," ucap Guru Jim melihat kedatangan ku.

"A-ada yang bisa dibantu?" Tanya ku, merasa gugup berhadapan dengannya.

"Hmm... sebentar ya..."

"I-iya," senang jika ia membutuhkan ku.

Kenapa? Kenapa hanya kami berdua di ruangan ini?? Guru yang lain sedang tidak di sini.

"Jangan heran. Yang lain lagi istirahat di luar. Jadi aku jaga sendirian di sini," ujarnya yang menyadari keheranan ku.

"Sendiri?"

"Iya, mangkanya aku butuh bantuanmu."

"Apa??" Kaget ku dalam hati, ingin pingsan rasanya.

VERMOORWhere stories live. Discover now