O1. badmood day

8.5K 753 39
                                    

Lo pada kenal gue, 'kan? Duh, siapa, sih, yang ga kenal gue?

Banyak deh.

Oke balik lagi, jadi nama gue Siyeon. Seantero sekolah udah pada tau gue siapa. Teerlebih lagi, gue pacaran sama ketua basket sekolah.

Namanya, Lee Jeno.

Awalnya, sih, gue sama Jeno itu seperti musuh abadi. Tapi, itu semua tertepis, karena baru kali ini gue merasakan kalo memang benar, ga ada musuh abadi di dunia ini.

Contohnya, gue sama Jeno-yang awalnya meributkan hal sepele, terus kita kayak kucing dan tikus, yang saling kejar dan dikejar, udah kayak Tom and Jerry, deh. Kalau udah berantem, parahnya sampai bawa kepala sekolah segala.

Tapi sekarang, jadi pacaran dan mementingkan hal-hal kecil.

Sekarang gue udah di tribun penonton di lapangan basket sekolah, lihatin Jeno main basket, latihan maksud gue.

"Udah nunggu lama?" Jeno datang ke tribun penonton dan menghampiri gue lalu narik handuk di samping gue.

Gue cuma ngangguk. Kalau lama, ya, jujur aja memang lama. Gak usah pakai jaim bilangnya baru bentar, atau baru aja sampai. Itu gak baik buat kesehatan diri, menurut gue.

Sementara Jeno tiba-tiba ketawa, "marah?" tanya Jeno.

Gue menggeleng.

"Seriusan sayang," kata Jeno.

Gue ga menghiraukan, gue berdiri lalu jalan ke tangga turun, Jeno menyusul dengan menyamakan langkahnya dan langsung rangkul gue.

"Cemberut terus, sih. Kenapa?" tanya Jeno lagi.

Gue menggeleng, lagi.

"Ngomong dong, Siyeon."

Belum gue merespon kalimatnya Jeno, lalu dua wartawan sekolah muncul di depan gue sama Jeno. "Jen, kabarnya lo ga punya waktu, ya? Buat pertandingan basket?"

Jeno menggeleng ke dua orang itu, "Duh, ntar, ya wawancaranya pacar gue lagi ga mood, duluan, ya."

Seriusan, deh, ya gue jalan sama Jeno tuh berasa artis tahu. Sana-sini diomongin. Sana-sini difotoin. Pusing gue lama-lama.

"Hei, beneran marah apa?"

Gue menggeleng pelan. Gue bukannya gak bisa jawab pakai suara, tapi memang lagi gak ada mood untuk membuka mulut.

"Siyeon jangan gitulah. Kamu kenapa? ngomong coba," Jeno berhenti. Dia natap gue lalu gue buang muka, Jeno terus menangkup wajah gue supaya gue lihat dia.

Perlahan gue turunin tangan Jeno yang ada di wajah gue, "Jeno, udah, ya."

"Kamu marah sama aku?" tanya Jeno.

Gue menggeleng, "ga ada Jeno," jawab gue.

Jeno menghela napas, "terus kamu kenapa? Gara-gara nunggu lama?" tanya Jeno lagi.

Gue menggeleng lagi.

Ga lama gue lihat ada dua cewek, ngehampirin Jeno lalu senyam-senyum.

"Kak, aku ga ngerti materi ini. Kata Bu Ara suruh datang ke Kak Jeno."

Dua junior klub olimpiade bareng Jeno mereka.

Gue mengangguk paham akan situasi, "urus dulu, ya." Kata gue lalu mau pergi tapi ditahan sama Jeno.

Jeno meluk kepala gue, "apasih Sayang."

"Dek, nanti aja ya, minta Kak Jaemin aja. Dia lebih pinter kok."

Gue menyingkirkan tangan Jeno yang buat gue pengap di badan dia. Mana bau keringat meluk-meluk gue lagi.

"Jeno, lepas ah."

Jeno menoleh setelah dua junior itu pergi, "ngapain tadi kabur-kabur?" Jeno nyubit hidung gue.

Gue menepis tangan jeno pelan, "Jeno, udah ah."

"Iyaaa, terus kamu kenapa sih daritadi?" tanya jeno.

"Gapapa," jawab gue.

Jeno menggeleng, "serius, sayang."

"Aku ga kenapa-napa." Balas gue lagi.

Jeno merapikan poni gue, "bohong. Udah ga kelar-kelar kalo kamu bohong, nih."

"Iyaa, aku mau pulang. Capek."

Jeno mengangguk, "aku yang anterlah!"

Kita udah sampai di depan mobil Jeno, gue sama Jeno masuk ke mobil. Lalu kita jalan ke rumah gue dulu biasanya.

"Yang, diem aja."

Gue menoleh, lalu ngangguk.

Terdengar helaan napas jeno, "kamu mau gini terus?" tanya jeno.

Gue menggeleng pelan. Gue juga ga tau tiba-tiba jadi melow gini sih.

cup.

Jeno ngecup pipi gue, "istirahat aja pas pulang, jangan main wattpad terus, kamu tanda-tanda demam kayaknya," kata Jeno.

Gue mengangguk, mengiyakan. Rasanya ngantuk, pengen tidur aja.

"Tuh kan lemes lagi," Jeno menggeserkan anak rambut gue.

"Ngantuk," balas gue.

Jeno mengangguk mengerti, "dah, udah sampe di rumah kamu."

Gue nengok ke jendela, oh iya bener. Gue langsung buka pintu, tapi Jeno tahan.

"Udah ngantuk banget?" Jeno nunjuk pipinya.

Tangan gue dengan pelan membuka sabuk pengaman, lalu bergerak mendekat, gue kecup pipinya. Jeno meluk kepala gue lagi, lalu dia kecup kening gue.

"Jangan lupa istirahat, makan yang cukup. Banyak minum air putih," peringat Jeno.

Gue mengangguk lalu keluar dari mobil Jeno, Jeno buka kaca mobilnya, sambil melambai-lambai.

"Hati-hati," kata gue.

Jeno ngangguk, "jangan banyak main hp."

Gue masuk ke rumah dengan langkah lemas. Hari pertama cerita tentang gue dengan Jeno, dilanjutkan.

-to be continued-

©siyeonssi, 2019

©

wintergardenssy, 2021
revision : 28 May 2021

[✓] My Relationship | Jeno SiyeonWhere stories live. Discover now