Part 12

7.8K 362 17
                                    

Malam itu Mishia menginap dirumah sahabatnya. Nina tidak menanyakan lebih detail alasan Mishia tiba tiba datang ke rumahnya. Mishia hanya menceritakan sebagian kecil bahwa sekarang dia tinggal dengan kerabat pamannya yang bernama Damon, Karena pamannya akan pindah keluar negri. (Bagian ini Mishia terpaksa harus berbohong pada Nina). Nina sedikit curiga dengan cerita Mishia tapi dia mengerti bahwa dia tidak bisa memaksa sahabatnya untuk mengatakan sejujurnya karena dia tau pasti ada alasan dibalik cerita Mishia dan suatu saat pasti dia akan menceritakannya. Untuk saat ini Nina hanya ingin sahabatnya tenang dan aman dirumahnya.

Keesokan harinya mereka berangkat menuju tempat kerja bersama. Mishia merasa gelisah dan sedikit takut tetapi dia juga gembira karena Damon tidak mencarinya. Dia merasa apakah ini saatnya dia bisa bebas dari iblis itu. Tapi sedikit rasa takut karena trauma masih membayang dibenaknya. Dia tau tabiat Damon. Tidak mungkin dia melepaskannya begitu saja. Selalu ada kemungkinan. Dan Mishia sadar dia harus menyiapkan rencana lainnya karena tidak mungkin dia akan bergantung pada sahabatnya terus. Dia tidak ingin terjadi hal hal yg tidak diinginkan pada Nina karena iblis itu.

Sepanjang hari ini di kantor dia belum melihat Josh. Sepulang kerja dia meminta ijin kepada Nina untuk pulang telat karena dia ingin mencari rumah sewaan yang bisa dia tempati. Tanpa disangka dia bertemu Josh. Josh mengatakan bahwa seharian ini dia sangat sibuk mengurus proyek baru mereka sehingga dia tidak bisa bertemu Mishia.

"Kau pasti mencariku seharian ini, ya kan" ujar Josh.
"Hahaha.. tidak. Untuk apa aku mencarimu. Seperti kau orang penting saja" kata Mishia sambil bercanda.
"Wow.. aku tidak pernah mendapat jawaban se ketus itu dari bawahanku. Untung kita sudah tidak ditempat kerja. Kalau iya kau pasti sudah ku beri sanksi" cekikik Josh. "Ehem.. kemana kau akan pergi?"

"Kurasa aku akan mencari tempat sewa yang bisa ku tinggali. Aku tidak enak jika harus merepotkan Nina terus"

"Ahh kau mencari tempat sewaan?"

"Iya. Aku akan mencari di sekitar tempat kerja dan membandingkan harga yang cukup terjangkau mengingat aku hanya pegawai magang yang belum diangkat sebagai pegawai tetap. Dann.. yang baru hanya mendapatkan sedikit gaji. Hahaha"

"Hahaha bekerja keras lah. Kurasa kinerjamu cukup baik untuk ukuran pemagang yang baru lulus. Oh ya... Ngomong-ngomong soal sewaan sebenarnya dibelakang rumahku ada rumah kosong yang tidak terpakai. Sebenarnya rumah itu sudah aku beli dari pemilik sebelumnya. Karena itu hanya sepetak rumah kecil di ujung rumahku dan penjualnya juga sedang membutuhkan uang jadi aku beli saja rumah mereka. Tapi sudah setahun ini aku di luar negri sehingga rumah itu tidak terurus. Kurasa bagus juga jika kau tempati jadi tidak sia sia aku membelinya dan juga sedikit menyeramkan bila rumah itu dibiarkan kosong terlallu lama. Mengingat setiap aku menengok keluar jendela kamarku dan terlihat gelap. Tapi sekarang bisa kau tempati dan akan sedikit lebih menyenangkan bila ada cahaya dirumah itu. Aku bisa merenov nya dulu sebelum kau tempati. Bagaimana?"

"Ngg tapi aku tidak ingin terlihat orang kantor kalau kau tinggal dengan bossmu. Ya kan. Hal itu pasti menimbulkan gosip aneh"

" Hahaha bukan masalah. Kau kan tidak tinggal seatap denganku. Kita beda rumah. Astaga tenanglah sedikit. Hahaha.."

"Oh ya dan untuk biaya sewanya.. ngg berapa aku harus membayar nya?" Ucap Mishia sambil menunduk dia merasa malu untuk menerima tawaran itu. Tapi dia juga membutuhkan dengan segera rumah sewaan itu. Dia tidak bisa terlalu banyak pilih2 lagi sekarang dan menyingkirkan gengsinya.

"Oh.. hmm untuk biaya sewanya bagaimana jika kupotongkan dari gajimu tiap bulannya saja?" Bukankah itu oke?

Segera Mishia menatap wajah bossnya itu dengan sumringah. Dia berterima kasih banyak atas kebaikannya dan dia mengatakan akan berusaha keras dalam pekerjaannya.

"Baiklah. Kau mau lihat2 dulu rumah itu sekarang? Aku akan mengantarmu sekalian" kata Josh

Setibanya di halaman besar gerbang rumah Josh, Mishia hanya bisa melongo melihatnya.

"Rumah sebesar ini kau tempati sendirian?"

"Well, iya. Karena ayah dan ibuku membeli rumah di luar negeri dan mereka kebanyakan menghabiskan waktu mereka disana. Mereka ingin pensiun kerja dan menikmati hidup"

"Mengerikan"

"Apanya?"

"Mmm kurasa aku akan takut jika harus tinggal sendirian di rumah sebesar ini. Dan pasti sangat sepi. Benar kan?"

Sambil merenung diam dan tetap menyetir masuk ke halaman rumahnya, Josh kemudian menjawab lamban. "Iya kau betul"

Melihat dari jawaban Josh, Mishia menjadi tidak enak karena sepertinya dia terlalu banyak mencampuri urusan bossnya. Sesaat tadi dia melihat sekilas tatapan Josh yang nampak memikirkan sesuatu dan termenung.

Hening...

Selama beberapa saat keheningan itu Mishia merasa kikuk.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di rumah utama milik Josh.

"Aku tinggal disini" ujar Josh memecah keheningan. Sambil tetap menyetir menuju ke bagian kanan rumahnya dan berbelok kebelakang bagian rumah itu. " Dan kau akan tinggal di sini"

Mereka tiba di bagian belakang rumah Josh. Disana terdapat sebuah rumah mungil yang nampak gelap namun manis. Rumah itu nampak indah meskipun sudah lama tidak ditinggali dan dalam keadaan gelap.

_______________________________________

Damon's pov

Setelah 2 hari kepergian Mishia, Damon semakin uring uringan. Dia tidak bisa konsentrasi mengurus pekerjaannya. Dia menyesal telah mengedepankan ego dan kemarahannya. Dia sangat merindukan gadis itu. Damon telah menugaskan bawahannya untuk mengawasi Mishia. Sehingga walaupun mereka sekarang berpisah, Damon tahu pasti dimana gadis itu berada. Dia ingin segera menjemput gadis itu. Tapi sebagian dirinya takut memaksa gadis itu kembali ke sini. Perasaan Damon sangat tidak karuan. Dia harus menyelesaikan beberapa pekerjaannya serta mengurus perceraiannya dengan istrinya sekarang ini. Damon sudah muak berpura pura dihadapan ayah mertuanya bahwa dia lemah dan membutuhkan merger dan saham mertuanya tersebut. Namun sekarang setelah perusahaan yang Damon bangun diam diam dibelakang mertuanya telah berkembang pesat. Sekarang ia merasa waktu yang tepat untuk mengajukan perceraian dengan istrinya dan melepaskan diri dari mertuanya yang angkuh tersebut.

Singkat cerita beberapa bulan kemudian Damon bertengkar hebat dengan mertuanya. Dia berhasil mengajukan perceraian ke istrinya dengan syarat bahwa dia akan mengembalikan saham perusahaan mertua nya yg dia ambil diam2 selama ini. Damon menyetujuinya. Karena itu memang siasat Damon sejak beberapa tahun ini. Dia tidak ingin selamanya terkekang oleh mertuanya tapi dia juga tahu bahwa keluarga istrinya tidak akan dengan mudah melepaskannya begitu saja.

Damon menyadari bahwa istrinya menyukainya dan terobsesi untuk memilikinya. Tapi Damon sama sekali tidak ada perasaan terhadapnya.

_______________________________________

Author's corner...

Sudab lama bgt sepertinya aku belum update lagi. Dikarenakan satu dan lain hal sehingga kdg belum keluar lagi inspirasi dan kdg disibukan dengan pekerjaan. Hehehe..

Btw. Aku lupa nama istri Damon. Wkwkw jadinya di part kali ini yang aku tulis disela2 kesibukanku dan curi2 waktu aku coba tulis seadanya dulu. Nanti aku cari lagi nama istri Damon. Hahaha. Saking lamanya belum update sampai aku lupa chemistry dan jalan cerita yg sejak awal aku ingin tunjukan ke pembaca. Maafkan ya. Menurut kalian sebaiknya aku buat Mishia berakhir dengan Damon atau Josh ya????? Mungkin beberapa saran dan masukan dari kalian akan membantuku. Hehe. Terima kasih atas support kalian.

Credit photo : rumah pemeran utama cowo di film secret garden korea. Rumah itu yang aq buat role mode rumah Josh  :)

PossessiveWhere stories live. Discover now