( Author )
Brak!!
"Lo kenapa sih?? Baru dateng udah marah-marah aja" ujar Edward yang kaget dengan ulah Vero yang melempar tas nya ke meja dan langsung menelungkupkan wajah dilipatan tangannya.
"Gue lagi sebel.." ujar Vero tanpa merubah posisinya.
"Kenapa?" tanya Aldrich yang ikut penasaran. Sedangkan Vero hanya diam tak membalas pertanyaan Aldrich
"Oh iya, gue denger-denger.. ada anak baru tuh di kelas XI IPA 2. Kata anak-anak lain sih tuh anak baru cantik, tapi gue gak tau bener apa nggak. Soalnya gue belum liat" ujar Ethan.
"Iya, gue juga tadi denger tentang anak baru itu. Dan juga kata-katanya tuh anak cuek banget. Tapi ya walau cuek banyak aja yg suka ama tuh anak karena dia cantik. Ntah gue juga, malah jadi penasaran pengen tau gimana tuh anak" timpal Edward.
"Cuek?" tanya Aldrich sekaligus heran yang dibalas anggukan kepala oleh Edward.
"Secuek apa sih tuh anak?" lanjut Aldrich dan Edward cuma mengangkat bahunya.
"Kenapa Niel? Lo tertarik denger kata cuek?" tanya Vero masih dengan posisinya.
Sahabat-sahabat Aldrich manggil Al pake nama kecilnya yaitu Niel. Sedangkan temen-temen yang lain manggilnya Aldrich. Kalian bingung? Hhh.. oke, nama dia Aldrich Daniel Peterson. Udah pada gak bingung kan?
"Hah? Nggak" jawab Aldrich dengan sedikit kebohongan.
"Baik-baikin gue dulu lo kalo mau deketin dia" Balas Vero yang menghadap ke Aldrich dan menunjukan senyum misteriusnya.
Aldrich, Edward dan Ethan cuma bisa melongo dengan ucapan Vero. Mereka berfikir apa maksud Vero bilang kayak gitu? Hah.. sudahlah biarkan saja dia berimajinasi dengan dunianya, fikir mereka.
*****
(Aldrich)
"Cafetaria kuy, laper gue" ajak Ethan saat bel tanda istirahat telah berbunyi.
"Gak sarapan lo?" tanya gue.
"Gak, lagi males gue sarapan dirumah. Suasananya lagi gak enak" jawabnya.
Kami pun berjalan bersama ke cafetaria.
"Lo kenapa sih? Dari tadi muka lo bete mulu? Gak biasanya lo kayak gini?" tanya Edward ke Vero.
"Hah? Eh.. ng.. nggak. Gue gak papa kok" jawab Vero.
Hem.. Vero aneh hari ini. Biasanya dia paling semangat tiap harinya. Walau kadang suka bersikap cool juga siih, tapi sekarang dia diem kayak lagi nyembunyiin sesuatu. Mukanya keliatan bete banget. Kira-kira siapa ya yang udah buat Vero kayak gini? Jadi penasaran gue..
Soalnya setau gue dia itu suka sama-
"Heh?! Lo kenapa ninggalin gue?! Kan gue udah bilang berangkatnya bareng sama gue. Lo ngeyel banget yah dibilangin?!" ujar Vero kesal kepada seorang cewe yang lagi duduk manis di salah satu bangku di cafetaria sekolah dengan meminum es coklat caramelnya. Kenapa gue tau itu minuman coklat caramel? Karena gue juga sering beli itu.
Karena terlalu asyik sama pikiran gue sendiri, gue sampe gak sadar kalo udah di cafetaria. Dan hebatnya, tuh cewe malah cuek aja sama omongan Vero barusan seakan-akan omongan Vero barusan bukan buat dia.
"Audrey?! Gue ngomong sama lo?!" kesal Vero.
Audrey? Kok gue baru tau ada anak yang namanya Audrey di sekolah ini? Apa dia anak baru? Kayaknya iya. Soalnya gue juga belum pernah liat dia disini. Tapi, kok Vero kayaknya udah kenal banget gitu yah sama dia? Emang si Audrey-Audrey itu siapanya Vero??
Lagi-lagi, tuh cewe gak menggubris ucapan Vero dan malah beranjak meninggalkan cafetaria dengan wajah dinginnya tanpa memandang ke arah Vero sedikitpun. Vero menahan kesal setengah mati, terlihat dari tangannya yang sudah terkepal. Tapi akhirnya dia cuek dan duduk di kursi yang tadi di duduki oleh cewe tadi dan memesan es lemon.
"Ehm.. lo gak papa kan Ver?" tanya Edward ragu-ragu.
"Hm.." balas Vero.
Hebat tuh cewe. Baru dia yang berani nyuekin Vero. Selama ini, gak ada yang bisa nyuekin Vero karena dia salah satu the most wanted di sekolah ini, ortu dia juga yang punya sekolahan ini. Sebenernya ortu gue sama dia yang punya nih sekolah, karena mereka ngebangun sekolah ini bareng-bareng. Makanya banyak yang suka sama Vero karena sifat dia yang ramah, tapi gak banyak juga yang ngedeketin karena cuma mau numpang tenar. Hem.. kayaknya gue mulai tertarik sama tuh cewe. Oke.. gue harus tau tuh cewe siapa.
*****
( Audrey )
Kenapa dia harus gangguin gue sih? Gak bisa apa dia biarin gue tenang sekali aja? Rese deh! Jadi balik kan gue ke kelas akhirnya. Huft..
"Hai Audrey.." ujar seorang cewe sambil tersenyum manis ke gue.
"Oh? Hai.." balas gue agak cuek.
"Gue Queensha Nata Vessalius, lo bisa panggil gue Queen.." ujarnya sambil mengulurkan tangannya ke arah gue dan tak lupa masih dengan senyumannya.
Gue pun membalas uluran tangannya.
"Queeeennn.. ya ampun lo tuh yah, kemana aja sih lo?! Gue cariin juga dari tadi tapi lo malah disini"
"Kenapa?" tanya Queen kepada cewe yang baru datang tadi.
"Ehm.. gak papa sih, kangen aja. Hehe.." jawab cewe itu lalu duduk di samping Queen.
"Gue kira ada apaan.. oh ya Audrey, kenalin ini Lefilita Aulia Arthur, panggil aja Aulia. Dia sahabat gue" ujar Queen.
Gue dan cewe itu pun bersalaman..
"Ehm.. oh ya Drey, gue boleh nanya sesuatu gak?" tanya Queen.
"Tanya aja" ujar gue cuek.
"Ehm.. tapi lo jangan marah yah" ujarnya takut-takut.
'Gue aja gak tau lo mau nanya apaan gimana gue mau marah?' Batin gue kesal.
"Hm" cuek gue.
"Ehm.. lo.. ada hubungan apa yah sama kak Vero? Sorry kalo misalnya pertanyaan gue rada aneh. Kalo lo gak mau jawab juga gpp kok" ujarnya sambil tersenyum pepsodent.
'Lah? Nih anak gaje amat?' Batin gue.
"Gak ada apa-apa" ujar gue malas.
"Emang kenapa? Lo suka sama kak Vero?" tanya gue.
"Eh?! Ehm, ng-nggak. Nggak kok, ahaha. G-gue cuma penasaran aja. Iya, penasaran. Soalnya tadi gue liat kejadian di kantin tadi antara lo sama kak Vero. Hehe.." ujarnya salah tingkah.
'Gak yakin gue kalo nih anak gak ada rasa ama kak Vero, hem.. tapi ya udahlah. Gak peduli juga gue..' batin gue.
*****
Hanya merevisi sedikit, cerita nya masih tetap sama kok. Dah itu aja intinya hehehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine
Teen FictionBerusaha tegar dan memendam setiap kesedihan serta kepedihan hidup ialah suatu langkah yang dilakukan oleh seorang Audrey agar bisa menjalanin kehidupan dengan tenang. Saat ini, Audrey kembali ke negara asalnya dengan harapan ada perubahan yang dapa...
