File 12

1.1K 169 6
                                    

Author POV

"Ima da!", [Name] melompat dari tebing.

Di bawahnya Erwin masuk ke gua dengan kaki terseok-seok.

Ledakan itu mengakibatkan bebatuan dan salju longsor menutupi mulut gua.

"Hah...hah...sst!", Shinigami meletakan jari telunjuknya di bibirnya.

Terdengar suara para pengejarnya yang ribut mencari mereka.

"Sudah pergi?"

[Name] mengangguk.

"Hah~", helaan napas keluar dari bibir mereka.

Shinigami membuat api unggun di tengah. Erwin bersandar pada dinding gua.

Pekerjaan yang penuh resiko.

"Biar kulihat lenganmu", [Name] menghampiri Erwin.

"Lenganmu bagai--akh!", Erwin teriak kecil saat [Name] mencabut panahnya.

"Tidak menyebar, kuambil racunnya"

Cup.

[Name] menghisap racun di lengan pria blonde tersebut dan meludah. Ia melakukannya 3 kali lalu ia menyuntikkan penawar.

"Buat pencegahan, cuma racun biasa",  [Name] membalut luka lengannya. "Ini luka sayatan", dan kakinya.

"Aku menembaki semua mobil saljunya dan mereka mengejarku dengan membawa pedang. Kakiku kena dan aku jatuh terguling", mata birunya tak lepas dari luka-luka [Name].

Keduanya diam.

Hanyut dalam pikiran masing-masing.

Erwin POV

Dirinya sendiri penuh luka.

Kenapa masih memperhatikan orang lain?

"Hei, kakimu terkilir", aku melihat kakinya lebam.

"Oh, kurasa saat jatuh tadi"

Santai sekali.

"Biar kuobati lukamu"

"Terserah, tapi jangan bergerak okay"

[Name] duduk di sebelahku dan aku mengobati lukanya.

Luka sayat, keningnya bocor? Apa kepalanya terbentur? Dan luka akibat bazoka tadi.

Kenapa ia senekat ini?

"Rencanaku kali ini gagal total"

Aku mendengarkan dia cerita.

"Yah, ini bukan pertama kalinya. Aku gagal membawa para korban tanpa luka. Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal?"

"Maaf waktu itu karena--"

"Tak apalah, aku tidak mau berdebat denganmu. Dan ini rencana terakhirku yang konyol. Aku tidak punya jalan lain, sampai ada yang menjemput kita"

Menjemput?

"Kau akan tahu nanti", dia menyandarkan dirinya di dinding. "Bisa sih kalau aku memaksa tapi aku tidak tahan dingin"

Perasaanku saja apa suaranya mulai pelan dan bergetar.

Aku melihat tangannya dan baru sadar ia tak memakai sarung tangannya. Terganti dengan perban.

"Mungkin aku akan diomeli si chibi lagi", [Name] memeluk lututnya.

Badannya gemetar menggigil kedinginan.

Apinya mulai menyusut.

"Hei, kau bisa cubit atau apapun yang bisa membuatku terjaga"

Please, Tell Me Why{Erwin Smith x Reader}Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin