Chapter 8

155 11 0
                                    

Kemudian mereka pergi berjalan-jalan sebentar menikmati pemandangan pantai di malam hari, sambil bercanda dan tertawa ria melepaskan segala beban di dalam tubuh mereka. Setelah lelah mereka akhirnya duduk di pesisir pantai, terlihat di lepas pantai terdapat pulau-pulau yang jaraknya berdekatan dan lampu-lampu bersinar menerangi pantai membuat suasana semakin nyaman.

"Ahh (melepas nafas panjang) Akhirnya aku ke pantai lagi setelah sekian lama harus mengurung diri dengan sesuatu yang tidak kuinginkan. Kamu tau gak? Dulu aku setiap minggu pasti ke pantai, aku ke mall, berbelanja, kuliner dan lain-lain, tapi semua itu sudah berakhir sekarang semenjak perusahaan ayahku bangkrut"

"Udahlah, manusia yang diatas tidak selamanya berada diatas, pasti dia sempat jatuh juga, tapi yakinlah suatu saat nanti pasti kamu berada diatas lagi, tetapi dengan kemampuan yang kamu miliki sendiri"

"Aku jadi rindu ayah dan ibuku di Indonesia, biasanya setiap libur semester aku pulang ke Indonesia, tapi sekarang untuk bertahan hidup pun disini sudah kurasa susah, bagaimana bisa aku balik ke Indonesia"

"Nanti kita balik sama-sama aja ya, kamu pulang aku pun pulang"

"Haha gimana bisa? Aku sudah bilang gak bisa balik ke Indonesia, kecuali aku harus bekerja selama 2 sampai 3 bulan lagi, sampai uang gajiku terkumpul"

"Kamu balik sama aku, biar aku yang urus masalah biaya, aku gamau pisah sama kamu, hmm.. hampir 3 minggu kita bersama, setiap hari bertemu tanpa terkecuali, sekarang kalau aku pisah denganmu, gimana aku menjalani hidup?"

"Hah? Kenapa ucapanmu jadi aneh? Kamu kurang tidur ya?"

"Dasar cewek gak peka, sia-sia aja ucapanku tadi yaa.." Kemudian Devano berdiri dan melanjutkan perjalanannya, sementara Carla masih duduk. Sebenarnya ia mengerti apa yang Devano ucapkan tadi, barusan Devano mengungkapkan perasaannya, namun Carla seolah-olah tidak menyadari hal itu, karena dia takut, nanti Devano semakin bertambah masalah yang dihadapinya. Saat menghadap ke kiri, Carla melihat 2 orang laki-laki berpakaian serba hitam menghampirinya dengan berlari. Carla yang melihat hal tersebut refleks berdiri dan berlari ke arah Devano. Carla merangkul lengan Devano dan Devano terkejut karenanya, setelah ia melihat ke belakang, barulah ia tahu penyebab Carla panik.

Mereka berlari sekencang mungkin untuk menghindari 2 orang lelaki berpakaian hitam-hitam tersebut, di suatu lorong-lorong pasar yang ramai, mereka juga berlari ditengahnya agar 2 lelaki itu kehilangan jejaknya. Kemudian mereka berdua bersembunyi di suatu gudang sempit penuh dengan jerami, nafas mereka keduanya masih terengah-engah.

"Kenapa mereka bisa mengejar kita?"

"Aku gatau tadi tiba-tiba mereka datang terus ngejar aku, terpaksa deh aku narik lenganmu"

"Yang penting sekarang kita selamat, sementara kita diam disini dulu sampai dirasa aman, kamu gapapa kan?" Posisi mereka yaitu dalam keadaan Devano merangkul Carla, dan jarak wajah mereka sangat dekat.

"Aku enggak kenapa-kenapa kok" Kemudian mereka saling bertatapan cukup lama, sampai akhirnya Carla mengalihkan pandangan. "Wah disini panas juga ya" (Kemudian mengibas-ibaskan tangan ke wajah)

"Kamu kepanasan?"

*

Wah apakah mereka bisa bisa bertahan di ruangan sempit yang penuh jerami itu?

Maaf kalau terlalu drama yaa haha..

Comment yaa for support me...

Hope you enjoy this, see you next chapter..

1 Bulan Misi RahasiaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ