Empat Belas

1.4K 66 4
                                    

Seorang perempuan dengan rambut bermodel curly sebahu itu sedang menyeret koper berwarna biru muda dengan ukuran yang cukup besar.

Kacamata yang bertengger dihidungnya arkhirnya berguna--selain untuk bergaya. Hari ini kondisi cuaca ibu kota jakarta sangat tidak terkondisikan.

Perempuan itu menekan nomor telepon yang sangat dihafalnya, kemudian tak lama panggilannya diangkat oleh seseorang dari arah seberang telepon.

"Sayang, kamu dimana? Aku udah sampai dibandara nih" Ucap perempuan itu sambil melihat kesana-kemari seperti mencari keberadaan seseorang

"Aku lagi dijalan, dikit lagi sampai. Kamu tunggu di pintu keluar aja, jangan kemana-kemana. Nanti aku jemput disitu" Ucap pria tersebut

"Yaudah deh, kamu hati-hati ya. See you sayang" Sang perempuan memutuskan panggilannya secara sepihak.

Ia terus menyeret kopernya dengan tergesa-gesa, sehingga secara tidak sengaja ia menabrak seseorang.

Brukkk

"Aduh mas! Kalo jalan tuh liat-liat dong! Udah tau ada orang didepannya, bukannya menghindar ini malah ditabrak! Gimana sih" Omel perempuan tersebut--yang tak lain adalah shazma.

"Eh kok situ malah nyalahin gue? Orang situ yang jalannya cepet-cepet terus nabrak gue, kenapa gue yang jadi dimarahin? Ada juga gue yang marahin situ, ini mah malah situ yang marahin gue! Wong edan!" Sahut lelaki tak mau kalah

"Udah salah, bukannya minta maaf ini malah nyari ribut"

"Heh! Yang nyari ribut teh saha?  Gue ngomongnya bener, elo yang sebenernya salah. Kenapa gue yang jadi diomelin?!"

"Haduh susah juga ya kalo ngomong sama rakyat jelata, gak mau ngalah" Sindir shazma.

"Ngapain juga gue ngalah sama modelan kek elo? Cantik aja kagak, blagu mah iya!" Ucap pria tinggi itu menantang

"Lo bilang gue blagu? Lo tuh yang belagu! Gak ngaca banget lo"

"Capek juga ya kalo ngomong sama cewek yang bedak dempulannya sampe 5 lapis, egois banget. Ahahaha" Pria itu menertawai perempuan yang ada dihadapannya dengan puas

"Kurang aja ya lo! Awas aja nanti" Ucap shazma mencebik, lalu ia berjalan meninggalkan pria itu yang masih puas menertawakan dirinya

"Tuh cowok siapa sih? Rese banget jadi orang! Nyebelin!" gerutu shazma sambil mengerucutkan bibirnya, sebal.

Ia mencoba untuk melupakan sejenak kejadian yang baru ia alami barusan. Sekarang yang berfokus untuk mencari pintu keluar, dan segera menemui pangeran impiannya, katanya.

Shazma mengambil tempat duduk yang berada dibawah pohon mangga, ia mengeluarkan handphonenya dari dalam sling bag, lalu mengetikkan sesuatu disana, kemudian memasukkan kembali handphonenya.

Tak lama kemudian, seorang pria yang berperawakan tinggi, berkulit putih, hidung mancung bak perosotan, turun dari mobil pajero sport berwarna hitam, kemudian berjalan menghampiri perempuan yang meminta dirinya untuk menjemputnya. Jika boleh jujur, sebenarnya pria itu--gibran, sangat malas kalau berhubungan dengan perempuan tersebut, namun dirinya tak berkuasa, maka dari itu lebih baik ia menuruti keinginan perempuan tersebut, daripada mencari masalah, dan pastinya akan berakibat fatal. Gibran tidak ingin itu terjadi.

"Udah nunggu lama?" Tanya gibran basa-basi

"Hmm, enggak terlalu sih" Gibran menganggukkan kepala

"Yaudah sini kopernya, aku masukkin dulu ke mobil. Habis itu, aku antar kamu ke apartemen" Tutur gibran sembari mengambil alih koper yang berada digenggaman shazma, lalu menyeretnya, dan ditaruhnya koper milik shazma dibagasi belakang.

My Teacher Is My BoyfriendWhere stories live. Discover now