MY BOSS : Chapter 2

2.4K 133 5
                                    


Seulgi menutup wajahnya dengan selimut begitu Diana menyemburnya dengan berbagai kalimat pedas.

"Lo gila. Kenapa ga sekalian aja tidur disana sampai pagi?" itu adalah kalimat kesekian yang telah di lemparkan Diana kepadanya.

Seulgi tidak menjawab, ia sangat bingung. Dan sial lagi sahabat satunya ini malah mempunyai pemikiran yang berbanding balik dengannya.

"Kalo ada apa-apa sama lo gimana, Gi? Gila, mana pulang ga ada daleman. Pokoknya gue ga mau nampung lo lebih dari 3 hari di sini." setelah mengatakan itu Diana membanting pintu kamarnya dari luar.

Seulgi perlahan menurunkan selimutnya. Wajahnya tampak membengkak, ia tahu jika Diana sampai sebegitu marah padanya. Ini memang akibat dari kebodohannya, ia persis seperti ABG yang di mabuk cinta.

Seulgi menghela nafas di tengah isaknya. Sadar Kang Seulgi..., Park Chanyeol itu melebihi standarnya, si sempurna yang mempunyai segalanya. Jangan samakan dia dengan Cinderella karena ia jauh berbeda, jika Cinderella si Nona yang di peralat, sedangkan Seulgi hanya si real upik abu yang beruntung bisa berada di posisinya sekarang.

Pintu kamar kembali terbuka tanpa ketukan terlebih dahulu, Diana datang bersama nampan yang berisi sepiring makanan dan air putih.

"Ya ampun, Gi!" Diana berseru khawatir dan segera menaruh nampan itu ke atas meja nakas, barulah setelah itu berhambur ke pelukan Seulgi.

"Pliss... Jangan gini." pintanya dengan sendu.

"Lo marah." Seulgi sesenggukan. "Gue malu, Na."

Diana ikut merasakan beban Seulgi, biar pun terkesan cuek Diana akan menjadi orang yang perasa untuk orang-orang terdekatnya.

"Gua ga marah, lo ga usah nangis deh..., jelek. Duhh.., Gi, mana bisa tahan gue kalo ngeliat lo begini."

"Na." panggil Seulgi setelah beberapa menit diam di sela tangisnya. Seulgi telah beberapa kali memikirkan ini, keputusannya sudah bulat.

"Hm?"

"Kontrak Gue beberapa hari lagi habis, gue rencananya nggak akan perpanjang kontrak, Na."

Diana terkejut. "Lo lagi nggak bohong,kan?"

Seulgi menggeleng, tekadnya sudah bulat. "Gue sudah malu Na buat nampakin diri gue di sana lagi. Gue juga sudah ngomong sama bagian HRD tentang keputusan gue ini."

Ya, rencana ini sudah ia utarakan kepada pihak HRD dari jauh hari sebelum peristiwa itu terjadi, dan dengan ditambah dengan adanya peristiwa itu membuat Seulgi malu.

Diana masih tidak setuju. "Tapi kehidupan ga semudah itu, Gi. Kalo udah nggak disana juga Lo mau kerja di mana?"

Seulgi mengulum bibirnya, "Gue punya tabungan, kayaknya gue mau buka usaha aja, Na." ucapnya dengan sedikit keraguan.

Diana menghela nafas, matanya menatap lurus pada Seulgi. Dengan serius ia memegang kedua pundak Seulgi dan berkata. "Gue pasti bakal dukung apa pun keputusan Lo."

Seulgi melemparkan sebuah senyum lega, matanya sedikit berkaca-kaca saat mendapat sebuah pelukan hangat dari sahabatnya itu.

•••~♥~•••


Seulgi dengan ragu menjejakkan kakinya di hari terakhir ia bekerja di gedung pencakar langit di depannya.
Ia tidak menyangka, kesalahan yang diperbuatnya dapat menyebabkan resiko seperti ini. Tidak jarang juga Seulgi merenung dengan sebuah fikiran perandaian yang seharusnya ia hindari sebelumnya.

Setelah mencoba menenangkan debaran di dadanya Seulgi segera masuk ke dalam. Di bagian receptionist, Wendy menyapanya dengan antusias, Seulgi tersenyum seperti biasa sebagai sebuah balasan ditambah dengan lambaian singkat. Setelah itu, ia langsung melanjutkan tujuannya.

END | MY BOSS - {ChanSeul}Where stories live. Discover now