BAB 7

104 7 0
                                    

Ketika ditengah jalan, hati Nana mencelos melihat dua insan yang sedang bermesraan dan ketika itu pula Alde berbicara

"Gila ya Le ortu jaman sekarang, mesra mesraannya gamau ngalahin anak muda"
Nana bungkam
Engga gitu Al

Hati seorang Aleina hancur seketika, dan ketika Alde dan Nana sampai didepan rumah Nana ternyata Bundanya pun sampai.

"Baru pulang kak"

"Iya bun, kenalin temen Nana"

"Oh iya saya bundanya Nana"

"Alde tante" sembari menjabat tangan Bundanya Nana

"Ditinggal dulu ya"

"Iya tante"

Tinggallah Nana dan Alde

"Ale"

Nana yang sedari tadi menunduk, langsung menghadapi Alde yang sedang menatapnya dengan rasa bersalah

"It's oke al"

Dan tanpa disangka Alde memegang tangannya Nana

"Let's cry le. Gausah ditahan, gue udah bilang kan"

Nana terus terusan menggeleng sembari menahan air matanya yang telah menggenang

"Ck. Susah banget dibilangin"

Alde langsung merengkuh Nana, Nana yang masih bergeming pun akhirnya pertahanannya luruh. Nana akhirnya untuk pertama kali menangis selain dikamarnya, di bahu seseorang yang baru ada di kehidupannya beberapa bulan belakangan ini. Alde terus mengusap punggung rapuh Nana
Serapuh ini lo le, Tuhan aku tidak tahu seberat apa bebannya. Bolehkah aku selalu ada disisinya seperti ini?

Keesokan harinya, Alde melihat Nana yang murung tetapi selalu mengusahakan tawanya yang terkadang membuat Alde terusik. Tetapi hari ini berbeda, Nana berusaha sekuat tenaga untuk menghindar dari Alde dan itu yang membuat Alde bingung

"Na" Salma melambaikan tangannya dihadapan muka Nana

"Woi Na" sekarang Langit menimpali
Akhirnya Nana sadar dari lamunannya

"Kenapa? Gimana gimana? Apa latar belakang yang mau dibahas?"

"Lo kenapa sih na?"

"Gue? Haha gue gak papa kok. Kenapa emang?"

"Dih baru nyadar, dari tadi lo ngelamun teroooos kenape sih?"

"Udahan yuk balik udah hampir gelap ini" kini Alde yang menengahi

"Yaudah ayok" seru Langit dan Salma

Ketika menuju parkiran,  Salma yang bareng Langit meninggalkan Alde dan Aleina

"Le, gue anter? Udah gelap juga"

"Oh gausah, gue naik angkot aja didepan"

"Beneran le ini udah gelap"

"Bener al, gue duluan ya"

Ketika Nana akan melangkah, Alde menahannya

"Kenapa Le?"

"Gue mau pulang Al, please"
Dan ketika itu angkot pun datang, dan Nana menepis tangan Alde

Alde tak tinggal diam, dan dia langsung mengikuti angkot itu dari belakang. Dan ketika di jalanan sepi, teriakan Nana terdengar

"Toloong!!"

Alde langsung menghadang angkot tersebut dengan motornya

"Turun lo bangsat!"

"Apa lo anak kecil? Berani lo sama gue?" Ucap supir yang sepertinya mabuk

Dan tanpa babibu Alde menarik supir dan teman temannya yang berada di belakang bersama Nana keluar dan langsung menghajarnya habis habisan

Bugh

Satu tinju terkena di pipi Alde yang membuat Nana ketakutan. Tetapi setelah berhasil melumpuhkan lawannya, Alde menuju Nana yang sedang memeluk lututnya sendiri

"Le lo gapapa kan?'

Nana tak menjawabnya, dan Alde menenangkan Nana dengan sisa sisa tenaganya

"Ini buat pipi lo" Aleina menyodorkan sapu tangan miliknya dan Alde langsung mengambilnya

"Thanks"

Nana beranjak
"Mau kemana?"

"Gue mau pulang al"

"Lo sama gue, gue anter"

"Gausah, gue naik ang.."

"Apa? Angkot lagi? Lo galiat yang barusan apa? Please Le sekali ini aja lo nurut sama gue please" sela Alde dengan nada lirihnya

"Gue gapapa Al"

"Gue yang kenapa napa, gue yang takut lo kenapa napa Le. Setelah kejadian barusan, kalo gue gak ada lo gak selamat kali le. Jangan belagak kuat, gue mohon!" Alde meninggikan suaranya yang membuat Nana menunduk

"Hei, kita bicara ya?" Alde melembutkan suaranya, dan beruntungnya Nana mengangguk

Alde membawa Nana ke taman terdekat

"Gue ada salah sama lo?"

"Lo ga ada salah apapun sama gue Al"

"Terus kenapa hari ini gue ngerasa lo ngehindar?"

Nana menoleh dan air mata mulai menggenang, dan yang membuat Alde terkejut adalah Nana menangis kali ini tanpa menepis dan tanpa harus dipaksa olehnya

"Kata lo, gue gak boleh nahan tangisan gue lagi kan?"

Alde mengangguk

"Gue malu sama lo Al, selama beberapa bulan kebelakang gue selalu nyimpen ini sendirian dan sekarang ada orang asing tau tentang keresahan gue"

Alde mengusap punggung Nana dan membiarkan gadis disampingnya ini mengeluarkan unek uneknya

"Gue.. gue khawatir semua ketakutan gue akan terjadi Al. Gu..gue" Nana semakin sesenggukan, yang membuat alde merengkuhnya

"Sssttt.. udah udah gausah dilanjut gue gak akan maksa lo buat cerita kok"

"Makasih Al"

"Sans bosq, balik yok!"

Dan Alde langsung mengantarkan Nana, sebelum Nana masuk Alde memegang tangan Nana

"Le, janji satu hal sama gue"

"Janji apa?"

"Gak usah ngerasa malu sama gue lagi, jangan ngehindar lagi, dan kalo lo mau nangis lagi dan butuh telinga kabarin gue ya?"

"Tapi kenapa al?"

"Karena lo takdir dari Tuhan yang sedang gue cari apa makna dibalik Tuhan mempertemukan gue sama lo"
Al, please

HOPE(less)Where stories live. Discover now