BAB 10

79 5 0
                                    

Pukul 3 shubuh Aleina sudah bangun. Dia memasak makanan yang cepat dimasak seperti nasi goreng dan sarden. Setelah selesai, dia membangunkan seluruh teman temannya. Yang pertama keluar adalah Alde

"Udah masak aja Le"

Nana mendengus melihat Alde yang sedang mengucek matanya

"Cuci muka dulu dong Al, jorok ah lo"

"Ilaah ngga cuci muka aja masih ganteng kok gue le, ntar ae cucinya"

Belum sempat pantatnya mendarat di kursi makan, Alde telah diseret Nana ke wastafel dan Nana langsung mengusapkan air ke mukanya Alde. Pemandangan itu sukses membuat keempat kutil yang baru keluar dari kamarnya masing masing iri dan misah misuh

"Astagfirullahaladziim ini masih pagi punten inimah punten mata gue udah ternoda" Langit yang mulai berseru dibalas anggukan ketiga kutil lainnya

Alde dan Nana langsung menoleh dan Nana refleks menjauh

"Yee bukannya gitu, si Alde tuh jorok mau langsung makan aja belom juga cuci muka"

"Ya gustiii ibu kost udah mulai cereweeeet" teriak Salma yang sedang mencepol rambutnya dan akan duduk di kursi mereka akan makan

"Eitsssss"
Nana dengan sigap mencegat

"Lo lo pada juga belom pada cuci muka, cuci muka sekaraaaang!"

Perintah Nana yang langsung dituruti keempat kutil ini dengan ogah ogahan. Dan Alde yang melihat itu tersenyum geli melihat keperfeksionisan Aleina Putri Diredja

Mereka makan sarapan kepagian ini karena Mas Haris akan menjemput mereka untuk mengantarkan mereka jalan jalan dan bersenang senang. Sepertinya ini adalah hari yang sangat panjang untuk mereka

Selesai makan, mereka menuju kamar masing masing untuk melaksanakan shalat dan bersiap siap untuk mandi

Tepat pukul 5:30 pagi, Mas Haris telah sampai dan siap menjemput keenam kutil ini. Sekitar satu jam perjalanan, akhirnya mereka sampai. Kelelahan mereka terbayar oleh panorama yang disuguhkan Candi Borobudur dan mentari yang mulai menunjukan dirinya. Mereka berenam memutuskan berpencar untuk menikmati keindahan Candi Borobudur ini

Langit sedang mengabadikan salah satu keindahan yang termasuk 7 keajaiban dunia ini. Dia memotret dengan pro nya, jiwa fotografernya muncul. Dia memotret dari berbagai sudut. Dan ada yang menarik perhatiannya, diarahkan segera lensa kameranya dan
Jepret

Langit yang puas dengan hasil gambarnya tak sadar bahwa Salma telah berada disisinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit yang puas dengan hasil gambarnya tak sadar bahwa Salma telah berada disisinya. Dan kelika langit menoleh

"Nugelo siah aing reuwas!"(gila ya, gue kaget!) Teriak Langit yang masih mengusap dadanya

"Apaan tuh artinya?"

"Gausah ngerti lo cebol"

Salma mencebikkan bibirnya
"Lo liat apaan sih? Sampe sampe gue dateng lo ga sadar"

"Lo mau tau?"

"Mau mau" anggukan antusias Salma membuat Langit gemas

"Tuh" Langit menunjuk kebawah

Salma membulatkan matanya
"Oemjiiiiiiii oemjiiiii"

Langit langsung membekap mulut rombeng Salma
"Eh si ogeb ntar ketauan, ayok ah"

Langit langsung menggenggam tangan Salmaa

"Ishh lepasiiin"

"Ngga, takut lo ilang"

"Emang gue anak kecil apa?"

"Dimata gue sampe kapanpun lo akan tetep jadi anak kecil. Dan gue suka itu"

Jawaban Langit bagaikan petir di pagi hari yang membuat Salma terbengong Gue suka itu, gue suka itu terngiang ngiang di telinga Salma

Sementara itu, Alde dan Nana sedang menikmati panorama indah ini tiba tiba Alde penasaran akan sesuatu

"Le"

"Ya?"

"Kalo misalnya ada orang yang ingin ada disisi lo terus, lo bakal gimana?"

"Bersyukur gue mah yang pasti"

"Terus terus" mata Alde sangat berbinar

"Rahasia ah"

"Ish ga asik lo Le" Alde bersidekap yang mengundang tawa renyah Nana

"Lah baper! Fine gue kasih tau mau tau ga?" Tawaran Nana langsung membuat Alde luluh dan mengangguk

"Persis yang lo tau Al, gue gakbisa seutuhnya percaya. Bukan engga, mungkin ya belom seutuhnya percaya kalo ada yang mau tetap stay disisi gue setelah tau masalah gue gimana. Cuma gue pasti merasa bersyukur kalo misalnya dipertemukan dengan seseorang yang rela berjuang menghadapi badai di masa yang akan datang bareng bareng sama gue"

"Kalo gue Le?"

Aleina tak menjawab pertanyaan Alde, ia hanya tersenyum

"Gue mau lo tau satu hal, jangan meragukan hati seseorang Le. I'll wait buat jawaban lo, gue bukan cuma butuh jawaban tapi gue juga butuh kepercayaan dari lo bahwa gue bisa ngadepin yang kata lo badai itu nantinya" senyum Alde yang terlihat kecewa

"Al sorry"

Alde beranjak tetapi sebelum Aleina sempat menyusul ternyata keempat temannya telah menghampirinya

"Lah itu si Alde mau kemana?"

"Gatau, gue mau ke mobil aja ya" jawaban Nana yang membuat Salma mengernyit

"Hei, lo fine Na?" Tanya Salma yang menyusul Nana

Aleina tak menjawab dan hanya terus memperbesar dan mempercepat langkahnya agar segera sampai di mobil

Sekitar 30 menit kemudian mereka semua sudah ada di mobil. Tentu dengan suasana hati Alde dan Nana yang sama sama buruk. Langit, Rico, Ilham dan Salma sepertinya paham situasi dan mobil pun menjadi sepi tidak seperti biasanya

"Malioboro kuy?" Tanya Rico memecah keheningan

"Kuy" teriak Salma, Langit, Ilham

"Al, Na?" Tanya Langit memastikan

"Ayo" Nana menjawab sembari tersenyum

"Ngikut gue mah" jawab Alde yang enggan mengalihkan pandangannya dari luar jendela

Akhirnya mereka menuju malioboro yang sangat indah, mereka berenam mulai berjalan jalan keliling keliling dan posisinya sekarang Aleina dan Alde berada di barisan terakhir
Aleina yang sedang melamun pun merasa tangannya digenggam dan menoleh mendapati Alde yang sedang menatapnya

"Sorry" kata Alde lirih

"Sorry gak seharusnya gue ngomong gitu ke lo, sorry gue udah ga ngejaga perasaan lo Ale" lanjut Alde yang masih menatap Aleina

"Gapapa, gue juga minta maaf. Janji jangan marah kaya gitu lagi? Gue takut Al"

"Gue juga takut Ale" genggaman tangan mereka semakin kuat








Handphone Alde bergetar




Diva is calling

HOPE(less)Where stories live. Discover now