2; Garden

1.1K 177 8
                                    

Taman indah penuh dengan bunga dan cinta, namun banyak kisah terkikis dari taman itu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Taman indah penuh dengan bunga dan cinta, namun banyak kisah terkikis dari taman itu. Taman yang selalu menjadi pacuan sebagai penenang.

Suzy membawa sebuah kopi dalam gelas kertas, minuman murahan yang biasanya di minum karyawan saat lembur itu kini berada di tangannya. Dia berjalan memasuki ruangan General Manager. Semua orang seketika mengintip di balik kaca untuk menyaksikan sang penyihir mengeksekusi seseorang seperti membunuh seekor nyamuk.

Jika Bae Suzy sudah memasuki ruanganmu bukan berarti dia menyapa atau sekedar mengatakan semangat namun berarti dia akan mengeksekusi mu dan menendang dirimu dari perusahaan karena dia tidak akan pernah memberi kesempatan kedua pada siapapun.

"Heol tidak ku sangka, jika Manager Kim lah yang korupsi." Celetuk Sana, salah satu staff.

Suzy menatap Manager yang sedang bekerja karena Manager itu tidak menghiraukannya perempuan itu segera menyerangnya dengan kopi tadi sehingga membuat si Manager terkejut dan langsung menunduk, "Saya tidak bersalah, tolong ampuni saya." Manager Kim bersujud dan meminta pengampunan.

Suzy tersenyum apatis, "Sudah pernah melihatku memberi kesempatan kedua?" Dia segera memutar badan dan saat Suzy berbalik seketika seluruh staff yang mengintip langsung kelabakan kembali ke kubikel masing-masing.

Suzy melihatnya sekilas, dia menatap staff yang tidak berani menatapnya. "Bekerjalah dengan benar, jika tidak. Kalian bisa menjadi selanjutnya yang kuperlakukan begitu." Sorot mata Suzy terlihat dingin dan penuh keseriusan dalam setiap kata yang diucapkannya.

Well, dia tidak suka bermain-main.

"Kurasa Presdir harus merasakan jatuh cinta, dia terlalu dingin dan diktator." Komentar Sera yang diangguki seluruh staff.

Dia acuh tak acuh pada komentar orang lain karena itu tidak akan menguntungkan nya dari segi materi. Orang boleh menyebutnya tidak punya hati, ular, atau pembunuh berdarah dingin sekali pun dia tidak akan peduli karena kembali lagi pada pemikirannya bahwa komentar jelek terhadap nya tidak akan berpengaruh pada sahamnya, jika orang lain mengomentari Suzy dengan buruk dan itu akan membuat sahamnya naik justru dia akan senang dikomentari buruk dengan apapun,  sekalipun tetapi jika dia memikirkan komentar orang lain terhadapnya itu justru akan berdampak pada perusahaan dan perusahaan tidak akan berada di bawah kendalinya lagi karena dia terlalu sibuk memikirkan komentar orang lain. Lebih baik dari dia ini dia tidak peduli karena tidak akan menguntungkan bersikaplah tidak peduli dan jadi orang yang sedingin es maka itu akan membuatmu dihargai oleh siapapun.

Suzy adalah perempuan sensitif. Dia tidak menyukai aroma yang menyengat dan juga pakaian dibawah kewajaran yang berlaku, bukannya pemilih namun itulah dia karena dia benci orang lain yang beraroma menyengat dan pakaian minim.

"Ah sial, otakku jadi sempit." Suzy tiba-tiba berhenti saat melihat cafeteria yang ramai, sedari tadi ia berjalan mengelilingi kantor untuk sekedar beristirahat dari berkas-berkas menyiksa. Namun saat melihat jam makan siang dan cafeteria ramai, pasti karyawan itu bergosip berbeda dengan Suzy yang lebih memilih menghabiskan jam makan siangnya di ruangannya berkutat dengan komputer atau kertas-kertas bertinta hitam yang perlu tanda tangannya.

"Suzy? Apa yang kau lakukan?" Sera datang entah dari sudut mana kini wanita yang 6 tahun lebih tua dari Suzy itu berdiri disebelahnya.

Suzy terperanjat kaget dan mendelik kesal, "Apa-apaan! Aku terkejut, bodoh."

Sera mengangkat jarinya dan membentuk tanda peace sebagai permintaan maafnya, "Sorry, aku baru melihatmu memperhatikan karyawanmu."

"Mereka sibuk bergosip, pantas sahamku turun 0,5%" Tutur Suzy kesal.

Sera mendesis, "Kau adalah manusia yang gila kerja dan semua harus serba sempurna, dasar penganut perfeksionis!"

Suzy tidak peduli, toh mereka bekerja untuknya agar mendapatkan uang bukan? Suzy memberi mereka uang dan seharusnya mereka memberi tenaga dan otak untuk memajukan perusahaan.

"Sudahlah, aku lelah berdebat. Aku akan pulang lebih dulu."

Sera menatap kepergian Suzy, semenjak empat tahun lalu hidup perempuan itu berubah drastis karena banyaknya beban di hidupnya. Suzy tidak bisa mempercayai siapapun karena sejak lahir dia sudah digariskan untuk tidak memiliki orang yang bisa dipercaya karena bisa menghancurkan Grey Company.

Sebagai salah satu pemegang saham, Sera sangat tahu kinerja perempuan muda yang menjabat sebagai Presdir itu. Suzy sangat kompeten dan handal dalam mengatur perusahaan, dia sangat membanggakan dengan prestasi yang diraihnya. Namun saat memasuki usia 20-an Suzy menjadi pribadi yang berbeda, dulu Sera melihat ada cinta di matanya yang ceria dan sekarang semua hanyalah tatapan waspada takut orang akan menerkamnya dan menghancurkan perusahaan.

Bae Suzy. Perempuan itu terluka dengan tanggung jawab ini.

Drrrrttt...

Ponsel Sera berbunyi, dia menggeser ke atas tombol hijau yang muncul pada layar ponselnya.

"Ya, Myungsoo?"

"..."

"Ahh! Aku lupa, mungkin malam ini?"

"..."

"Tenang saja, aku tahu seleramu. Mawar orange bukan?"

"..."

"Satu tangkai dengan pita. Berarti cinta pertama dan satu-satunya."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
T B C

The Perfectionist GirlDonde viven las historias. Descúbrelo ahora