8; The Gun

1K 175 5
                                    

Suzy memakai pelindung telinga model headphone, serta kacamata hitam yang berguna untuk melindungi matanya. Suzy menghirup banyak udara sebelum mengambil peluru dan pistol hitam yang menemaninya sejak remaja.

Perempuan itu menjaga jarinya berada di luar pengaman pelatuk, lurus dan rata pada sisi pengaman. Suzy memegang pistol dalam keadaan siap tembak setelah memasukan peluru, ia memantapkan genggaman pada senjata dengan tangan yang lain setelah itu dia memastikan kedua ibu jari tidak menghalangi penutup geser atau hammer. Kemudian, Suzy berdiri dalam jarak tembak yang tepat. Ia mensejajarkan pembidik depan dan belakang dengan mengatur pernapasan, Suzy memarik pelatuk dan terdengar bunyian nyaring.

Suzy tersenyum skeptis, dia meletakkan pistol itu sekaligus melepaskan sarung tangan hitamnya. Suzy berjalan menuju teleskop hitam yang ia persiapkan, ia melihat dengan jelas bahwa tembakannya tepat sasaran.

"HATCHI!!!" Suzy menoleh, dia menemukan Min Ah dengan selimut doraemon dan hidung yang di sumbat dengan tisu serta mata yang memerah.

"Ada apa denganmu?" Tanya Suzy.

Min Ah menggelengkan kepalanya, "Tembakanmu semakin hari semakin berkembang pesat, aku tidak tidur semalaman karena para petinggi sibuk menghubungiku lalu aku memutuskan tidur beberapa menit dan ternyata temanku ini tidak menutup pintunya sehingga tembakan itu mengejutkanku lalu aku mengalami mimisan!"

Suzy tercengang, Min Ah terlihat sangat tidak sehat dengan wajah tak berpoles make up itu dan wajahnya yang memerah terlihat seperti seorang gelandangan jalanan.

"Istirahatlah di rumah, aku akan berangkat sendiri," Tukas Suzy, dia berjalan menuju kayu besar bercorak yang ia desain sendiri untuk menggantung coat ataupun mantel.

Suzy mengambil coat berwarna cokelat muda, dia juga mengambil tas Gucci kesukaannya.

"Tunggu, aku ikut." Min Ah melempar selimutnya namun Suzy mengabaikan Min Ah yang lari.

"Kunci seluruh pintu, jangan biarkan dia keluar sampai sembuh total." Suzy berucap pada salah satu pengawalnya, pengawal tersebut mengangguk sebagai jawaban.

•••

Hari libur adalah hari favorit semua orang, namun bagi Suzy hari libur adalah hari emas untuk bekerja. Biarlah orang menyebutnya workaholic dia tidak peduli toh sahamnya tidak naik.

Serta bagi karyawan yang bekerja di hari libur, Suzy akan memberikan beberapa bonus dan bagi yang sering bekerja di hari libur juga lembur dan pekerjaan selesai cepat maka Suzy akan memberikan tiket liburan mewah ke berbagai penjuru dunia. Maka dari itu di hari weekend masih ada saja karyawan berkeliaran di kantor.

Suzy menikmati kopi dengan asap mengepul itu, dia sedang duduk di kursi belakang kantor yang sengaja dibuat untuk menenangkan pikiran. Suzy melihat pohon maple yang dia tanam kini memasuki musim gugur dan tentu saja banyak daun maple berjatuhan.

Daun itu berwarna oranye, sangat cantik di mata Suzy.

Dering ponsel mengalihkan minat Suzy dari pohon, dia meletakkan cangkir kopinya dan meraih ponselnya lalu melihat id caller yang tertera.

Kang Min Ah.

Suzy memilih tombol merah sebagai jawabannya, bukan berarti dia marah tetapi Suzy ingin Min Ah beristirahat dengan nyaman.

Suzy mengambil kembali cangkir kopinya namun ponsel berlogo apel itu kembali berbunyi, dia pikir Min Ah ternyata nomor yang belum tercatat di kontaknya.

Suzy mengangkat telepon itu, "halo?"

"Halo, benarkah ini dengan Bae Suzy?"

"Ya, saya sendiri."

"ah kami dari perusahaan XXX dan kebetulan anda membuat taman di tanah kami, kami ingin meratakan taman itu untuk kepentingan produksi namun nenek di sebrang berkata taman itu di rawat olehmu?"

Suzy tercengang, taman yang sering ia kunjungi adalah pemberian Myungsoo. Walaupun dia sudah berakhir dengan pria itu, bukan berarti Suzy juga akan mengakhiri taman itu.

"Tunggu sebentar, aku akan kesana untuk bernegosiasi."

"Ah baiklah nona, kami tunggu."

The Perfectionist GirlWhere stories live. Discover now