Mimpi Buruk

1.8K 233 43
                                    

"Kenapa kamu mengenakan baju itu?" tanya ibuku sambil meletakkan kedua tangannya di pinggang.

Aku menatapnya bingung. Aku memakai celana panjang khaki dan kemeja putih. Menurutku ini sudah lebih cukup dari cukup untuk menghadiri sebuah pertemuan makan malam.

"Bukankah Mama sudah meletakkan baju di kamarmu?" tanyanya lagi.

Aku mendesah "Beam tidak akan mengenakan jas dan dasi ke acara makan malam biasa" tolakku.

Ibuku berdecak dan mendekat padaku "Ini bukan makan malam biasa Beam. Dia adalah putri seorang Perdana Menteri"

Aku mendesah dan menutup mataku. Mencoba menahan emosiku. Ibuku adalah pemilik farmasi terbesar di Thailand. Aku tidak tahu apa lagi yang dia rencanakan kali ini. Menurutku kekayaan yang kami miliki sudah lebih dari cukup untuk menghidupi tujuh keturunan kami.

"Sekarang cepat ganti baju!" perintahnya.

Aku tidak ingin berdebat dan berjalan ke kamarku. Membuka semua bajuku dan memasang baju pemberian ibuku. Aku menatap ke cermin ketika memasang dasiku. Sebuah bekas terselip di bahuku. Satu-satunya bekas yang dia tinggalkan. Aku menyentuh bekas tersebut dengan jemariku. Suara Pria tadi malam kembali teringang di telingaku.

"Manis....sangat manis..."

"Seksi"

"Semua akan baik-baik saja"

Aku menatap tubuh bagian bawahku. Shit. Dia bereaksi hanya dengan memikirkan pria itu.

"Beam!! Beam!!" teriakan ibuku sambil memukul pintu kamarku. Ibuku membuyarkan lamunanku dan membuat adik kecilku kembali normal hanya dalam hitungan detik. Aku menghela nafas panjang dan memasang dasi di leherku cepat. Tadi malam adalah malam terbaik dalam hidupku, setelah ayahku meninggal. Tapi, kejadian tadi malam tidak mungkin terulang. Jadi aku memutuskan untuk mengubur pikiranku tentangnya jauh-jauh.

Malam ini, aku akan kehilangan kebebasanku. Sepenuhnya. Aku menarik nafasku dalam dan menatap bayanganku di cermin.

"semua akan baik-baik saja Beam" ujarku sambil memperbaiki letak dasiku

"ini juga akan berlalu" ujarku sebelum akhirnya keluar dari kamar.

"Ini terlihat lebih baik" jawab ibuku senang sambil menatapku. Dia menggandeng tanganku dan menarikku keluar dari apartemenku.

*****

Bella Jamornhum. Aku tidak mengenalnya dan tidak mau tahu orang seperti apa dia. Tapi ibuku terus menceritakan tentangnya nonstop selama perjalanan.

"Kamu bisa memfollow instagramnya. Lihat. Dia cantik bukan?" ujar ibuku. Aku melirik gambar yang dia perlihatkan sekilas. Aku sama sekali tidak tertarik.

"Ehm..." jawabku malas "tapi Beam tidak punya sosial media" jawabku.

Ibuku menatapku terkejut "Kalau begitu buatlah" ujarnya.

"Bella adalah net idol. Dia pintar bermain musik, juara di kelasnya, populer" ujar ibuku "jika kamu tidak bisa menyaingi pergaulannya bagaimana kamu akan menarik hatinya" tambahnya.

Aku mendesah "mungkin nanti" jawabku. Lagi pula, siapa yang ingin menarik hatinya.

Aku akan meminta Phana untuk membuatkan akun bagiku. Mendengar deksripsi ibuku, Phana mungkin tahu soal bella.

Supirku menghentikan mobil di depan lobi hotel. Aku mengikuti ibuku masuk ke dalam lift.

"ck...tidak bisakah kamu tersenyum sedikit?" protesnya "banyak pria yang ingin menjadikan bella pasangan mereka. Tapi begitu dia melihat fotomu, perdana menteri langsung menyukaimu. Jadi jangan menyia-nyiakan wajah tampanmu"

Perseus dan AndromedaWhere stories live. Discover now