第三

214 54 33
                                    

BIZARRE.

Sebuah botol kaca kecil berisi cairan hitam diberikan kepada Kieun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah botol kaca kecil berisi cairan hitam diberikan kepada Kieun. Entah apa yang Xiaojun berikan padanya. Ia menggenggam erat botolnya, takut akan hilang. Ia teringat ucapan yang Xiaojun katakan tadi.

'jangan sampai botol ini hilang. Minumlah saat tengah malam pada bulan penuh, jangan minum sekarang langsung, akibatnya berbahaya, kamu tidak ingin tau'

'memangnya apa yang akan terjadi?'

'sudah aku katakan, kamu sama sekali tidak ingin tahu. Aku sudah peringatkan"

"o-ok.."

"oh ya, satu lagi. Saat kamu minum waktu bulan penuh, jangan lupa tusuk jari telunjukmu, masukkan darahmu dalam botolnya setelah meminumnya"

"h-hah? M-menusuk jari?"

"iya, if you dont do it, selamat, dirimu akan disiksa hidup-hidup dan nggak akan mati sama sekali. Mengerikan banget kaan!"

"i-iya, nanti aku nggak akan lupa. Tapi, kenapa harus menusuk jari?"

"ada deh, tusuk aj nanti"

"emm, o-ok"

"bagus"


Jujur, Kieun sangat penasaran akan akibatnya. Namun, karena sudah diperingatkan oleh Xiaojun ia mencoba menghilangkan rasa penasarannya.

"bulan penuh 3 hari berikutnya, jadi beberapa hari lagi Mei.." Kieun tampak berpikir dengan wajah serius dipasang.

Kieun mengacak rambutnya fustrasi. "kenapa sih nggak dihidupin aja waktu aku bangun?" Kieun berdecak kesal, mengerutkan keningnya.

Tangannya merogoh kantongnya mengambil botol yang diberikan padanya dari Xiaojun. Matanya menatap lekat cairan hitam pekat yang mengisi botol kecil itu.

It looks a little bit absurd. Kieun sama sekali tidak tau apa yang akan terjadi padanya setelah meminum cairan itu. Bagaimana jika ia akan mati? Bagaiman bahwa ini hanyalah sebuah kebohongan belaka yang dibuat oleh Xiaojun? Bagaimana jika ini semua hanyalah sebuah ilusi?

Kepala Kieun mulai pusing akibat memikirkan kemungkinannya. Ia takut, takut sekali dengan apa yang akan ia hadapi. Ia belum siap menerima kenyataannya. Adiknya yang sekarang hidup sendirian sekarang.

What really is going on?

•••°•

3 hari yang Kieun bebankan terlewat begitu cepat. Hari yang ia tunggu-tunggu telah tiba, ia akan melewatkan semua ini sendirian tanpa bantuan. Bagaimana jika ia mengacaukannya?

Rasanya ingin mati saja.

Tapi kan, Kieun memang sudah mati.

Kieun memukuli kepalanya, bodoh. Ia lupa bahwa dirinya memang sudah mati.

"masih ada 10 jam lagi sampai tengah malam.." Kieun menatap clock tower di jantung kota yang menunjukan jam 2 siang.

Helaan nafas berat terdengar dari Kieun. Ia belum bisa menerima ini. Tangan Kieun bergerak mengambil jarum yang tersimpan di kantongnya. Terlihat tajam berkilau, siap menusuk jarinya jam 12 malam ini.

Dalam hati ia berdoa untuk apa yang akan terjadi, bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"i can do this! Sepuluh jam lagi dan aku akan kembali hidup!" dengan mata yang memancarkan kebinaran ragu ia berdialog sendiri.

•••°•

11.55

Lima menit lagi jarum jam terlihat memutar ke arah jam dua belas.

Kieun menatap ragu jam kota. Belum bisa menerima bahwa waktu berjalan begitu cepat, tidak bisa dibuangkan begitu saja untuk merenung. Jantungnya berdegup kencang, keringat dingin terkumpul di pelipisnya. Perutnya yang mulai merasa mual bercampur aduk.

Mata berbinarnya mencari tempat yang tepat untuk meminum cairan itu. Tempat dimana rembulan malam bersinar dengan angkuhnya di tengah langit. Maniknya terhenti di atas gedung balai kota. Tepat dimana bulan penuh bercahaya. Memang di seoul balai kotanya megah sekali.

Oh iya, karena tubuhnya sudah mati dan sekarang hanya jiwa Kieun yang hidup, ia bisa terbang.

Kakinya melompat di langit, berenang di udara mencapai atap paling tinggi balai kota. Udara dingin malam menyapu badannya kala ia terbang. Helai-helai rambutnya berterbangan acak dengan angin malam.

Badannya mulai turun, jari-jari kakinya mulai menyentuh dingin semen atap balai kota membuat badannya merinding sedikit. Sedingin beribu es batu.

Mata berbinarnya menatap kembali jam kota yang arah jarum jam menunjukkan pukul 11.59. Satu menit lagi, satu menit lagi ia akan hidup. Satu menit lagi.

Ding dong!

Pukul 12.00 malam tertunjuk. Dengan cepat Kieun membuka botolnya dan meminumnya dengan perasaan beradu. Tangannya bergetar hebat memegang botol yang sedang ia minumkan. Rasa pahit menjular di mulutnya, berpindah ke tenggorokannya dengan rasa perih membakar. Kieun terbatuk beberapa kali, mengeluarkan cairan hitam kemerahan dari mulutnya. Matanya membulat terkejut, apa yang terjadi?

Degup jantung Kieun mencepat, jarum yang ia simpan dalam kantong ia keluarkan. Dengan sigap menusuk dalam jari telunjuknya, menahan rasa perih yang dialaminya.

Nafas Kieun mulai terputus-putus. Tenggorokannya mulai sesak, seperti sedang diisi air. Paru-parunya terisi dengan entah apa. Nafasnya semakin mempercepat, semakin sesak Kieun rasa. Cairan aneh terus keluar dari mulut Kieun, matanya juga mulai menangis cairan aneh yang sama. Kieun terbatuk-batuk. Semakin lama nafasnya semakin sesak. Wajahnya mulai membiru kehabisan stok udara. Tangan dinginnya memukul dadanya yang semakin sesak, tangan kanannya menutupi mulut mencoba memberhentikan cairan yang semakin banyak keluar.

Matanya menangis dengan cairan hitam kemerahan. Ia takut. Ia takut. Ia takut. Ia takut...

Kepalanya teras akn pecah. Penglihatannya mulai buram, ditambah dinodai cairan. Badannya jatuh di atap, ambruk tak berdaya dengan darah dan luka luka, memar biru mengungu yang tiba-tiba memenuhi badannya.

Kieun tidak menyadari bahwa dirinya hanyalah dimanfaatkan oleh Xiaojun yang sama sekali tidak berniat membantunya sejak awal mereka bertemu.

Dirinya hanyalah boneka yang dipakai untuk sementara.

•••°•

Hai, kalo kalian bingung kapan hyunjinnya muncul, chapter empat bakal muncul kok. Tenang saja.

BIZARRE.   hyunjinWhere stories live. Discover now