第四

164 43 17
                                    

BIZARRE.

Bau khas obat rumah sakit menyeruak. "Bau ini lagi.." dalam hati Kieun berkata.

Dengan pelan matanya membuka, membiarkan cahaya matahari menusuk indra penglihatannya. Mata lebarnya hanya diam menatap dinding rumah sakit. Pemandangan ini lagi.

"Lo... Udah bangun?"

Pertanyaan ini lagi!

Kieun melirik lelaki yang didekat ranjangnya dengan samar, ia cukup tampan *uhuk*

Kieun mengangguk lemah, seluruh badannya terasa kaku dan lemas. Lengannya terasa pedih saat di gerakan. Ia hendak membuka mulutnya untuk berbicara.

"A..ir t-tolong.." Suara terdengar serak dan tajam. Seperti batu yang digoreskan pada besi. Tenggorokannya terasa amat pedih ketika ia mencoba untuk berbicara.

"Ah– iya maaf, tunggu bentar gue ambil" Lelaki itu beranjak cepat dan mengambil air gelas dan pipet. Ia terlihat seperti lelaki yang baik.

"N..nama k-kamu s-siapa?" Kieun dengan susah payah berucap.

Laki itu menjawab pendek, "Hwang Hyunjin, kalo lo siapa?" Hyunjin datang memberi air gelasnya kepada Kieun.

"kim Ki..eun" dengan gumaman kecil yang masih bisa didengarkan oleh Hyunjin, air yang Hyunjin ulur ia terima dengan baik. "T..erima kasih.."

"Oh.. oke"

Atmosfir terasa canggung dan kaku. Kieun bergerak tak nyaman, ia tak suka keadaan seperti ini.

"K..apan a-aku di..sini?" Akhirnya Kieun memutuskan untuk membuka suara, ia tak sanggup dengan suasana ini!

"Eh– emm, gimana ya? Gue nemu lo di tengah jalan lsgi dalam kondisi pingsan. Badan lo terlihat kayak dipukulin dan digoresin jadi gue bawa Lo ke rumah sakit"

"Oh" hanya itu yang bisa Kieun jawab, ia masih trauma saat meminum cairan aneh yang diberikan Xiaojun sialan itu. Perasaanmu terasa seperti sedang disiksa hidup-hidup. Kieun tak tahan mengingatnya.

"Siapa pukulin Lo?"

Kirun diam. Bagaimana bisa ia menjawab sementara tak ada yang sama sekali memukulinya? Jadi Kirun hanya diam menggeleng kepalanya mengatakan bukan siapa-siapa.

"A..ku bukan d-dipukulin, c..cuman jatuh a-aja.." mencoba memakai nada yang meyakinkan. Alasan yang bodoh, bagaimana bisa seseorang yang mempunyai memar di seluruh tubuhnya dan bekas cakaran namun dibilang jatuh? Tidak masuk akal.

"Betul? Gue masih ngga percaya nih. Mungkin aja Lo korban abuse kan?"

"I..ya, b-betul kok! B-bukan siapa-siapa!"

"Ya udah, kalo gitu gue pergi ya. Nanti gue telat kuliah lagi"

Kieun tak menyadar waktu dan menatap jam dinding di dinding kamar inapnya. Pukul 10.34. Selama itukah ia tertidur? Sebentar- hari ini tanggal berapa?

"H-hyun..jin! H-hari ini t..tanggal bera..pa?" Suaranya susah sekali keluar dengan betul, tenggorokannya sangat sakit saat berbicara namun ia memaksa dirinya untuk berbicara.

"Tanggal 13 Mei, kenapa?"

Pandangan Kieun berubah menjadi terkejut, sudah berapa lama ia tertidur?

"T-tanggal berapa k..amu nemuin a-ku?" Kieun bertanya pelan.

"Em, kalo ngga salah... Tanggal 6 deh"

Kieun terdiam, segitu lam kah ia menemukannya. Jika tidak salah, ia meminumnya saat tanggal 1 mei.

"O.. oh"

Mereka berdua kembali canggung lagi. Suasananya kembali kaku. Hyunjin menatap jam tangannya sekilas, mulai panik melihat arah jarum jam menunjukkan.

"E-eh, kieun gue harus pergi nih, ada kuliah kelas siang gue. Maaf ya.." wajah hyunjin terlihat bersalah.

"G-gapapa kok.. a-aku bisa s..sendirian"

"Yaudah kalo gitu, gue pergi ya" tampang bersalah masih melekat di wajah hyunjin.

"I-iya.. g..apapa, t-terima kasih u-udah rawat aku.." dengan canggung kieun berterima kasih, menhindar kontak mata dengan lelaki di depannya.

"Iya, gapapa kok. Yaudah ini gue betul betul mau pergi ya, dah" hyunjin melambai kecil kepada kieun, mengulas senyum semu padanya.

Kieun menatap punggung hyunjin sampai hilang di balik pintu, tersenyum mengingat betapa khawatirnya hyunjin melihat kieun. Sepertinya ia orang baik. Iya, sepertinya.

Kieun melamun, menatap dinding putih bersih khas rumah sakit. Cukup gila jika kalian berpikir logis tentang apa yang terjadi pada kieun. Kieun melamun sampai tidak sadar bahwa seseorang muncul di sampingnya.

"Melamun apa hayoo?" Suara laki laki menginterupsi lamunannya.

Kieun menoleh terkejut, melebarkan matanya melihat xiaojun dengan santai terduduk di sofa kamar.

"X-xiaojun?! Kenapa kamu disini?" Suara kieun keluar dengan lancar, tidak seperti tadi yang berbicara patah parah. Ia terkejug sendiri.

"Hehe, mau bilang sesuatu sama kamu. Tenggorokan kamu udah aku sembuhin, masih sakit nggak?" Xiaojun berkata, menyentuh leher kieun untuk beberapa detik.

Tenggorokan kieun yang tadi terasa seperti dibakar mulai mendingin dan hilang perlahan, raut wajah kieun berubah menjadi lega.

"Makasih. Kamu mau bilang apa tadi?" Kieun menyentuh lehernya, takut ada luka atau apa.

"Oh ya.. kamu tadi ada ketemu hyunjin ya? Hehe" xiaojun tertawa kecil, senyuman di wajahnya. Kieun tidak suka dengan aura yang xiaojun pancarkan.

"Iya, kok kamu tau?" Kieun mulai curiga, jangan jangan, hyunjin sama seperti xiaojun?

"Enggak kok, hyunjin bukan kayak akuu~ dia seperti kamu hihi.. dia juga pernah mati" senyum xiaojun semakin mengembang setiap kata yang ia keluarkan.

"M-maksudnya?" Raut wajah kieun jatuh.

"Itu loh~ hyunjin juga pernah mati, lalu memilih pilihan satu. Kamu ingat kan? Hidup sekali lagi untuk setahun, ini udah bulan ketiganya.. sepertinya dia udah bisa hidup dengan mereka sekarang"

"Mereka.. siapa?" Kieun bertanya pelan.

"Hm? Oh, nanti kamu tau sendiri"

"mereka siapa?" Kieun semakin mendesak xiaojun untuk bicara.

"Betul kamu mau tau? Nanti kamu nyesal loh"

"Iya!"

".. monsters, monsters will fill your life from now on. Semoga kamu bisa bertahan!" Xiaojun tersenyum seperti orang mabuk, sebelum menghilang menjadi debu hitam.

¤'''¤

YEY BIZARRE UPDATE ♡

bakal update ketika udah 15 votes.


BIZARRE.   hyunjinWhere stories live. Discover now