Chapter 9

2.6K 219 28
                                    

Tangan yang dingin menyentuhnya membuat sensori-sensori dingin permukaan kulit menimbulkan getaran aneh ketika menyentuh lengan mulusnya.

Menatap sang oniks tajam, emerald itu tidak mengerti bagaimana rupa yang tercermin dalam diri kelam itu. Wajah rupawan yang selalu ia kenang sepanjang kenangan mudanya, membuat emerald itu mendecih lirih.

Suara bariton yang tenang dan dalam itu membuatnya harus memutar otak agar tak terbius oleh candunya. Setiap kata yang terucap dari oniks itu mampu membuat emerald tersiksa bahkan kata-kata terakhirnya pun yang didengarnya pastilah salah.

"Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan. Tentangmu juga tentangku."

Emerald itu rasanya ingin tertawa keras-keras. Apa maksudnya, sih dengan mengatakan kalimat seperti itu?

Haruno Sakura—si emerald yang mulai berkilat—melepaskan tangan yang menghalaunya dengan lembut. Sebenarnya ia ingin saja melepas paksa tapi melihat keadaan nanti, lengannya pasti akan dipaksa ditarik kembali.

"Untuk apa?"

Uchiha Sasuke—si empunya oniks yang memukau—menaikan sebelah alisnya bingung. Melihat raut datar mantan istrinya itu dia jadi salah mengucapkan kata atau dia tidak ingat telah mengatakan kalimat yang tidak ditata di otak jeniusnya itu?

Sakura tersenyum miring, melihat ke sekeliling koridor yang masih dipenuhi oleh fans-fans dari acara musikal. Dia harap anaknya—Haruno Yuki tidak bosan menunggunya dan dia harus beramah tamah dengan orang-orang banyak yang mengaguminya.

"Sasuke," panggil Sakura pelan hingga menyadarkan Sasuke yang masih bergelut dengan dirinya sendiri, "Kurasa tidak ada yang perlu kau tanyakan padaku. Semua sudah jelas hingga tidak ada sebuah pertanyaan yang harus kau ajukan padaku. Yang kau maksud dengan 'tentangmu dan tentangku' itu adalah perasaan bukan?"

Sakura sedikit menyingkir karena seseorang sedikit menyenggolnya dan oleng ke arah Sasuke—dan ia sedikit melihat pergerakan aneh pada Sasuke, sepertinya Sasuke tadi hendak menolongnya.

"Aku sudah sejak dulu tahu bagaimana tentang perasaanmu padaku Sasuke," Sakura sedikit menunduk menyembunyikan ekspresi wajahnya yang sedikit terluka. "Tak usah kau perjelas pun aku mengerti. Dan mengenai perasaanku sendiri padamu... Tenang saja."

Sasuke terperangah. Wanita dihadapannya ini tersenyum begitu lembut dari terakhir mereka bertemu di kantor Sakura 6 tahun lalu. Senyuman yang hampir sama yang membuat Sasuke berpikir keras dengan arti dari sebuah senyuman itu.

"Otou-chama?" panggil seorang bocah laki-laki di antara mereka berdua.

Sasuke dengan cepat menoleh pada putranya. "Kau sudah selesai?" tanyanya dengan ekspresi yang sulit ditangkap oleh Sakura karena beberapa anak poni Sasuke menghalangi wajah tampannya.

Uchiha Natsu mengangguk singkat. Mata selangit birunya menatap Sakura yang tengah tersenyum. "Sakura-basan," panggilnya dengan wajah tersipu.

Sakura sedikit berjongkok agar sejajar tingginya dengan anak itu. "Hai, Natsu. Maaf, ya kemarin Akashi-kun tidak sempat berpamitan padamu."

"Um! Tidak apa-apa," geleng Natsu. Wajahnya bersemu lebih merah saat wajahnya ternyata sejajar dengan wajah Sakura.

Natsu bisa mencium parfum yang Sakura pakai, wanginya tidak terlalu menyengat dan begitu manis. Entah kenapa kalau melihat Sakura, Natsu sering kali gugup dan wajahnya memerah. Ah, apa dia menyukai Sakura, ya?

"Nah, Sasuke," Sakura bangkit dari jongkoknya dan merapihkan sedikit anak rambut yang berantakan. "Kupikir tidak ada lagi pembicaraan yang harus dibicarakan oleh kita."

Bukan Kisah KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang