40. Welcome School, Iqbaal

3.1K 504 62
                                    

Devano keluar dari mobilnya bersamaan dengan (Namakamu). Gadis itu segera berlari memasuki gedung sekolah setelah berpamitan kepada Devano, membuat pria itu mengerutkan dahi bingung. Dengan langkah lebar, Devano segera menyusul (Namakamu) yang ternyata sudah berada jauh di depannya.

Seisi koridor yang pagi ini sudah di penuhi oleh siswa-siswi ini memandang setiap langkah yang Devano ambil. Pria berkaki panjang itu mulai menaiki anak tangga satu persatu. Kelas anak kelas dua belas semuanya berada di lantai dua.

'Wah! Bagus!'

Devano menatap (Namakamu) yang berdiri di depan kelasnya dan kemudian memasuki kelasnya dengan wajah berbinar. Devano yang penasaran akhirnya melangkah menuju kelas gadis itu. Ia penasaran apa yang sebenarnya gadis itu puji.

'Welcome back, Iqbaal!'

Tulisan itu tertulis jelas di papan tulis dengan gaya penulisan yang menggunakan gaya tipografi. Devano beralih menatap (Namakamu) yang tampak sedang berterima kasih kepada seorang pria seumurannya.

"Makasih ya udah bikinin ini. Iqbaal pasti suka banget sana kejutan kita." Ucap (Namakamu) antusias.

Jujur, terselip kecil kebahagiaan Devano mendengar (Namakamu) menyebutkan nama Iqbaal dengan antusias. Namun perasaan takut kehilangannya lebih mendominasi. Ia senang jika Iqbaal dan (Namakamu) sudah berbaikan. Tapi ia juga tidak bisa berbohong bahwa ia sekarang takut (Namakamu) akan melupakannya.

Devano menghela nafas panjang dan melangkahkan kakinya menuju kelasnya. "Dev, jangan berlebihan. Semuanya bakal baik-baik, aja. Lo harus yakin." Gumamnya menyemangati diri sendiri.

Di sisi lain, (Namakamu) tersenyum lebar memandang tipografi yang temannya buatkan untuk Iqbaal. Hanya dengan bermodalkan spidol hitam, merah, dan biru papan tulis kini terhias. Untung hari ini guru akan ada rapat, jadi kelas akan kosong sampai istirahat.

"Udah baikan sama Iqbaal?"

(Namakamu) menoleh dan menatap Bastian yang berada di ambang pintu. Pria itu melangkah santai mendekati (Namakamu) dan memandang papan tulis dengan kagum.

"Cuma kayak gini Iqbaal pasti udah seneng banget." Ucap Bastian kemudian menatap (Namakamu) dengan senyuman lebar.

"Kenapa?" Tanya (Namakamu).

"Karena lo (Namakamu). Makanya dia bakal seneng banget dapet kejutan kecil kayak gini." Jawab Bastian yang kemudian mengacak rambut (Namakamu).

🍃🍃🍃

"Welcome School, Baal!"

Iqbaal yang masih berada di ambang pintu kelasnya tertawa pelan melihat seluruh teman sekelasnya menyambutnya dengan antusias. Ia menatap satu persatu teman-temannya yang masih bersorak senang menyambutnya. Tak lama kemudian, manik mata hitamnya menatap (Namakamu) yang berdiri di tengah-tengah teman-teman sekelasnya. Gadis itu tersenyum lebar ke arahnya. Tak lama kemudian, gadis itu melangkah mendekatinya.

"Udah sembuh?" Tanya (Namakamu) dengan sebelah alis terangkat.

Iqbaal mengerutkan dahinya bingung, sebelum akhirnya mengangguk. "Iyalah. Kalo belum gue nggak akan masuk sekolah." Ucapnya.

Setelah itu, (Namakamu) tersenyum lebar. "Welcome School, Iqbaal." Ucap (Namakamu).

Iqbaal terdiam sejenak menatap (Namakamu) sebelum akhirnya tersenyum dan mengacak rambut gadis di hadapannya gemas. Seisi langsung bersorak kegirangan melihat Iqbaal dan (Namakamu).

"Ciee.. ciee.. Balikan, nih!" Ledek teman-teman sekelasnya yang membuat Iqbaal dan (Namakamu) melotot.

"Ih! Apaan, sih? Siapa yang balikan coba. Jadian aja nggak." Ucap (Namakamu) yang aslinya salah tingkah.

𝐊𝐈𝐀𝐌𝐀𝐓 𝐊𝐄𝐂𝐈𝐋 𝐇𝐀𝐓𝐈𝐊𝐔 ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin