Malam ini ku bercengkrama dengan rindu, malam - malam sebelumnya pun begitu.
Aku bergelak tawa ; batinku
Obrolan pun semakin hangat,
Antara aku dan rindu.Rindu berbisik sembari tersenyum tipis “Bersabarlah menghadapi ku, aku hanyalah perantara menuju definisi bahagia yang hakiki”.
Aku tak berdaya di bunuh jarak, di tikam waktu
Di setiap malamnya.“Keluarkan aku dari penjara ketidak berdayaan ini !“. Bantah ku.
Seperti menggenggam bayang - bayang
Berinteraksi melewati dimensi yang biasanyaAku danau hening yang menunggu daun jatuh di musim gugur
Aku lah doa – doa.Lalu rindu berbisik menenangkan“Kelak aku akan lenyap, dan kau pun akan tersenyum riang. Tetaplah percaya !”.
Aku luluh lantah mencair tak berbentuk lagi
Aku yang masih menunggunya
Dan merindu.
(30 Oktober 2018)
Gambar:https://www.edunews.id/wp-content/uploads/2017/02/ilustrasi-gambar-puisi-gerbang-kerinduan.jpg
KAMU SEDANG MEMBACA
Perihal Cinta
PoetrySenyawa-senyawa kesatuan, membentuk koloni. Abu-abu, Pelangi, Bahkan albino Lebih-lebih jika sebuah transparansi