16. Terdengar Retakan

142 13 1
                                    

Ingin mengetahui lebih dan bertanya banyak.
Namun aku sadar, memangnya aku punya hak apa untuk itu?

-Luchia


Selama diperjalanan tidak ada obrolan yang menarik, dan sekarang Frhans telah memarkirkan mobilnya di halaman.

"Kita dimana?" Tanya Luchia bingung.

"Menurut lo?" Frhans malah bertanya balik.

Luchi berdecak kesal, "maksud gue ini rumah siapa?" Tanya Luchia lagi, "katanya mau nonton, kok malah kesini? Atau jangan-jangan lo mau nyulik gue ya? Mau tebusan berapa lo? Lo nyulik gue karena gue cantik imut manis kek gulali biar uang tebusannya gedek, kan?" Ceplos Luchi mengada-ada.

"Gak ada untungnya gue nyulik lo!" Ketus Frhans cuek.

"Yaudah ayo masuk," ajak Frhans keluar dari mobil mengajak Luchi masuk kerumahnya.

"Frhans! Tungguin kek!" Teriak Luchia.

"Siapa Frhans?" Terdengar pertanyaan seorang wanita parubaya yang keluar menyambut kedatangan Frhans dan Luchia.

"Adeknya Roy, ma" jawab Frhans.

Wanta itu tersenyum ramah kearah Luchia, begitu pun sebaliknya.

"Luchia, tante" salam Luchi memperkenalkan dirinya.

"Adeknya Roy ya? Ayo-ayo silahkan masuk," ajak Mamanya Frhans.

Luchi mengangguk tersenyum sopan.

***

Luchia menunggu Frhans mengambil laptop dikamarnya. Mata gadis itu melihat-lihat foto-foto yang ada diruangan tempat ia menunggu tersebut.

Terlihat foto Frhans saat kecil dengan ukiran tawa lucu dari bibirnya, ada juga foto Frhans saat wisuda Taman Kanak-kanak sampai SMP, Selain itu ada foto Frhans yang menggigit medali emas sambil memeluk bola basket, dan terakhir fotonya bersama Mamanya.

"Ngapain lo?" Terdengar suara yang menyebalkan dari arah tangga.

"Cuma liat doang kok," jawab Luchi lalu duduk disofa.

Frhans duduk disamping Luchi sambil menghidupkan laptopnya. "Mau nonton apa?" Tanya Frhans.

"Apa aja" jawab Luchi.

Frhans mengangguk dengan mata melihat layar laptop dan jari-jarinya yang berkutik dengan mouse.

"Foto bokap lo mana?" Tanya Luchi ingin tahu, sebanyak itu foto yang dipajang diruangan tersebut tak ada satupun ia lihat foto Frhans bersama ayahnya.

"Lo mau minum apa? Gue buatin" Frhans mengalihkan pembicaraan dan Luchi menyadari itu.

"Gue sih suka jus mangga, lo ada mangga gak? Sekalian gue juga suka keripik kentang," jawab Luchia tak tanggung-tanggung.

"Banyak maunya lo!" Ketus Frhans.

Luchi tersenyum melihat wajah Frhans, sebelumnya saat Luchi bertanya tentang ayahnya, Frhans terlihat menunduk kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Yauda lo tunggu disini, gue beli cemilan dulu buat lo" ujar Frhans.

Luchi menarik tangan Frhans, "gue cuma bercanda kalik, gak usah repot-repot!" Tolak Luchia tak enak.

Dalam DiamWhere stories live. Discover now