III

13 1 0
                                    

   Aksara masih terpaku dengan bukunya. Walau yang sebenarnya pemikiran aksara tidak terlalu fokus terhadap bukunya. Pemikirannya selalu berpusat hanya pada sosok pria yang ada di belakangnya yang sedang duduk bersama oji. "Apakah ini mimpi? Ahk sepertinya tidak? Tapi ini seperti mimpi!." Ujarnya dalam hati

"Aksara!!" Panggil oji. Yah dia sahabat aksara oji prwiranto hanyan dia sahabat pria yang aksra punya. Tetangga baik hati yang selalu ada untuk aksara. Bahkan hanya oji yang tau masalalu aksara.

"Apa." Oji merasa ada yang aneh dengan sahabatnya ini tidak seperti biasanya. Oji yakin pasti ada yang di sembunyikan oleh sahabatnya ini.

"Kamu kenapa?." Aksara hanya menggelengkan kepalnya. Lalu segera beranjak pergi ke perpustakaan dengan harapan untuk menangkan pemikirannya.

"Perpustakaan sara?." Tanya senja yang di balas anggukan oleh aksara.

"Ikuttt!!!." Rengek senja.

"Ayok!."

    Aksara pun pergi ke perpustakaan. Mengelilingi rak-rak buku. Entah buku apa yang ingin ia baca padahala di tangan nya ada buku novel baru .

"Aksara.. hari ini kamu aneh!." Aksra hanya mengerutkan keningnya

"Aneh kenapa?."

"Aneh saja. Dari tadi saat anak baru yang dari jakarta itu datang si apa namanya Ak..?."

"AXROLLON!." Ketus nya. Senja yang mendengarnya hanya mengerucutkan bibir nya merasa kesal deng aksara.

"Ihkk... aksara bukan tapi aks.."

"AKSAN Senja!." Senja pun melebarkan bola matanya yang telah bebinar.

"Aaaaa.. iya Aksan!." Ucapnya girang."nama kamu sama dia hampir sama yah kaya sodara kembar AKSANRA Aksan dan Aksara" jelasnya panjang lebar. Aksra hanya memutar bola matanya.

"Hhussh.. kalo ngomong!. Sodara kembar dari mana sih?!." Senja hanya menyengir menampakan gigi putihnya yang tersusun rapih.

"Tapi.. aks.."

"Udah jangan bahas!." Sinisnya. Senja hanya mengerucutkan bibirnya kesala dengan sahabat nya ini.

    Aksara masih terpaku diam. Jika ia ditanya apakah aksara bahagia dengan datangnya sosok yang di rindu rindukan selama ini? Jawabnya adalah Ya. Aksra jelas sangat bahagia kerinduanya sudah terbalas. Harapanya yang dulu ia bayangkan tuk mendengar suarnya dan dekat dengannya sudah terlaksanakan. padahal aksara sendiri sudah agak  mulai terbiasa tanpa kehadirannya dalam kehidupannya. Lantas kenpa dia datang? disaat aksra sudah mulai terbiasa tanpa kehadirannya. Dan  mungkin saja ini  menjadi episode awal dalam kehidupan aksara. Aksara hanya tersenyum kecut memikirkan apa yang akan terjadi hari esok? Huuuh..Aku harap hari hariku lebih berwarna dari sebelumnya. Ucapnya sambil tersenyum.

AKSANRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang