Tragis.

48 0 0
                                    

Kita adalah satu
Yang sekarang ditakdirkan untuk menahan rindu
Pernah bahagia bersama
Dan kini hanyalah merajut asa
Entah kapan ini bisa kembali seperti semula
Sudah lelah bibir dan hatiku mendoa
Pada sang pencipta
Entah mengapa aku jadi putus asa
Dan memilih untuk berpasrah saja
Kadang ini terlalu berat
Hingga aku ingin sekali menyayat
Dan kini telah menjadi kebiasaan
Ketika tangan ku tak mampu menggengam
Menahan sejuta emosi
Yang hanya ditahan oleh seorang diri
Bingung entah ke siapa ingin ku beri
Segala rasa sakit ini
Aku memilih untuk dipendam sendiri
Hingga akhirnya aku ingin mengakhiri diri
Sudah lelah aku atas apa yang terjadi
Jika tuhan masih melihat bahwa ada aku
Ia akan mebuang segala pilu
Tapi mungkin aku tidak terlihat
Dipikir rasa sakit ini hanyalah tipu muslihat
Kuberitahu rasanya
Seperti menggegam beribu jarum ditangan
Menahan dada yang selalu sesak akibat panah yang terus menusuk dalam
Hingga jantung yang kini berdegup seperlunya
Menunggu kapan ia dapat beristirahat
Hingga tak berdegup lagi
Meninggalkan segala rasa sakit
Meninggalkan diri yang rapuh
Meninggalkan berjuta emosi.
Ini bukan puisi terakhirku
Aku menuliskan segala yang ada sesuai dengan hati
Apa yang mau ia utarakan
Namun bibir tak mampu berkata
Dan mata hanya bisa menangis
Dan menepikan diri hingga berakhir tragis.

Nanti akan kusampaikan Where stories live. Discover now