Monday

14.4K 1.3K 63
                                    

Semua orang itu sama saja. Melihat penampilan luar seseorang terlebih dahulu. Laki-laki akan melihat wajah seorang wanita lebih dulu. Kemudian akan melihat bagian tubuh mereke terlebih lagi pada bagian dada.

Terus perempuan juga tidak berbeda jauh. Mereka pastinya melihat wajah dulu kemudian bagian tubuh lawan jenisnya.

"Dia manis."

Aku melihat ke luar jendela kelas dan melihat dua orang siswi yang melambaikan tangannya ke arahku. Aku tidak yakin apa mereka melambai padaku. Tapi saat aku balas lambaiannya mereka memekik gembira.

Dasar wanita cuma melihat dari luarnya saja. Setelah mereka tau sifat asli lelakinya mereka tidak ingin lagi hubungannya berlanjut.

"Ternyata kau tidak seperti yang aku bayangkan."

Aku hanya diam saja mendengarkannya. Ini sudah sering terjadi bagiku. Bukan hanya satu wanita seperti orang yang di depankh ini saja.

"Kau berbeda dengan bayanganku-"

"Aku tidak ada yang berubah. Hanya kau saja yang melihatku dari sisi yang berbeda. Kau hanya memandang wajahku saja tanpa ada yang lain"

Aku lihat wanita di depanku ini terdiam. Aku pasti sudah menusuknya sampai dia tidak tau harus mengatakan apa lagi.

"Aku ingin kita putus!"

"Aku bosan."

Tanpa peduli banyak orang mulutku terbuka lebar menguap karena rasa kantuk yang tidak dapat ditahan.

Buk

Kepalaku tiba-tiba saja dipukul dengan keras oleh seseorang. Aku menoleh dan mendapati salah satu teman sekelasku yang baru saja memukulku.

"Jaga kelakuanmu bodoh. Kau itu memang tampan dan manis tapi kau juga harus menjaga kelakuanmu itu. Diputusin lagi nanti," omelnya padaku.

"Aku sudah diputusin kok."

Menyebalkan, aku jadi mengingat kejadian semalam gara-gara siswi yang duduk di depanku ini.

"Benarkah? Apalagi sekarang?" tanya siswi itu penasaran.

"Dia bilang aku tidak seperti yang dia bayangkan. Memangnya apa yang dia bayangkan sih tentangku selama ini? Dasar cewek aneh."

Yeri teman sekelasku itu cuma mengangguk saja. Dia mengulurkan tangan ke depan wajahku dan mencubit kedua pipiku. Perempuan di depanku ini memang suka sekali mencubit pipiku. Dia bilang pipiku seperti kue beras berisi kacang kesukaannya.

"Haechan, Yeri! Ayo kita pesan pizza."

Satu lagi teman sekelasku yang mendekati tempat dudukku. Dia membawa brosur makanan cepat saji di tangannya.

"Kalian mau yang mana?"

"Aku terserah saja lah."

"Aku sekarang mau makan ayam."

Yeri dan Jaemin melirikku yang baru saja mengutarakan keinginanku.

"Kenapa?"

"Tidak ada. Sekarang mana duit kalian?"

"Yaa- aku pikir kau yang akan mentraktir kami."

Seven Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang