Monday-Tuesday

8.2K 1.2K 132
                                    

Monday

Haechan merasa begitu bosan dengan pelajaran terakhir. Dia begitu mengantuk mendengar penjelasan guru yang berada di depan. Ingin tidur juga percuma karena tidak lama lagi jam terkahir akan selesai. Mungkin sekitar 15 menit lagi dan Haechan merasa waktu 15 menit itu terlalu sedikit buatnya tidur.

"Apa kau sudah menyatakan perasaanmu pada Mark?"

Haechan yang semula menatap jendela kelas kini beralih ke depan. Bukan buat mendengarkan penjelasan gurunya. Melainkan pada kedua siswi yang duduk di depannya. Haechan merasa tertarik mendengar nama Mark disebut.

"Tidak, ada yang mengatakan padaku Mark sudah menerima seseorang menjadi kekasihnya untuk minggu ini."

"Benarkah? Tapi aku tidak melihat Mark dekat dengan orang mana pun. Saat jam istirahat Mark makan bersama teman-temannya bukan dengan kekasih barunya."

Haechan semakin tertarik mendengar pembicaraan dari kedua siswi itu. Ternyata Mark memang begitu populer dikalangan siswi-siswi di sekolah.

"Aku juga tidak tahu. Tapi teman sekelasnya bilang Mark sudah memiliki kekasih. Aku akan menembaknya minggu depan saja."

Ternyata siswi disekolahnya itu begitu tergila-gila dengan si ketua osis. Haechan akui Mark itu memang memiliki wajah yang tampan rupawan. Terus sebagai ketua osis tidak hanya wajah yang dinilai, tetapi keaktifan dan kepintaran diri juga. Dan Mark Lee memiliki semua itu. Dia aktif di berbagai klub dan meraih peringkat 2 paralel.

"Baik anak-anak, pelajaran hari ini cukup sampai di sini. Pertemuan berikutnya akan ada kuis jadi siapkan dengan baik-baik."

Baru juga senang pelajaran sudah berakhir malah dijatuhin lagi. Haechan yang mendengar itu mendengus kesal, mau apapun itu dia gak akan belajar. Dia sudah cukup pintar hanya untuk kuis biasa. Asalkan kalian tahu ya, Haechan itu termasuk murid yang pintar. Dia berada diperingkat ketiga di kelas. Jadi gak kalah juga kan Haechan sama si ketua osis Mark Lee.

"Mark ada di depan kelas kita!"

Haechan menoleh mendengar ucapan Yeri dan benar saja Mark ada di depan pintu kelasnya. Wajah tampannya berhiaskan senyum manis yang membuat siswi-siswi memekik gembira.

"Mungkin dia mau mengambil uangnya."

Haechan mengulurkan tangan meminta uang pizza yang berada di kantong Jaemin. Lelaki yang lebih tinggi dari Haechan itu mendengus kesal tapi tetap memberikan uangnya. Haechan menerima uang itu dan dengan segera membawanya kepada Mark yang mulai dikelilingi siswi genit. Jaemin dan Yeri mengekori Haechan dibelakang.

"Terima kasih sudah mau meminjamkan uangmu."

Haechan memberikan beberapa lembaran won kepada Mark. Tapi bukannya masuk kantong Mark malah masuk ke dalam kantongnya Haechan. Mark yang menaruh uang itu, membuat Haechan bingung.

"Aku tidak masalah dengan uang itu. Aku hanya ingin nomor ponsel dan id line sebagai balasannya."

Haechan memasang wajah curiga pada Mark yang hanya tersenyum sedari tadi. Ada angin apa sampai Mark begitu baik padanya?.

Meski curiga tetap saja Haechan memberikan ponselnya pada Mark. Si ketua osis itu dengan cepat mengerakkan tangannya ke ponselnya sendiri dan juga ponselnya Haechan. Setelah 5 menit ponsel Haechan sudah kembali.

"Terima kasih, aku sebenarnya mau pulang bareng denganmu tapi aku masih ada rapat. Lain kali kita pulang bersama"

Sebelum pergi Mark memberikan elusan lembut di puncak kepala Haechan. Jangan lupakan senyum manisnya yang belum runtuh juga. Haechan merasa mendapatkan serangan bom tiba-tiba dengan tindakan Mark barusan.

Seven Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang