Tuesday-Wednesday

8.2K 1.1K 42
                                    

Anak panah ditarik ke belakang hingga tali busur meregang dengan maksimal. Matanya fokus pada titik tengah yang menjadi targetnya. Setelah yakin, maka anak panah pun di lepas hingga ujungnya tepat menusuk pada lingkaran hitam yang juga sudah terdapat beberapa anak panah sebelumnya.

"Bagus!"

Semua yang ada di ruang klub panahan bertepuk tangan melihat anak panah milik Haechan berhasil mengenai sasaran. Haechan tersenyum senang melihat hasil panahannya.

Dia memang menawan, sangat menawan saat tangan lentiknya menarik anak panah dan melepaskannya.

Mark tersenyum lebar melihat Haechan. Matanya berbinar cerah melihat Haechan yang sangat bersinar di depan sana dengan busurnya. Haechan tersenyum manis melihat anak panahnya mencapai target dan senyum itulah yang membuat Mark berpikir Haechan begitu menawan. Mark suka melihat senyum itu dan ingin terus-menerus melihatnya.

"Haechan sunbae luar biasa."

"Dia begitu bersinar."

Bukan hanya Mark yang memberi pujian buat Haechan. Anak-anak klub panah lain juga begitu memuji Haechan. Mungkin Mark memang sangat populer tapi Haechan juga memiliki kepopuleran itu meski tidak sebanyak Mark. Kebanyakan yang begitu memuja Haechan adalah anak-anak klub panah.

"Haechan seperti biasa selalu membuat kita kagum. Selanjutnya grup pertama maju!"

Mark menjadi salah satu dari grup pertama. Dia maju ke depan dan banyak yang berbisik-bisik melihatnya.

"Sudah lama kita tidak melihat Mark memanah lagi. Menjadi ketua osis membuatnya jadi tidak bisa meluangkan waktunya sedikit saja untuk klub ini."

Mark tahu pelatih klub panah itu mengejeknya yang sudah menghilang cukup lama. Mungkin hampir 2 bulan Mark tidak ikut klub. Anak-anak lain berpikir Mark sudah berhenti ikut klub panah.

"Saya memang sibuk ssaem. Jika bukan seseorang yang mengancam saya mungkin saya masih absen."

Mark melirik ke arah Haechan yang melotot tidak terima dirinya dilibatkan. Mark mungkin tidak menyebut siapa orangnya tapi jelaskan jika itu Haechan.

"Bagus sekali. Aku pikir orang itu harus kembali mengancammu biar tetap hadir setiap waktu."

Haechan tersenyum penuh kemenangan mendengar pelatih klubnya secara tidak langsung telah mendukungnya. Haechan senang dirinya menang dari Mark.

"Sekarang, buat anak panahmu tepat berada di lingkaran hitam itu Mark! Kemampuan memanahmu tidak hilang, kan?"

Mark ragu apakah dia masih bisa memanah dengan baik setelah berhenti selama beberapa minggu. Teman di samping kanannya sudah selesai dan Mark pun bersiap dengan panahnya. Mata yang biasanya menatap tajam orang-orang disekitarnya itu dia sipitkan agar bisa melihat dengan jelas. Membuat wajah tampannya itu terlihat lucu hingga anak-anak klub tertawa melihatnya.

"Kiyowo~"

"Manisnya~"

Anak-anak perempuan pada memekik gemas melihat Mark. Haechan yang melihat tingkah mereka pun menegurnya, "jangan berisik!" membuat mereka jadi diam seketika dan hanya mampu bereaksi dalam hati saja.

Setelah yakin degan targetnya, anak panah pun dilepas dan melesat cepat hingga tepat mengenai lingkaran hitam yang jadi targetnya. Membuat anak-anak klub bertepuk tangan dan memujinya.

"Bagus, Mark. Kemampuanmu masih tidak berubah, pertahankan terus!"

Pujian dari si pelatih membuat Mark tersenyum lebar, dia tidak kalah juga dari Haechan dalam memanah.

Seven Days ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang