24• Sawah

21K 1K 6
                                    

"Ada apa" tanya Yasa dingin ke ketua OSIS yang menghalanginya dan Asya akan pergi

"Mau kemana kalian?" Tanya Raka, ketua OSIS OS High School.

"Minggir!" Kata Yasa dengan menarik Asya melewati Raka.

"Kalian tak bisa pergi!" Cegah Raka dengan tegas

Yasa menatap datar Raka sedangkan Raka menatap Asya.

Asya yang merasa di perhatikan pun menoleh ke orang yang memperhatikan nya dan mengangkat sebelah alisnya mengatakan 'apa'

"Maaf bukannya anda itu guru, kenapa anda malah mengikuti murid anda bolos?" Tanya Raka dengan formal.

Asya hanya memutar mata malas dan menatap Raka tanpa minat.

"Gue bukan guru lagi sekarang. Jadi serah gue mau ikut siapa, kalo misalnya Lo gak suka silahkan pergi, kalo masih mau di sini silahkan kita gak halangi. . Ayo kak pergi!" Jawab Asya sinis membuat Raka terkejut ternyata guru idaman sekolahnya seperti badgirl.

Yasa menarik tangan Asya pergi namun lagi-lagi di tahan oleh Raka.

"Apa!!" Tanya Yasa tajam

Bisa di lihat kalau Yasa tidak suka dengan ketua OSIS ini dari cara dia menatap dan juga nada suaranya yang selalu tajam.

"Apa ini sikap mantan ketua OSIS, Lo itu seharusnya ngasih contoh yang baik buat murid lain bukan kek gini" kata Raka

Asya sungguh sebal dengan Raka yang menghalanginya dan Yasa untuk pergi , dan dapat di dengar kalau para bodyguard nya berada di balik tembok.

"Kak Yas cuman mantan ketua OSIS bukan ketua OSIS jadi seterah dia kalau mau berbuat apa saja!" Bukan Yasa yang menjawab melainkan Asya dengan nada ketus dan langsung menarik Yasa sebelum para bodyguard nya menemukannya.

Yasa dan Asya pergi mengunakan motor Yasa yang memang dia taruh di warung belakang sekolah .

Yasa melajukan motornya membelah padatnya kota Jakarta ke sebuah pedesaan yang masih asri.

Pohon-pohon dimana mana dengan hamparan sawah siap tanam membentang di sana-sini.

Asya menepuk pundak Yasa menyuruh berhenti di pinggir jalan saat melihat ibu-ibu bapak-bapak yang sedang menanam padi.

"Kenapa?" Tanya Yasa

"Itu lihat orang-orang lagi nanem padi pengen ikut! Tapi takut gak boleh." Jawab Asya dengan tatapan berharap.

Yasa tak habis pikir dia kira Asya merupakan cewek pada umumnya yang lebih suka main di mall ataupun nongkrong di tempat-tempat mewah, tapi lihat Asya malah ingin ikut menanam padi.

"Entar bajunya kotor" jawab Yasa

"Aku pakek baju double kok kak" jawab Asya

Yasa turun dari motor dan berjalan ke arah bapak-bapak yang sedang mengambil bibit padi siap tanam.

"Lo den Yasa kok disini?" Tanya bapak-bapak tersebut.

"Iya pak, itu temen saya mau nyoba nanam padi boleh apa tidak?" Tanya Yasa dengan sopan

"Tentu aja boleh atuh den. Ini kan sawah keluarga Aden. . Ayo ajak temennya kesini!" Jawab bapak-bapak itu

Yasa berjalan ke arah Asya yang telah melepas baju gurunya berganti dengan kaos abu-abu polos.

"Ayo!" Ajak Yasa

Asya memekik senang dan langsung berlari menyusul Yasa yang berjalan terlebih dahulu.

Asya langsung bergabung dengan ibu-ibu mereka mengobrol akrab seperti telah kenal lama, Asya kesulitan menanam padi namun dia senang karena dia bisa masuk ke dalam sawah untuk pertama kalinya.

Dia berjalan ketepi menghampiri Yasa yang sedang duduk melihat sekitar.

"Kak! Ayo masuk jangan di sana aja gak adil kalo Asya aja yang kotor kakak juga harus kotor" Kata Asya langsung menarik Yasa, karena terkejut Yasa tidak dapat menjaga ke seimbangan hingga akhirnya dia jatuh ke dalam sawah.

Asya yang melihatnya tertawa terbahak-bahak tanpa ada niat membatu Yasa padahal dia yang menyebabkan Yasa seperti ini.

Orang-orang yang di sana juga tertawa melihat penampilan Yasa yang seperti anak kecil bermain lumpur.

Yasa menatap Asya dengan senyum tanpa ada rasa marah di dalam dirinya karena Asya menyebabkan kotor.

"Kakak lucu banget hahahahahhah" tawa Asya

Asya tetawa hingga perutnya sakit, setelah 45 menit Asya baru bisa menghentikan tawanya dan menarik Yasa untuk menanam padi bersama yang lain.

Mereka bukannya membatu malah membuat sawah menjadi berantakan dan membuat bapak-bapak mengarisi sawah lagi untuk memudahkan menanam padi.

Karena hari semakin siang Yasa mengajak Asya untuk berganti pakaian di rumah warga di sana.

Setelah selesai berganti pakaian Yasa melajukan motornya kembali ke kota kerumah mereka berada dan mengembalikan Asya ke kandangnya.


Bersambung....





By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang