25• Penculik

21.1K 1.1K 15
                                    

Yasa mengantarkan Asya ke kediaman Fellix mereka tak menyadari bahwa ada bahaya mengancam di depan mereka.

Yasa melajukan motornya dengan santai namun tiba-tiba berhenti saat sebuah mobil sedan hitam menghalangi jalannya.

6 orang turun dari mobil dan ternyata merupakan bodyguard yang menjaga Asya tadi atau lebih tepatnya orang suruhan untuk menculik Asya.

"Nona anda di cari tuan, ayo kembali" ucap salah satu Bodyguard nya.

Asya hanya tersenyum sinis namun tak dapat di lihat oleh siapa pun.

Saat turun dari motor dengan santai berjalan ke arah mereka.

Yasa yang melihat nya mencoba menghentikan Asya namun dia tetap berjalan ke arah mereka.

Mungkin memang benar jika khayalan tak sesuai dengan kenyataan.

Mereka beranggapan bahwa Asya akan langsung masuk ke dalam mobil namun salah.

Salah satu dari mereka harus menerima kenyataan yang amat sangat menyakiti.

Karena benda pusaka nya di tendang dengan sangat keras oleh Asya.

Mungkin sudah tidak berfungsi lagi.

Teman-temannya hanya meringis melihat salah satu temannya yang menahan sakit.

Asya tertawa terbahak-bahak melihat nya.

Yasa berjalan menghampiri Asya yang tertawa dan menutup mulut Asya.

"Bau tau gk! Diem!" Ucap Yasa menutup mulut Asya

Asya hanya mendengus dengan apa yang di ucapkan Yasa.

"Kalian!! Katakan kepada bos kalian jika kalian gagal menculik nona Fellix. Dan katakan kalau mungkin nasipnya akan sama seperti dia!" Kata Asya dengan menunjukkan orang yang Asya tendang.

"Tangkap dia" instruksi salah satu Bodyguard.


Belum sempat tangan salah satu dari mereka menyentuh Asya, Yasa sudah terlebih dahulu menyerang mereka tanpa ampun.

Asya bukan nya membantu Yasa dia malah berteriak tidak jelas.

"TINJU!! TENDANG. .HAP. . HAP YAK YAK BENER KAK TENDANG AJA ITU BAGAIMANA BAWAHNYA. . TONJOK MUKA SONGONGNYA KAK. . PATAHIN KEPALANYA KAK. . ITU DI BELAKANG. . TONJOK MATANYA KAK. . YAK YAK KAYAK GITU. . TENDANG BAGIAN BAWAH PERUT BIAR KELUAR ISINYA!. . ADUH KAK ITU MUKA KENAPA SAMPE KENA TONJOK SEGALA!!! IALANGKAN GANTENGNYA .... GANTIAN KAK TARIK MUKANYA NYA KAK!!! PUTAR KEPALANYA KAK BIAR PATAH. . TENDANG TU PUSAKANYA BIAR GAK BISA BUAT ANAK!. . AYO KAAAAAK YASSSS. . ASYA DUKUNG KAKAK. . MASUKIN TU PISAU KE MULUT NYA KAK!!! . . .YAK YAK TENDANG PERUTNYA. . YAHHHH KOK UDAH SI KAK!!" teriak Asya

Yasa menatap Asya kesal karena teriak Asya yang memekakkan telinga membuat nya kehilangan konsentrasi dan membuatnya terkena tonjokan.

"Bisa diem gak!" Ucap Yasa ketus

"Ih kok kakak ketus si!!" Seru Asya dengan

"Diem! Atau gue tinggal di sini!" Ancam Yasa

Asya langsung terdiam dan duduk kembali di atas motor.

Yasa kembali melajukan motornya ke kediaman Fellix.

***

"Papa!! Papa tau gak si bodyguard yang papa kasih itu mau nyulik aku. . Papa tega banget si. . Papa sengaja ya nyerahin aku ke penculik. . Papa udah gak sayang Ola lagi ya. . Papa udah gak mau punya anak yang cerewet, manja, suka ngatur kayak Ola ya!! Hwaaaaaa. . Papa gak sayang Ola lagi. . Huhuhu.. . Papa tega. ..!!" Asya langsung berteriak saat memasuki mansion nya tanpa melihat ada orang atau tidak.

"Sya malu banyak orang" bisik Yasa yang di sampingnya

Asya melihat ke ruang tamu, rekan bisnis papanya sedang berkumpul di sini.

Asya sangat malu dan hanya bisa menyembunyikan wajahnya di belakang tubuh Yasa dan mendorong nya.

Papa Asya hanya tersenyum malu ke pada rekan-rekan bisnisnya.

"Hehehehe sorry semua" kata Asya dengan senyum canggung.

Sedangkan rekan bisnis papanya hanya tersenyum dan mengangguk.

"Yasa kok disini?" Tanya salah satu rekan bisnis papa Asya.

"Bukan urusan anda" jawab Yasa ketus

"Sya kakak pamit dulu. . Yayas katanya masih sibuk bakar ikan di halaman sekolah bareng yang laen entar kakak anter kesini. . Oh ya om cuman mau kasih tau kalo bodyguard yang om kirim untuk menjaga Asya malah berniat menculiknya. . Lebih baik om hati-hati. . Kakak jemput Yayas dulu" ucap Yasa dan pergi keluar meninggalkan kediaman Fellix.

Menjemput Yayas di sekolah yang sedang bakar-bakar ikan hasil menangkap di kolam sekolah.




Bersambung...



By: Bryanabyan

Asya (REVISI✓)Where stories live. Discover now