Persami**

782 23 0
                                    

Kau tahu?
Tuhan punya banyak rencana untuk mengubah jalan cerita seseorang. Jangan buat tuhan menghapus mu dalam ceritaku.

-Ardano Nicholas

Qalesya dan Ardano terus menyusuri hutan tapi setelah sejam mereka akhirnya sadar bahwa ini bukan jalan untuk kembali ke tenda, tapi di petunjuk arah bahwa panah itu menunjukan ke sini. Dan untungnya Qalesya bersama Ardano sekarang jadi ia tak terlalu khawatir.

"Sya ini udah sejam kita jalan tapi ga nemu tenda juga" Ardano tak melepaskan tangan nya yang tengah menggandeng Qalesya

"Kak serius gue takut deh ini hutan, misalnya banyak setan gimana ntar gue dimakan setan" Dengan polos nya Qalesya berbicara

"Gamuat mulut setan nya makan lo"

"Ihhh kak Ar gue serius tau"

"Sya gue kira cuma di film aja orang kemah bisa sesat" Ardano bingung apa yang harus di lakukannya

"Ahhh kak Ar gue ga mau nyasarrrr" Qalesya hendak menangis lagi keadaan hutan sangat gelap mereka hanya menggunakan lampu senter untuk penerangan

"Kak gue takut" Malam semakin larut tapi mereka tak kunjung sampai ke tenda

"Yang ada setan takut sama lo" Ardano mengejek Qalesya dan di balas cubitan di lengannya

Selama beberapa jam mereka masih belum menemukan titik terang, apakah ada yang sengaja melakukan ini? Tapi siapa? Setelah hampir 3 jam mereka berjalan akhirnya Ardano dan Qalesya menyerah.

"Kak gue capek" Qalesya merasa ia tak sanggup lagi berjalan

"Yaudah kita cari tempat buat istirahat ya" Ardano menemukan sebuah pohon dan di bawah nya sepertinya lumayan bisa di jadi kan tempat istirahat lalu Ardano mengambil sebuah tikar dari dalam tas nya yang memang khusus bagi para pekemah lalu menggelar nya di bawah pohon itu. Tikar itu hanya muat untuk satu orang jadi Ardano mengalah ia membiarkan Qalesya yang beristirahat di atas tikar itu

"Kak lo gimana" Qalesya bingung dimana Ardano akan beristirahat sedangkan tikar itu hanya muat untuk dirinya

"Gue gampang aja sekarang lo duduk di sini ya" Ardano duduk terlebih dahulu dan ternyata Qalesya menjadikan paha Ardano sebagai bantal itu membuat Ardano skors jantung, posisi mereka seperti huruf T

"Kak makasih ya" Qalesya melihat ke arah dagu Ardano lalu saat sadar Qalesya berbicara Ardano langsung menundukan kepala nya dan menatap hazel mata cewek itu

"Buat apa?"

"Makasih lo peduli sama gue"

"Sya?"

"Iya kak?"

"Gue..." Belum sempat Ardano berbicara tiba tiba saja Qalesya duduk dan memberikan tatapan tegang, Ardano langsung menegur cewek itu

"Lo kenapa Sya?" Wajah Ardano terlihat sangat khawatir

"Itu ada setan"

"Dimana?"

"I-itu di atas pohon" Qalesya menunjuk ke arah di mana ada sesuatu di pohon yang di sandari Ardano, Ardano mengambil senter nya lalu menampaki sosok itu

"Syaa itu cuma tupai" Ternyata itu hanya tupai

"Yakan gu-gue kira apaan gerak gerak daunnya"

"Lo bikin gue khawatir aja" Ardano menoel pipi Qalesya

"Kak ada jaket ga?"

"Ada ambil aja di tas" Qalesya membuka tas Ardano dan ternyata saat ia membuka bagian depan tas itu ia menemukan secarik kertas yang bertuliskan..

Gue cuma bisa ngawasin lo dari jauh Sya, tapi gue janji suatu saat gue akan jagain lo tepat di samping lo:)

Qalesya masih mencerna tulisan di kertas itu dan :)? Bukannya itu sering di gunakan Unknow jadi siapa sebenarnya unknow ini? Panggilan Sya? Hanya Ardano lah yang memanggil Qalesya dengan sebutan Sya. Jadi unknow bukan Hendra? Apa maksud dari semua ini? Qalesya baru mengingat bahwa Hendra selalu memanggilnya dengan sebutan Dek. Qalesya membawa kertas itu dan langsung menanyakan nya kepada Ardano

"Kak ini punya siapa?"

"Gatau" Ardano masih saja hendak memperlihatkan tampang dingin nya

"Lo bohong ini punya lo kan?" Qalesya menatap mata Ardano intens

Ardano tak mampu berbohong dengan cewek yang sedang ada di depan nya ini, tapi untuk mengatakan sebenarnya ia juga tak berani misalnya lo tau semua apa lo bakal jauhin gue sya? Gue ga mau lo jauh kaya dulu lagi tapi gue bukan pengecut

Ardano menarik nafas panjang lalu..
"Iya itu punya gue"

Qalesya mengerutkan kening nya lalu menatap Ardano dengan tatapan tajam. Sya jangan pergi dari gue please Ardano membatin

Hap..

Ternyata semua dugaan Ardano salah semua anggapan bahwa Qalesya akan marah,ilfiel,meninggalkannya itu semua salah. Buktinya sekarang seorang Qalesya memeluk erat tubuh Ardano dan itu membuat Ardano mematung di tempat degupan jantung nya semakin kencang. Pipi Ardano memerah karena ia malu, entah kerasukan apa Qalesya bisa bisa memeluknya seperti sekarang.

"Kak makasih ya, atas semuanya" Qalesya mendongak tapi ia masih memeluk tubuh jangkung Ardano

"Makasih?" Ardano menatap Qalesya bingung

"Iya makasih lo udah jadi unknow gue, gatau kenapa tiap gue sedih unknow tiba tiba datang bikin gue senyum lagi. Unknow bikin mood gue balik lagi dengan segala kemisteriusan nya dengan segala hal sederhana yang dia lakuin itu udah bikin gue bahagia awalnya gue kira kak Hendra si unknow tapi ga mungkin soalnya buat apa dia lakuin itu? Lagi juga kak Hendra ga pernah panggil gue dengan sebutan Sya kaya lo kak, sekali lagi makasih unknow gue udah ketahuan sekarang lo ga perlu nyamar jadi unknow lagi gue mau lo nyata di depan gue  bukan sok misterius" Ternyata Qalesya menangis sambil mengucapkan semua kalimat itu

"Sya lo kok nangis?" Ardano cepat menyeka air mata Qalesya

"Gue bahagia kak ternyata tuhan punya rencana lebih indah dari sebelumnya, gue ditinggal satu orang dan muncul orang lain lagi, gue bahagia kak ternyata masih ada yang peduli sama gue, dan gue bahagia ternyata unknow itu lo"

"Maksud nya?" Ardano bingung mengapa tiba tiba Qalesya menjadi melankolis

"Emm intinya gue bahagia banget sekarang" Qalesya lagi lagi memeluk Ardano dan kali ini pelukannya di balas dengan Ardano, Ardano mengelus puncak kepala Qalesya

Setelah itu Qalesya melepaskan pelukannya dan menatap Ardano

"Sya gue ga mau liat lo nangis" Telapak tangan Ardano ada di kedua pipi Qalesya

"Siapa bilang gue nangis? Gue cuma kelilipan"

"Ngeles lo ga hebat Sya, nyata nyata baju gue basah kena air mata lo untung ga di ingusin"

"Ihhh kak Ar ngerusak suasana" Qalesya memanyunkan bibirnya

"Ga gue becanda sini istirahat lagi lo capek kan?" Qalesya merebahkan kepala nya lagi seperti tadi saat melihat jam ternyata sudah pukul 01:00 pagi

"Oiya kak" Qalesya mengambil jaket yang tadi ia minta ke Ardano lalu langsung memasangkan nya di tubuh Ardano agar laki laki itu tak kedinginan takutnya ia sakit dan nanti manja lagi deh haha.

Setelah beberapa jam membahas sesuatu akhirnya Qalesya benar benar tertidur, sedangkan Ardano terus memandang gadis itu seperti tak ada bosannya.

Because ILY [Completed]Where stories live. Discover now