22. Ditinggalkan atau Meninggalkan?

7.2K 844 133
                                    

.

.

.

.

.

[Lama gak update jadi gue update 3 part, tapi ini juga gue mau hiatus buat ngurus yang lain. JANGAN LUPA: Kometar & Vote]

BACA: Part 20+21 Lebih dulu karna semua diupdate hari ini

Kim Doyoung tidak mengerti, kegilaan apa yang membuatnya pergi ke bandara bahkan delapan jam sebelum keberangkatannya.

Sehingga enam jam tadi dipakainya untuk berjalan mengelilingi bandara, dan duduk berpindah-pindah.

Apa dia seperti pria kesepian saat ini? Entahlah. Doyoung sendiri, tidak paham dengan tindakannya.

Karna tingkahnya juga, Kim Doyoung akhirnya bertemu dengan beberapa orang yang dikenalnya termasuk pria tinggi yang duduk disisinya sekarang.

Doyoung melirik kecil pada pria disisinya yang duduk dengan memegang gelas kertas berisi kopi dengan asap yang masih mengepul.

Park Chanyeol

Doyoung tidak menyangka akan bertemu dengannya dibandara, dan dengan santainya pria itu mengajaknya minum kopi sambil menunggu pesawat mereka.

Tujuan mereka berbeda. Doyoung akan terbang ke Hongkong, sesangkan Chanyeol akan pergi ke Jepang untuk mengikuti syuting dari salah satu artis labelnya disana.

Itu menurut ceritanya tadi.

Dan mereka berada disatu section ruang tunggu yang sama karna akan gate untuk menuju ke pesawat mereka bersebelahan. Doyoung di gate 24 dan Chanyeol di gate 23.

"Jadi, apa kau akan pulang ke rumah atau ada pekerjaan?" tanya pria itu.

"Hmm, pulang" gunam Doyoung, menjawab pertanyaan Park Chanyeol. Doyoung melirik kecil melihat bagaimana pria itu menyesap kopinya yang masih panas.

"Ya, kau harus lebih sering pulang seharusnya" ujar pria itu dengan kekehan. Sudah menjadi rahasia umum kalau Kim Doyoung memang jarang pulang ke rumah orang tuanya di Hongkong.

"Aku ingin berterimakasih" Doyoung menoleh sambil menurunkan gelas kopi yang hampir mencapai bibirnya.

"Untuk?" pria tinggi itu menoleh dan tersenyum hangat pada Doyoung.

"Karna kau akhirnya mampu meluluhkan Chaeyoung dan mengajaknya menikah" Kim Doyoung terdiam, tidak mengerti dengan arah pembicaraan pria Park itu.

"Maksudmu?" alis kirinya terangkat.

Pria Park itu terkekeh dan menyesap pelan kopinya sambil menatap lurus kedepan. Pada pengunjung bandara yang berlalu-lalang.

"Dulu sepanjang waktu dia selalu bilang, dia akan pensiun disaat dia ingin dan disaat dia yakin untuk membina hubungan yang serius denganmu. Dulu aku merasa itu hanya omong kosong, mengingat betapa workaholic wanita itu dan seberapa gilanya dia mengejar karirnya" Park Chanyeol menoleh dan tersenyum pada Kim Doyoung yang menatap penuh tanya padanya.

"Tapi aku terkejut ketika berapa bulan lalu dia datang sepulang liburannya dengan adikmu, dan membicarakan keputusannya untuk berhenti dari karirnya untuk bekerja dibelakang layar" Doyoung terkesiap. Apa telinganya tidak salah?

Park Chanyeol tidak menyadari ekspresi terkejut pria itu karna matanya kembali sibuk menatap bandara yang semakin ramai.

"Dia memang tidak membicarakan tentang pernikahan. Tapi aku yakin kau yang membuatnya berhenti. Karna dia selalu bilang hanya akan berhenti saat dia sudah yakin membangun hubungan serius denganmu, jadi aku berpikir semua karnamu" ujar Chanyeol sambil mengendik dengan tatapan lurus kedepan.

[ON GOING]UNTITLED |21+|  (NCT-BLACKPINK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang