4. I Like You, Oikawa-san ( OiKage )

1.1K 53 12
                                    

Haikyuu! Fanfiction

Oikawa Tooru x Kageyama Tobio

Fluff, lil-hurt, Rated-T

.

.

.

Tobio tak pernah mengatakannya, bahkan menunjukannya secara tak langsung pun tidak. Jujur saja, selain rasa senang, Tobio selalu merasa tidak rela melihat kakak kelasnya semasa SMP itu kalah dalam pertandingan.

Lalu apa yang harus ia katakan? kini, yang menjadi penyebabnya kalah bukan lagi Shiratorizawa, tetapi dirinya.

Oikawa Tooru, sejak dulu selalu ia kagumi. Tanda sadar selalu ia perhatikan, ia ikuti jalan yang ditempuhnya. Walaupun tidak secara langsung, tapi karena orang itulah Tobio bisa menjadi lebih kuat.

Meneguk ludahnya, Tobio menatap orang itu, tengah mengobrol dengan adik kelasnya di tim. Tersenyum dan mengatakan untuk meraih kemenangan tahun depan, tanpanya.

"O-Oika--"

Ucapan Tobio terhenti, matanya menatap nanar laki-laki yang selalu ia kagumi bahkan tanpa ia sadari selalu ia sukai, atau mungkin yang tanpa sadar ia cintai.

"Shige-chan, Kyouken-chan, Watacchi, jangan sampai kalian gagal sepertiku, yaa~"

Kenapa? bagaimana ia bisa tersenyum seperti itu? seolah yang ia katakan tidak menyayat hatinya. Bahkan Tobio bisa merasakan rasa sesak di dadanya saat mendengar kata-kata itu, ia sangat tahu rasanya kekalahan.

Tapi,

Kalah dan gagal itu hal yang berbeda.

Seseorang dengan rambut berwarna caramel menyadari keberadaran Tobio, ia memberi tanda dengan mata yang membuat Tooru menoleh ke arahnya.

"O-Oikawa-san, e-etto-- bisa bicara sebentar?"

Tooru menaikkan sebelah alisnya, ia kemudian kembali menoleh ke arah tiga orang anggota kelas dua tadi, Tobio menggigit bibir dan menunduk.

Tidak ya?

"Kalian duluan saja, sepertinya Tobio ingin menertawakanku." Tooru berkata sambil tersenyum, saat itu juga Tobio mengangkat wajahnya dan menunjukkan senyum cerah.

Mungkin hanya Tooru yang bisa membuatnya tersenyum seperti itu, karena biasanya seberapa keraspun ia berusaha tersenyum, yang ia tunjukkan malah membuat orang-orang ketakutan.

Tiga anggota kelas dua Aoba Jousai itu pergi, Tooru melambai ke arah mereka. Setelah memastikan ketiganya tak terlihat lagi, Tooru menolehkan pandangannya ke arah mantan adik kelasnya itu.

Tobio meneguk ludah, tatapan dingin Tooru yang menunjukkan ketidaksukaan itu membuatnya sedikit takut.

"Oikawa-san bodoh, lemah, kalah. Katakan Tobio-chan, katakan saja!" suara tegas dari Tooru keluar, walaupun agak sedikit bergetar karena dia menahan perasaannya.

Tobio terdiam, bingung harus mengatakan apa. Sungguh, ia tahu bahwa Tooru pasti sangat ingin memberinya pelajaran saat ini.

Menatap ke bawah, Tobio menunduk, tak berani menatap manik coklat itu. Ia sendiri bingung pada dirinya sendiri, kemana dirinya yang selalu memarahi Hinata? dirinya menyuruh-nyuruh Kindaichi dan Kunimi saat segalanya tak berjalan sesuai yang ia mau.

"O-Oikawa-san, e-etto--" Tobio mengedarkan pandangannya, kemanapun asal tidak memandang ke arah pemuda tampan di hadapannya. Mungkin jika anak Karasuno melihatnya, ia sudah ditertawakan habis-habisan karena kegugupannya ketika menghadapi seorang Oikawa Tooru.

Tobio sedikit terhentak merasakan sebuah tepukan tangan di kepalanya, ia mendongak menatap terkejut Tooru yang sedikit tersenyum sambil mengusap rambutnya.

Bagaimana kau bisa menunjukkan sisi dirimu yang charming dalam kondisi terburukmu, Oikawa-san?

Itulah yang muncul di pikiran Tobio, bahkan Tooru sempat-sempatnya tersenyum seperti itu di depan orang yang dianggapnya musuh.

Ah, rasanya Tobio semakin mengagumi orang di hadapannya. Tooru, sosoknya begitu keren di mata Tobio. Memang tidak salah ia menjadikan mantan kakak kelasnya itu sebagai panutan.

"I-itte--" Tobio meringis saat usapan itu berubah menjadi remasan kuat, ia kemudian menepis tangan Tooru dan mengusap kepalanya sambil menunjukkan wajah polosnya.

"Cepat katakan, Tobio."

Tobio menyunggingkan senyum, matanya menatap ke arah Tooru yang balik menatapnya.

"Oikawa-san hebat, k-kau yang terbaik." Tobio mengatakannya dengan wajah memerah, tapi ia menatap tepat ke mata coklat itu dengan penuh keyakinan.

Tooru mengalihkan pandangannya, menyembunyikan pipinya yang sedikit merona karena melihat wajah imut di depannya. Ia berdehem kecil, sebelum kembali menatap Tobio.

"Tobio-chan, kalau soal itu aku sudah tahu." Tooru berkacak pinggang, sengaja menunjukkan sisi narsisnya berharap Tobio berhenti memujinya setelah melihat sikapnya.

"I-iya,"

Tooru terdiam, memandang Tobio tanpa minat, decakan keluar dari mulutnya dan ia lalu memutar tubuhnya.

"Chotto Oikawa-san," Tooru sedikit melirik pemuda berambut hitam itu, wajahnya menunjukkan ekspresi tanda tanya walaupun pandangan tanpa minat itu tetap berada di wajahnya.

"A-aku-- aku--"

Tobio menutup matanya sebentar, helaan napas keluar dari mulutnya. Tooru memutar kepalanya, ia memasukkan kedua tangan ke saku celana dan kembali berjalan kecil meninggalkan Tobio. Sungguh, ia sudah lelah dengan kekesalannya saat melihat pemuda maniak susu kotak itu.

"Aku menyukaimu, Oikawa-san."

Tersentak, Tooru kembali menoleh cepat ke belakang disertai ekspresi kagetnya. Pandangannya menatap lurus ke arah pemuda berpakaian hitam yang berlari menjauhinya dengan tergesa-gesa.

Sedikit demi sedikit rona merah muncul di pipi putih Tooru, ia menggeleng kecil, kemudian terkekeh.

"Kawaii,"

. . .




"Aaaaaaaaaa ... !!"

Semua orang menoleh, memandang Tobio yang berlari keluar dari gedung pertandingan dan langsung masuk ke bis mendahului semuanya.

"Ada apa dengannya?" Sugawara membuka suara, membuat setiap orang di sana mengedikkan bahu tanda bahwa mereka tidak tahu.

"Ou-sama baru saja mengobrol dengan pendahulunya." Tsukishima mengeluarkan suara, semua menatapnya tidak mengerti, mungkin hanya Ennoshita yang nampak mengangguk kecil beberapa kali.

Tapi kebanyakan orang yang tampak kurang paham, bahkan tak mengerti sama sekali, memilih melangkahkan kaki dan masuk ke dalam bis.


.

.

.



Written by; Shiro

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Written by; Shiro

Oneshots Time [OPEN REQ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ