29.Satu Pilihan

7.4K 340 8
                                    

Kini aku tengah bersiap untuk berangkat ke Rumah Sakit. Ngomong-ngomong tentang aunty Ema dan Cindy, mereka tinggal beberapa waktu disini. Dan sungguh aku sangat senang saat mengetahui hal tersebut, karna setidaknya ada yang menemaniku di rumah.

"Aunt, Felis berangkat dulu ya"pamit ku mencium punggung tangan nya

"Hati-hati Felis"ucap Ema

"Siapp aunt"ucapku memberi hormat layaknya seorang prajurit

Sebelum aku masuk ke dalam mobil, aku menyempatkan diriku untuk memberi pesan pada Satya. Entah lah, manusia seperti Satya ini sangat jarang sekali membuka phonsel nya ya walaupun tidak separah dulu. Namun tetap saja, respon yang diberikan singkat, padat, dan jelas.

My Tiger♥

Satyaa...

Aku mau berangkat ke
Rumah Sakit nihh.

Kamu bilang gak bisa jemput
Aku yaa??.. Gak papa deh😊😊

Satyaaa

Woyy

Hati-hati.

Aku hanya mendengus kesal dengan jawaban Satya yang hanya sepatah kata.

Gak nyamperin aku ke Rumah
Sakit gitu??

Enggak.

Ishhh...
Nyebelinnn😪😪

Tapi, nanti aku menjemputmu.
Tetap di Rumah Sakit, sebelum
Aku datang.

Emang kamu siapa aku??

Kekasihmu.

Selamat bekerja, Bunny.

Udah yaa.

Aku mendengus kesal melihat respon Satya. Meskipun begitu, percakapan singkat pagi ini, cukup membuatku semangat untuk bekerja.

****

Satya merapikan kerah PDL nya dan memastikan bahwa ia telah rapi. Tepat setelah tiga hari yang lalu, Mayjen Akhdiyat memberinya pilihan yang cukup memusingkan bagi Satya. Ia mulai bimbang dengan pilihan tersebut dan mulai meragu. Ia menatap dirinya melalui cermin,

"Apa yang harus aku lakukan?"batin Satya

Layar phonsel nya tak sengaja menyala membuat Satya mengambil phonselnya. Pandangan Satya terfokus pada wallpaper phonselnya yang menampilkan sosok gadis yang sedang tertawa lepas tanpa menyadari bahwa Satya diam-diam mengambil gambar tersebut.

"Felisha Shalsabilla"lontar Satya mengingat gadis yang ada di wallpaper phonselnya

"Kapten, mobil telah siap"ucap Dimas tiba-tiba

"Aku akan segera kesana"jawab Satya lalu memasukkan phonselnya ke dalam sakunya

Ia tidak ingin melepas genggaman tangan seseorang yang selama ini menguatkan nya agar tidak terjatuh saat melewati rintangan kehidupan. Satya telah siap dengan keputusan nya dan menanggung segala resiko yang mungkin akan berdampak buruk dengan namanya.

Mobil Satya melaju cepat menembus jalanan kota. Kali ini, ia tidak sendiri ditemani Gading yang sudah mengetahui perihal tentang perjodohan Satya dan Raina. Awalnya Gading terkejut mendengar pernyataan Satya kemarin malam. Setelah itu, Gading mengerti dengan kondisi Satya yang nampak frustasi itu.

Renjana Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang