Chapter 7

2.6K 330 14
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita


Tessa menggigit bibir dengan gugup. Dean telah melamarnya berulang kali dan gadis itu akhirnya memutuskan untuk menerima pinangannya dan sekarang dia berada di rumah mereka, memakai kebaya sewaan yang sangat indah, dan berulang kali melirik ke arah suami barunya.

Dean terlihat jauh lebih gagah dibanding biasanya. Pria itu sedang duduk bersila tidak jauh dari Tessa. Dia telah melepas jas hitam yang dipakai saat pemberkatan tadi pagi dan memutuskan hanya memakai kemeja.

"Tessa, selamat, ya …." Suara salah satu teman kampusnya membuat gadis itu menoleh dan tersenyum ceria.

Lima orang mahasiswi yang diundang oleh mereka duduk menghampar di atas tikar mengerumuni Tessa. Beberapa jenis makanan ringan seperti kue bolu dan pisang goreng menghampar di tengah-tengah.

"Dean tambah ganteng, ya …," bisik sahabat Tessa lainnya. Keenam perempuan itu langsung menoleh ke arah Dean yang sedang bersenda gurau dengan mantan rekan kerjanya.

Seakan menyadari dirinya sedang diamati, Dean tiba-tiba menoleh ke arah mereka. Pria itu menunjukkan ekspresi bertanya-tanya sebelum dia mengedipkan sebelah mata ke arah Tessa.

Ledakan tawa dari para tamu yang menggoda Tessa membuat wajah sang mempelai merah padam sedangkan Dean hanya menyeringai sebelum kembali berbicara dengan undangan lain.

Gurauan mereda setelah beberapa saat. Salah satu teman Tessa melihat sekeliling dan berkata, "Tapi sepi, ya … sedikit sekali yang kalian undang."

Sebuah sikutan dari tamu lain diterima oleh perempuan itu. Namun, Tessa hanya tersenyum kecil. "Dean tidak lagi memiliki kerabat dan dia tidak suka mengundang orang-orang yang tidak kami kenal ak-…."

"Mas Dean," potong Dean pura-pura terbatuk. Namun, wajahnya tidak memandang ke arah Tessa.

Mulut Tessa ternganga. Suaminya baru saja menegur dirinya di depan para tamu.

"Tuh, diomelin …," ledek kelima sahabat Tessa disertai tawa kecil.

Tessa menutupi wajah dengan kedua tangan karena malu. Gelak tawa kembali terdengar dari sekitar sang pengantin.

*****

Para undangan menghabiskan waktu hingga sore hari sebelum pulang satu per satu. Tessa menutup pintu saat tamu terakhir mereka pamit untuk pergi.

Gadis itu menoleh saat mendengar suara denting piring. Dia terkesiap ketika melihat suaminya sedang sibuk mengangkat seluruh piring yang ada dengan kedua tangan.

"Dean! Jangan bawa semuanya sekaligus! Nanti pecah!" seru Tessa panik. Dia melangkah cepat untuk mengambil sebagian piring dari tangan suaminya.

Namun, Dean menyipitkan mata ke arahnya dan berkata, "Mas Dean …."

Langkah Tessa seketika terhenti. Wajah gadis itu terasa terbakar.

Dean mendengkus sebal. Dia mengabaikan istrinya yang berdiri seperti batu, lalu berjalan pergi menuju dapur yang terletak hanya beberapa langkah dari ruang tamu.

*****

Tessa mengamati pria itu dengan pipi memerah. Sudah waktunya dia belajar mengucapkan sebutan yang tepat.

Gemerencik air mengalir dari keran terdengar bersamaan suara piring yang bergesekan. Tessa bersimpuh untuk menggulung tikar sebelum mulai menyapu.

Tessa - Terjebak Pesona Siluman UlarDonde viven las historias. Descúbrelo ahora