I

4.7K 356 91
                                    

Saat (y/n) membuka mata dan Levi menyingkirkan tangannya dari mata (y/n) pemandangan desa Eropa pada zaman pertengahan menyambut.

"Misi yang harus kita selesaikan disini seperti game," ujar Levi.

"Yang harus kita lakukan adalah menyelesaikan setiap quest yang tingkatannya akan bertambah setiap kita menyelesaikan dua quest hingga quest ke enam belas  yang merupakan quest puncak,"

Greget juga tuh. Kayak main game tapi beneran. Eh, jangan-jangan ... Gue mimpi? Jangan-jangan gue tidur di kelas lagi terus mimpi mati ketemu Levi? Mampus! Seinget gue sekarang pelajarannya guru killer, gue nanti dihukum bersihin kloset lagi..

"(Y/n)? Kamu melamun?" tanya Levi. "E-eh, enggak ... Gue cuma gak yakin ini nyata ... Gue percaya deh sekarang gue lagi tidur di kelas!" jawab (y/n). Levi mencubit pipinya. (Y/n) merasa kesakitan. Ini bukan mimpi. "Lu mati beneran," jawab Levi. "Lho, sejak kapan yang namanya Levi bisa bahasa kayak gini?" tanya (y/n). "Bisa, lah," Levi berbangga diri.

(Y/n) terheran, dari mana Levi bisa mengerti yang seperti itu.

"Gue ini emang bisa ngerti apa yang lu pikirin ..."

"Dasar makhluk aneh," (y/n) mencibir.

"Ah, terserah,"

"Memang .. Quest-nya ngapain? Bunuh monster? Bunuh titan? Nangkep maling? Nyari asal usul titan? Ngapain, nih?" tanya (y/n) bertubi-tubi. "Gue juga enggak tahu, sih," kata Levi polos, (y/n) menepuk jidat.

"Jadi buat nyari tahu tempe misi yang harus kita selesaikan, harus gimana?" tanya (y/n).

"Gak usah pake tempe. Maksud gue .. Gue juga enggak tahu. Soalnya sana cuman ngasih perintah buat lu nyelesein misi ... Eh gue gak di kasih tau misinya ngapain. Gue udah nanya sampe main pukul, eh gue dikacangin. Yaudah gue langsung cabut aja," jawab Levi.

"Dih. Emang yang ngasih misi itu siapa? Kalo lu masih inget .. Boleh juga tuh kita grebek rumahnya," ujar (y/n).

"Historia. Tapi gue gak tahu sumpah dia ada dimana. Jadi pertama nya ... Mending kita mendaki gunung lewati lembah dulu nyari si ratu kampret itu ... Trus baru kita nanyain misinya apaan," usul Levi.

(Y/n) mengangguk. "Boleh .. Boleh .."

"Tapi," kata Levi tiba-tiba. "Kenapa?" (y/n) menatap Levi. "Gue gak punya duit dan perlengkapan apapun ..."

"Yah .. Lu ini semua-semua gak punya? Terus nanti kita ngapain? Ngemis ..?" (y/n) cemberut, marah. Dia tidak menyangka husbandonya yang manusia terkuat seceroboh itu. "Tapi memang ... Sejak awal gue gak dikasih perlengkapan apapun,"

(Y/n) menghela napas. "Jadi kita harus gimana sekarang?" tanyanya. Levi menepuk pundak (y/n), dan wajah (y/n) memerah, kaget. "Maaf, soalnya gue emang gak tahu. Mending sekarang kita nyari kerjaan lah buat dapet uang," saran Levi. "Hehh? Lu serius? Kerjaan apaan? Mau ngebabu lu?"

"Mau gimana lagi? Mau jadi maling lu? Udah mati, malah jadi maling," Levi menggeram. (Y/n) menghela napas. "Yaudah, ah. Gue harus nurut kalau emang buat bertahan hidup disini," (y/n) cemberut, tapi kali ini mau tidak mau yang disarankan Levi memang benar.

Akhirnya, mereka melangkah beriringan tanpa arah. "Kerjaan apaan? Dimana?" tanya (y/n). "Hm, pokoknya yang gak terlalu menguras tenaga tapi menghasilkan uang yang lumayan untuk beberapa hari lah ..." jawab Levi. "Kupikir kerja sambilan itu cocok," saran (y/n).

"Pengurus penginapan? Uang yang dihasilkan lumayan banyak, meskipun kita harus hidup super hemat. Kalau ada waktu luang, seenggaknya sempatkan buat mencari lokasi Historia dan mencari pengarahan tentang misi nya. Juga, kita bisa meminta tempat tinggal," usul Levi panjang lebar.

(Y/n) mengangguk setuju. "Kita akan mencari penginapan yang membuka lowongan kerja. Sepertinya ini zaman yang masih sedikit kuno, jadi potensi mencari pekerjaan dengan mudah masih lumayan tinggi," Levi menjelaskan lagi.

Husbando gue cerewet banget, gumam (y/n) dalam hati. Tapi, Levi memang benar-benar cerewet dan tanggapannya sungguh panjang lebar.

Levi menggamit tangan (y/n). (Y/n) malu, wajahnya memerah. Terpaku sesaat. "Hoi, ayo!" ajak Levi. (Y/n) mengangguk.

✴✴✴

Hae minna :vv
Jangan lupa vote, comment dan share cerita ini ya!
Btw map klo pendek..

Thx dan sekian dari author ...

After Life | Levi Ackerman✔Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt