III

1.5K 211 18
                                    

Warna merah muda seketika terlukis memenuhi wajah (y/n) ketika mendengar dia akan tidur sekamar--walau hanya beberapa hari--dengan husbu nya.

Levi menolak pernyataan itu dan bersikeras, tapi pak tua itu bilang kalau penginapan itu tidak punya kamar lagi untuk pegawai mereka.

Levi akhirnya mengangguk pasrah, menggamit tangan (y/n).

"Tch, bener aja. Gue baru pertama kali tidur sekamar sama cewek, dan ini pun terpaksa," desis Levi, kesal.

(Y/n) merasa sedikit tersinggung karena kata-kata tajam Levi seperti diarahkan menusuk ke arahnya. Tapi, (y/n) tidak mau mengungkapkan rasa tersinggungnya itu.

Sesampainya di kamar yang di tuju, Levi membuka pintu.

Kamar itu tidak terlalu kosong. Hanya ada beberapa barang. Dua kasur dengan ukuran yang sama, sebuah meja rias, sebuah meja kerja, dua buah lemari, dan satu kamar mandi dalam.

"Bagus, sih," komentar (y/n). "Tapi gue gak bawa barang-barang apapun. Nanti pun gue harus ganti baju pake apa?"

"Gue juga gitu, sih," Levi menggertakkan kakinya kesal. "Terus kita mau ganti pake baju apa? Tiba-tiba dikirim ke dunia pararel, dan gak di kasih apa-apa,"

"Oh iya," Levi seperti teringat sesuatu. Levi memejamkan matanya sementara (y/n) hanya memandangnya heran. Sayap putih seperti yang pernah (y/n) lihat saat pertama kali bertemu dengan Levi tumbuh dari punggung Levi, merobek sedikit bajunya dan memancarkan cahaya putih yang menyilaukan pandang.

(Y/n) yang mengamati Levi melihat mulut Levi yang berkomat-kamit aneh seperti mengatakan sesuatu. Suaranya mungkin sangat pelan, (y/n) tidak mendengar apa yang diucapkan Levi.

Cahaya putih itu semakin menyilaukan, hingga (y/n) harus menutup matanya--mau tidak mau--tapi (y/n) bersikeras, penasaran akan apa yang dilakukan oleh Levi meskipun akhirnya matanya tidak mampu menahan cahaya itu.

Cahaya itu terus memenuhi ruangan beberapa saat.

Sampai akhirnya cahaya itu pudar, (y/n) membuka matanya secepat mungkin.

Tapi, saat (y/n) membuka kelopak matanya, sayap di punggung Levi sudah tidak ada. Tapi, baju bagian belakangnya sedikit robek. Lalu, Levi terjatuh dalam keadaan tertidur.

"Levi!"

(Y/n) menyanggah tubuh Levi yang hanya setinggi seratus enam puluh centimeter secepat mungkin. Levi pingsan.

(Y/n) menoleh ke arah lain. Tiba-tiba saja, ada dua buah koper yang sangat besar di hadapannya. Koper itu sudah ada sejak Levi pingsan dan cahaya menyilaukan itu hilang.

(Y/n) menggendong Levi sekuat tenaga, membaringkannya di salah satu kasur.

(Y/n) membiarkan Levi dalam posisi terlentang.

Penasaran, (y/n) mendekati dua koper itu dan membuka reslitingnya satu per satu.

Benar saja, isinya adalah pakaian yang biasanya digunakan para petualang di anime ber-genre isekai untuk berpetualang yang ditonton (y/n) dan perlengkapan-perlengkapan berpetualang lainnya, seperti dua bilah pedang, dua baju zirah, dua pasang sepatu boot, dan busur serta anak panah.

(Y/n) membuka koper satunya lagi. Isinya pakaian sehari-hari dan pakaian dalam pria serta wanita yang ditempatkan terpisah.

(Y/n) menutup kedua koper itu.

Seseorang membuka pintu kamar (y/n) dan Levi.

Orang itu adalah seorag gadis yang kiranya beberapa tahun lebih tua dari (y/n) dengan rambut kecoklatan sepinggul, bola mata keemasan dan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya.

"Uwah!" gadis itu memekik. "Pegawai baru, ya?" tanya gadis itu sumringah. (Y/n) mengangguk. "Eh, maaf, aku masuk tanpa permisi," gadis itu menunduk malu, nyengir.

"E-eh, enggak apa, kok," jawab (y/n).

Gadis itu melangkah mendekati (y/n).

"Namamu siapa?" tanya gadis itu pada (y/n). "Namaku (y/n)." jawab (y/n) datar. "Salam kenal, (y/n)! Namaku Lynn!" gadis itu mengulurkan tangan dan (y/n) menjabatnya.

Lynn kemudian terheran melihat Levi yang sedang terlentang di kasur. "Siapa itu? Dia pingsan?" tanya Lynn, menunjuk ke arah belakang (y/n). "A-ah ..." (y/n) sedikit bingung. Dia harus bilang apa hubungan tentang dirinya dengan Levi?

"Eh.. Um .. Dia te-temanku ... " jawab (y/n) asal.

"Temanmu? Siapa namanya? Dia tampan sekali .." Lynn bertanya lagi.

"Na-namanya Levi," jawab (y/n).

"Oh. Apakah kamu menyukainya?" tanya Lynn. "E-eh?!"

Sontak wajah (y/n) memerah.

"Tidak," jawab (y/n) berbohong. (Y/n) tidak mungkin mengatakan Levi adalah husbandonya semasa hidup pada Lynn yang baru dia kenal, kan?

Tiba-tiba, Levi terbangun. "Aku mendengar percakapan kalian tadi," ujar Levi seraya merapikan rambutnya yang acak-acakan.

Tadi Levi denger dong, kalo gue bilang ke Lynn kalo gue gak suka sama Levi?

✴✴✴

YEEE :V
Gaed si Lynn itu cuma mc tambahan karangan author xkurome yak .. :"v
Ok jan lupa vote, comment, dan share ya!! Biar author semangat update :v
Cengkyuh

After Life | Levi Ackerman✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin