Chapter 2: Tidak Normal?

743 125 78
                                    

Berbeda dengan Jihoon yang baru bersekolah di Hanin Art School ketika memasuki SMA, Lee Chan adiknya, malah mendedikasikan diri sebagai penghuni tetap di salah satu sekolah seni terbaik di Korea Selatan itu sejak SD. Membuat ia sudah memiliki begitu banyak teman, meski baru resmi menyandang status sebagai anak SMP sejak sebulan yang lalu. Nilai tambahan, juga telah memiliki gebetan.

Ya, sebut saja gebetan.

Kalau Chan tidak puluhan kali diancam oleh Kakaknya agar tak berpacaran terlebih dulu, mungkin anak itu sudah memiliki kekasih. Dua tahun berada di atasnya, keturunan asli China. Xu Minghao. Chan menaksir gadis cantik dari ekstrakulikuler dance itu sejak masih berada di SD. Karena memang, mereka sering bertemu. Berkat memiliki minat yang sama. Modern dance.

Terbukti, baru sebulan ini berada di lingkungan sekolah yang sama, Chan sudah puluhan kali diteriaki oleh Jihoon. Memperingatkan anak itu agar tak mengurusi masalah gadis terlebih dulu. Terlalu muda, tentu saja. Terlalu dini untuk memiliki kekasih. Jihoon saja ketika lulus SMP baru menerima Soonyoung. Padahal sudah didekati sejak masih berada di kelas delapan.

Dulu mereka memang bersekolah di tempat yang berbeda. Namun, Soonyoung yang bersekolah di SMP Hanin Art School seringkali mengunjungi tempat makan yang letaknya dekat dengan salah satu sekolah SMP lain karena harganya yang tergolong ramah untuk kantung pelajar. Sekolah tersebut adalah sekolahnya Jihoon. Hingga tanpa disengaja mereka berdua bertemu.

Formasi yang sepertinya sudah menjadi hukum alam seringkali tercipta tanpa direncanakan sebelumnya. Tanpa disengaja. Kini, salah satu meja di kafetaria sekolah telah dipenuhi oleh enam orang anak sekaligus. Satu pasangan resmi, satu pasangan terkandala izin sang kakak, dan dua orang kaum jomlo. Jomlo, karena memang mereka bukanlah sepasang.

Dua pasangan nampak mesra. Ada saja hal-hal kecil yang dilakukan untuk membuat pasangan mereka senang. Seperti berbagi makanan, contohnya. Menunjukkan kontras, Seokmin dan Mingyu malah asik perang makanan. Berebut kuning telur yang diberikan oleh Minghao. Gadis itu memang menghindarinya. Mengandung banyak lemak, katanya. Chan pun tidak begitu suka. Seokmin dan Mingyu tidak peduli dengan kandungannya. Yang penting enak.

Silsilah kedekatan mereka berenam sangat unik. Seokmin, Mingyu dan Minghao secara kebetulan menempati kelas yang sama sejak kelas delapan. Seokmin mengenal Seungkwan karena sama-sama memilih ekstrakulikuler musik, yang secara otomatis memboyong kekasih bulenya, Choi Hansol. Sedangkan Lee Chan sebisa mungkin selalu berdekatan dengan gadis kesayangannya. Meski belum resmi, Chan merasa harus terus mengawasi. Ada dua laki-laki jomlo sekaligus di kelompok ini.

"Hukuman apa yang kamu terima kemarin?" Mingyu bertanya tanpa melihat ke arah si pelaku. Menikmati kuning telur yang berhasil ia menangkan dari Seokmin.

Anak laki-laki yang menerima pertanyaan mendengus kesal. Sejak kemarin ia sudah dibuat pusing oleh ucapan Mrs. Seunghee yang malah nampak seperti mantra kutukan. Berhasil membuat Seokmin tak bisa tidur semalaman. Hukuman kali ini sungguh berat. Sekarang malah dibahas lagi. Menghancurkan mood makan Seokmin. "Tidak ada."

"Seokmin hyung diminta menunjukkan gadis yang ditaksir," Chan menyahut.

"Bagaimana kamu tahu?" Seokmin menatap Chan penuh selidik. Dia tidak bercerita pada siapapun setelah keluar dari ruang bimbingan. "Dugaanku benar, kan? Kamu orang suruhan Mrs. Seunghee?"

Chan tertawa nyaring dibuatnya. Memukul kepala Seokmin dengan sumpit. "Hyung tidak melihat aku yang juga datang ke sana? Aku diminta Mr. Yuhwan untuk mengantarkan laporan acara. Memang, aku hanya menunggu di luar karena secara kebetulan Mrs. Hyomin keluar. Setelahnya, aku menguping."

"Aneh. Baru kali ini ada pihak sekolah yang meminta muridnya berpacaran," Seungkwan menyahut. Menerima suapan dari Hansol, memekik keenakan.

Seokmin bergidik ngeri melihat interaksi mereka. Memasang ekspresi hendak muntah, lalu kembali menerima pukulan dengan sendok di kepalanya oleh Hansol. "Ya! Kalian tidak ada yang hormatnya sama sekali denganku! Aku ini hyung kalian!"

Wait Me (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang