3 - Beside Me

4.7K 512 129
                                    

Hoseok cuma tersenyum kaku, sesekali meneguk ludah pahit. Bola matanya sebentar memincing ke si dosen, sebentar menoleh ke si karib Park.

Sungguh tegang melebihi antrian sunat, bosque!

Suasana makan yang harusnya penuh antusias, decitan garpu menyentuh piring, harumnya bawang serta bumbu yang ditumis, kini berubah drastis.

Jadi dingin mencekam bak suasana interogasi penyidik- tersangka kriminal.

Bocah pirang itu hanya terdiam entah memikirkan perihal apa, menatap lurus dan melesakkan arah pandang ke luar jendela.

"Wah woah, Jim.. lihat-lihat makananmu hampir dingin.
Kupastikan jika kau tidak menyentuhnya, maka telur lalat akan bersarang disana. Haha.." celoteh Hoseok panjang lebar disertai derai tawa canggung, berkiat jadi sosok eskrim buah yang manis namun segar.

Sayang, usaha percobaan basa-basinya gagal total.

Sudah sepatutnya Jung Hoseok tau bahwa candaan murahan semacam itu tak akan berpengaruh--tak pernah mempan oleh seorang dominan Park Jimin.

Gampang menyerah bukan Hoseok namanya, lagi-lagi ia mencoba akrab dengan dosen killer yang duduk di hadapan.

"Pak.. bapak lagi diet ya? Kok makannya cuma segitu?" tunjuknya asal pada bungkus berserakan kimbab di meja, "Ah.. aku tau, pasti bapak malas mengantri, ya kan? Haha.."

Taehyung memasukan potongan nasi kepal terakhir ke mulut, menghabiskan kopi, lalu mengumpulkan barang bawaannya--, tas kerja, dompet, dan buku privat dengan terburu-buru.

Taehyung mendecih pelan, "Cih, diet katanya? Karena ulah siapa uang gaji dan pesangonku lenyap?" protes Taehyung dalam hati.

Tak ingin memperkeruh situasi, maka Taehyung lekas pergi.

"Masuk segera ke kelasmu. Aku kesana 10 menit lagi." ujar Taehyung tegas pada si bocah kuda kurang belaian.

Secara terang-terangan mengabaikan keberadaan si bocah pirang kurang ajar itu.

Sekejap ketika berlalu melewati Jimin, dosen itu sempat melirik ke rahang tajam si pria Park yang mengetat.

Dan tentu ia mendengar jelas gunjingan ketus dari bibir tebal muridnya.

"Memuakkan. Makan bersama sampah seperti ini kalian pikir aku masih selera?"








~~~~

"Jangan kau ambil hati, Tae

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jangan kau ambil hati, Tae. Jimin memang begitu. Sudah jadi kebiasaannya untuk membuat orang lain kesal."

Taehyung kemudian menuntun wanita itu, kini mereka mengobrol di salah satu kursi stainless depan kantor administrasi kampus.

Gebetan cantik dosen Kim itu memberinya secangkir latte manis sebagai pelipur lara.

"Beruntung saja dia dilahirkan dari keluarga terpandang. Kujamin dia tidak mampu menghadapi kerasnya dunia tanpa uang sialan Park itu."

AURORA | KOOKV YOONTAE MINVWhere stories live. Discover now