2. long lost child

2.2K 215 8
                                    


Chapter 2


Singto menatap gadis yang duduk di depannya, meneliti dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jarinya terus mengetuk lengan sofa, mencoba berpikir dosa apa yang dia perbuat, tidak ada angin tidak ada badai halilintar maupun puting beliung, tiba-tiba seorang gadis datang dan mengaku sebagai anaknya.

'Garis mukanya yang tegas, kulitnya yang putih, rambut hitamnya, mata yang bulat dan hitam..dia benar-benar mengingatkanku pada—' batin Singto berperang.

Urassaya menyeringai canggung melihat pria yang dilabel sebagai ayahnya itu kebingungan.

"Tidak.. tidak tidak. Tidak. Aku dan Krist, tidak pernah punya anak." Singto menyangkal pernyataan gadis di sebrangnya.

Urassaya yang dipanggil Yaya oleh papanya, menghembuskan nafasnya pelan. Dia tampak mengeluarkan sesuatu dari tasnya, lalu menyerahkannya pada Singto.

"Dia memberimu pesan, ini"

"Pesan? Untukku? Hah.."

Singto tersenyum mengejek menatap amplop putih itu, lalu menyambarnya dari tangannya.

Yaya berdiri dari duduknya dan berkeliling, melihat penghargaan dan piala-piala yang dipajang rapih di balik lemari kaca Singto. Tidak sedikit pula tersimpan foto-foto ayahnya saat menghandiri acara-acara besar.

Singto membuka amplop itu dan mengeluarkan suratnya, sambil sesekali melirik Yaya. Ia langsung membaca dengan cermat tulisan tangan yang rapih tertulis di kertasnya.

'Phi Singto, aku tahu ini sangat mengejutkan, tapi Urassaya adalah putrimu. Aku memanggilnya Yaya. Maafkan aku, aku membutuhkanmu untuk merawatnya selama seminggu. Ini keadaan darurat. Aku akan menjelaskan semuanya ketika aku selesei dari urusanku. —Krist Sangpotirat'

"Banyak sekali foto dirimu sendiri, Khun Prachaya" intrupsi Yaya sambil menatap foto-foto Singto.

'Apa hanya karena pekerjaan dia pergi meninggalkan kami? Ouih! Seleranya memang aneh!' batin Yaya diam-diam menghujat Singto

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Apa hanya karena pekerjaan dia pergi meninggalkan kami? Ouih! Seleranya memang aneh!' batin Yaya diam-diam menghujat Singto.

"Kau berharap aku percaya kau adalah anakku, berdasarkan ini?" Singto menatap Yaya sambil tersenyum miring, lalu menaikan alisnya.

"Semua orang bisa menulis ini, young lady." lanjutnya. Yaya membalikkan badannya menatap Singto, menghampirinya dan memberikan amplop kedua.

"Aku juga membawa ini, akte kelahiranku"

"A-akte kelahiran? Hah.. hahaha" Singto tertawa sarkasme lalu merebut amplop itu dari tangan Yaya kasar, dan menatapnya tajam. Dia terburu-buru membuka amplopnya.

"Namamu ada disana" Yaya pun kembali mengelilingi apartment mewah Singto.

"Namaku? Hahaha, namaku.. namaku?"

Unconditional : Singto Krist StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang