04🌗Effort Yang Terbuang

36.9K 1.6K 124
                                    

Hayoo, udah masuk revisi ke tiga masa engga di vote? ^^

°°°

Hari pertama Misha di Indonesia sama sekali tidak menyenangkan, bukannya ketenangan yang dia dapat, justru gangguan demi gangguan dari orang yang tak lain dan tidak bukan adalah Flaresta. "Gak, abang! Pergi main sono!"

Pada kamar bernuansa monokrom, terlihat Misha yang tengah bersikeras menolak rengekan Ares, kakak lelakinya. "Ayolaaah, biarin abang ikut yaaa.." Ares terus merengek tanpa lelah. Bahkan, meski Ares sudah mengganggu Misha sebelum Fajar menyingsing, tidak ada kata lelah kalau menyangkut masalah adik.

"Banggg, gue mau jemput Eva doang! Ah elaaah!"

Gundah dengan tindakan Ares yang tidak ada kata mundur, Misha tentu pusing. Bagaimana mau mengiyakan, Eva saja belum tentu mau bertemu orangtua mereka, apalagi Ares. 'Gimana cara jelasinnyaaa! Gue mau pergi jemput dengan misi utama bikin Eva luluh!' batin Misha berteriak.

Mata abu-abunya menatap wajah Ares yang tidak merasa lelah sedikit pun. Ah, jika begini terus, maka Eva akan kabur ke kota lain! "MOOOMM! Your son keeps begging to come along!"

"ARESSSS! BERHENTI BERTINGKAH LAYAKNYA ANAK KECIL, DAN CEPAT TURUN UNTUK MENEMUI SAHABATMU DI RUANG TAMU!"

JDERR!

Mendengar teriakan sang ibu, tubuh Ares membatu. Matanya melirik Misha yang kini tersenyum penuh kemenangan sebal. "Cih, mainnya keroyokan!" sambil melenggang pergi, Ares bergumam sebal.

Tidak peduli dengan gumaman sang kakak, Misha justru menjulurkan lidahnya untuk mengejek Ares. Pria itu hanya bisa menggerutu dan merengek.

"Mampus! Lagian, umur juga udah 18 tahun. Masih aja tingkahnya kaya bocah.." Misha bergumam sambil menggelengkan kepalanya tak percaya.

Setelah kepergian Ares, baru lah Misha bisa memasukkan peralatan tempurnya kedalam tas selempang. Usai memastikan semuanya telah lengkap, Misha mengangguk puas. "Hmm! Untuk menghadapinya, dengan lima senjata utama ini sudah cukup, kan?"

Perasaannya menjadi tak karuan setelah membayangkan ekspresi tidak suka yang Eva buat ketika melihat hadiah darinya.

Lezzy yang sedari tadi memerhatikan gerak gerik Misha hanya bisa mendengus malas. 'Mau sebanyak apa emang? Itu juga udah cukup, ribet amat hidup lu..' celetuk Lezzy merotasikan matanya.

Disaat Misha ingin membalas, Devi menginterupsi. 'Mau debat sekarang? Lu milih debat sama Lezzy ketimbang jemput Eva?'

Doeng!

Tersadar dengan tujuan utamanya mempersiapkan lima senjata pamungkas di tasnya, Misha segera bergegas. Setelah menguncir dua rambutnya, baru lah Misha keluar dari kamar dengan pakaian casual.

Tap! Tap! Tap!

Sambil menuruni tangga, Misha berteriak. "Mom! Voy primero!"*¹

"Ten cuidado en el camino, hijo!"*² balas Anessa yang kini sibuk di dapur.

Ketika Misha telah sampai di ambang pintu, suara ibunya kembali terdengar. Baiklah, perasaan Misha tidak enak sekarang. "Ah! Misha! Tunggu sebentar!"

TWINS BAD GIRLS AND MAFIA [REPUBLISH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang