Volume 1 chapter 20

1.8K 182 1
                                    

Chu Beijie memimpin pasukannya memasuki hutan dan memilih sebuah tempat terbuka untuk beristirahat singkat. Ia mengirim mata-mata terbaiknya untuk mengetahui pergerakan pasukan Bei Mo.

Bersama Moran, mereka berada di tenda utama komandan, lalu mengelar peta dan mulai mempelajarinya.

“Hutan mengelilingi Kanbu sekitar beberapa hektar. Beberapa tempat sama sekali belum tersentuh. Artinya pasukan Bei Mo tak akan masuk begitu dalam. Tempat terbaik untuk mereka beristirahat disini, disini, dan disini.” Tangan Chu Bejie menunjuk tiga gambar bentuk gunung berturut-turut.

Moran setuju. “Pasuka Bei Mo berkisar lima puluh ribu, jadi agak sulit bagi mereka untuk sepenuhnya menghilang di dalam hutan, dengan waktu yang begitu singkat. Mata-mata kita pasti segera menemukan lokasi mereka. Bagaimanapun, kalau mereka memang menetap di gunung untuk bertahan, perang ini tak akan berakhir cepat.”

Chu Beijie tersenyum dan bertanya dengan ramah, “Apa Moran tahu mengapa aku hanya membawa sepuluh ribu prajurit.”

Dengan pertanyaan ini, Moran mulai mengerti. “Tuan ingin menyerang lebih dahulu?”

“Pasukan Bei Mo dan pasukanku telah bertempur beberapa saat tanpa hasil. Mereka butuh kemenangan besar untuk menaikkan semangat mereka.” Senyum kegembiraan Chu Beijie sulit ditebak. Ia kembali melihat peta dan menujuk sebuah gunung tinggi di arah selatan.

“Kalau perkiraanku benar, Pingting seharusnya meletakan pasukannya disini.”

“Tuan baru saja berkata ada tiga gunung yang memungkinkan, jadi mengapa Tuan begitu yakin kalau mereka berada di gunung yang ini?”

“Walaupun ada tiga kemungkinan, yang satu ini sangat cocok dengan Pingting.”

Moran hendak bertanya lagi ketika sebuah suara terdengar dari luar tenda, “Tuan aku sudah menemukan lokasi pasukan Bei Mo.”

“Masuklah dan katakan.”

Prajurit mata-mata masuk dan melaporkan, “Pasukan Bei Mo saat ini menempatkan diri di daerah Gunung Dianqing. Tempat yang sangat berbahaya, dan menurut peta, terdapat sebuah sungai kecil yang berarus kuat yang sepertinya sumber dari beberapa air terjun yang terdapat di sekitar sini.”

Terkejut, Chu Beijie lalu bertanya, “Kalau Moran adalah penasihat pasukan Bei Mo, bagaimana kau akan menyerang sepuluh ribu prajuritku?”

Moran sudah terbiasa dengan perang, maka ia tahu jawabannya.

“Prinsip utama perang adalah meletakan pasukan di dekat sumber air, agar para prajurit dan kuda mereka mudah mendapatkan air. Kalau aku penasihat pasukan Bei Mo, aku akan mencari sumber utama air terjun lalu menuangkan racun untuk mengguragi semangat tempur pasukan musuh.”

“Rencana ini hanya akan berhasil dengan pemikiran bahwa aku tidak mengerti tata letak daerah ini. Pingting pasti berpikir kalau aku begitu sibuk dengan prajurit dan tidak mengerti hutan ini dengan baik. Aku selalu mempelajari tata letak tempat yang kutuju. Aku memeriksa peta sebanyak mungkin, yang bisa di dapatkan.” Chu Beijie tersenyum meringis. “Aku menduga ia akan meracuni air malam ini. Lalu, pasukannya akan bergerak turun dan mengepung sepuluh ribu prajuritku.”

Moran mempelajari ekpresi wajah Chu Beijie dan ia menyadari apa yang akan terjadi. “Tolong keluarkan perintah anda Tuan.”

Chu Beijie menyingkap tirai tenda dan memandang awan yang bergerak di balik gunung yang jauh. Pikirannya seperti terbang jauh ketika suara dalamnya berkata dengan hati-hati, “Pingting mungkin punya rencana sendiri, tapi ia akan berpikir kalau pertempuran akan terjadi di bawah gunung. Maka tak banyak prajurit yang tersisa di atas, kita ambil kesempatan ini untuk mengejutkannya.”

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Where stories live. Discover now