54

1.3K 135 0
                                    

Volume 2 chapter 54

Untuk bisa mengerti seorang pria mungkin membutuhkan waktu seumur hidupmu.

Tapi untuk beberapa pria, mungkin seumur hidup masih tidak cukup, begitu yang dipikirkan Zuiju.

Fanlu adalah jenis pria yang baik hati tapi juga menyebalkan. Terkadang sifatnya terlihat lebih tidak stabil daripada wanita. Kalau kau memperhatikannya, matanya terkadang menyiratkan kebaikan. Tapi sesaat kemudian menjadi curiga seperti raja siluman yang hendak memakan manusia. Setelah beberapa saat sebuah senyum iseng tiba-tiba muncul.

Pria itu adalah orang licik.

Ia dengan santai memegang busurnya sambil memojokan Zuiju ke pojok. Lalu, dengan alasan tidak jelas dan aneh, ia membawanya dari gigi-gigi tajam sekelompok serigala yang kelaparan, menyelamatkannya.

Meskipun ia telah menyelamatkan Zuiju, ia tidak membebaskannya.

“Kalau kau ingin melarikan diri, aku akan memburumu seperti kelinci.” Ketika mengatakannya, sebuah senyum jahat bermain di sudut bibirnya.

Zuiju melototo balik padanya, diam-diam bertekad jangan sampai tertangkap olehnya.

Tapi tekad itu tidak bisa di penuhi. Selama setahun ini, ia tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri.

Fanlu sungguh ahli memenjarakan orang. Ia selalu bisa menebak rencana pelarian jangka panjang Zuiju, dan tertawa jahil karena dengan mudahnya menghancurkan mimpi indah Zuiju.

“Kenapa?” Zuiju bertanya dengan kesal.

“Kau bukan orang militer. Kau tak pernah belajar pertempuran tanpa senjata atau membebaskan tahanan dengan pasti. Kau juga tak pernah belajar bagaimana menemukan musuh di tempat persembunyian mereka.” Fanlu lalu menjawab pertanyaan lainnya, “Bagaiamana mungkin kau bisa lolos dari tanganku?”

“Mengapa kau menahanku? Bukankah lebih baik kalau kau membunuhku? Aku tidak ingin hidup lagi.”

Fanlu menjawab dengan bertanya lagi, “Apa kau sungguh tidak ingin hidup?”

Zuiju terkejut.

Ketika ia tersdar dari pingsannya, ia memikirkan kondisi Pingting dan ia benar-benar tidak ingin hidup lagi.

Tapi sekarang?

Kalau kematiannya tidak diketahui, apa yang akan dilakukan gurunya?

Ia hanya bisa menahan teriakannya dan berkata dengan berguman, “Entah aku ingin mati atau tidak, bukan urusanmu sama sekali.”

Fanlu terkejut dan tertawa dingin, “Ketika aku memutuskan jawabanku atas pertanyaanmu, mungkin hidup bukan pilihan lagi.”

Dengan Fanlu sebagai orang yang berkuasa di kota Qierou, pertahanannya menjadi lebih kuat. Tapi Zuiju masih pantang menyerah untuk melarikan diri.

Fanlu akhirnya merasa sudah cukup kali ini. Ia memegang pergelangan tangan Zuiju, dan memojokannya ke dinding. “Megapa kau begitu ingin kembali ke Dong Lin?”

“Siapa yang bilang aku ingin kembali ke Dong Lin.”

“Kalau begitu gunung Songsen?”

“Bukan urusanmu!”

“Ah, sudah kuduga…” Fanlu menahannya sehingga ia tidak bisa bergerak, tapi Fanlu tersenyum kali ini. Sebuah tatapan kemenangan muncul di wajahnya. Ia berkata pelan, “Karena Bai Pingting berada di gunung Songseng.”

Zuiju terkejut. Ia mengigit bibirnya dan menoleh ke arah lain.

Pingting, kalau Pingting masih berada di gunung Songsen, mungkin….

Gu Fang Bu Zi Shang (End)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum