BAB 23 || SYAHIRAH

368 23 3
                                    

Aldo menatap kedua orang tuanya bergantian. Dia masih tidak percaya kedua orang tuanya bisa mengenal keluarga Syahirah dan langsung menerima Syahirah dengan senang hati. Terutama ayahnya yang tadi siang dengan lugas melamar Syahirah untuk dirinya.

Ayahnya yang sedang makan dalam diam, merasa terus diperhatikan oleh anaknya pun langsung menatap anaknya. "Ada apa?" tanya ayahnya santai.

"Papa seriusan ngelamar Syahirah buat Aldo?" tanya Aldo memastikan. Takut kalau tadi siang itu hanya khayalannya semata saja.

"Iya, kenapa? Kamu tidak kepingin?"

"Bukan begitu. Papa melamar Syahirah untuk aku bukan karena semata-mata Syahirah adalah anaknya dari teman papa, kan? Atau ada alasan lain? Misal, karena papa punya hutang budi atau semacamnya? Kalau karena alasan seperti itu, Aldo enggak mau. Lebih baik Aldo menikah dengan perempuan lain." tutur Aldo. Ayah pun menatap kearah istrinya. Mereka tidak menyangka kalau anaknya punya pemikiran seperti itu.

"Beneran Do, lo mau nikah sama cewek selain Syahirah? Wah, gue syukur alhamdulillah banget." Alea yang baru saja datang langsung menyela percakapan antara Aldo dengan orang tuanya. Saat berjalan menuju ruang makan, Alea sudah dapat mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Alea duduk di bangku yang ada di sebelah Aldo. Aldo menatap Alea tidak suka. Karena perempuan itu selalu ikut campur dalam urusan percintaannya. Aldo awalnya merasa tidak masalah jika Alea mengomelinya tentang dia yang selalu mengejar-ngejar dan mengharapkan Syahirah. Tapi, untuk kali ini, Aldo merasa tidak suka. Sudah cukup Alea ikut campur. Karena sekarang lagi momen serius, terlebih lagi ayahnya tadi habis melamar Syahirah kan untuk dirinya.

"Enggak sopan banget sih, lo." cibir Aldo yang tidak dipedulikan Alea.

"Papa melamar Syahirah untuk kamu bukan semata-mata karena papa atau mama punya hutang budi sama keluarganya. Bukan juga karena kedua orang tua Syahirah teman papa. Tentu bukan, Do. Karena papa sudah mengenal mereka sejak lama. Mereka keluarga yang baik. Maka dari itu, papa melamar Syahirah untuk kamu karena dia berasal dari keluarga yang baik-baik." jelas Ayahnya.

"Lalu, bagaimana dengan Syahirah? Sedari tadi papa hanya bilang keluarganya baik. Terus menurut papa sendiri, Syahirah itu gimana?"

"Tentu saja Syahirah wanita yang baik, Do. Papa setuju."

"Mama juga setuju, Do. Mama suka dengan Syahirah. Dia akan menjadi menantu kesayangan mama." sahut mamanya. "Kalau menurut Alea gimana?" tanya Santi pada keponakannya yang ikut bergabung makan malam bersama.

"Ya, Alea sih, ikut aja tan. Asal Aldo bahagia aja." jawab Alea seadanya. Santi tersenyum begitu juga dengan suaminya.

***

Syahirah sedari tadi membuka aplikasi kontak, lalu menutup aplikasi kontaknya lagi. Dia ingin menghubungi Aldo, tapi dia ragu untuk melakukannya. Kemudian, dia meng-lock off screen handphone-nya. Tidak lama kemudian, dia meng-on screen dan membuka sandi pada layar handphone-nya. Terus saja begitu.

Tadi malam, dia mengirim pesan ke Alea. Meminta nomor laki-laki itu ke Alea. Karena yang Syahirah tahu, Aldo itu sepupu Alea. Jadi, tentu saja Alea mempunyai nomor laki-laki itu. Untung saja Alea langsung memberikan nomor Aldo tanpa bertanya hal lain yang aneh-aneh.

Satu menit merenung. Syahirah pun memutuskan untuk menghubungi Aldo. Syahirah mencari nama Aldo dikontaknya, setelah ketemu, barulah dia menelepon laki-laki itu.

Panggilan tersambung. Syahirah menunggu sampai Aldo mengangkatnya. Suara tut ... tut ... terdengar begitu nyaring di telinganya. Panggilan berakhir. Aldo tidak menjawab. Syahirah mencoba untuk menelepon laki-laki itu lagi. Dan hasilnya nihil. Panggilan berakhir dengan suara operator yang memberitahu kalau yang di telepon tidak menjawab.

Syahirah (COMPLETE) ✔Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ