Chapter 4

1.7K 304 47
                                    

Pada waktu yang lalu.

Entah sudah pagi ke berapa yang mereka lewatkan bersama. Sejak pernyataan Soonyoung waktu itu mereka kerap kali menghabiskan waktu bersama selama lima bulan terakhir. Bak direkatkan dengan lem, mereka terus menempel kemana-mana. Seperti hari ini, saat kota Seoul masih berkabut Soonyoung sudah berdiri seraya bersanda di mobil hitamnya. Jangan lupakan senyum lebarnya yang terpatri kala melihat bagaimana indahnya Jihoon.

Berbalutkan kaos yang kebesaran dengan celana berwarna hitam membuatnya begitu menggemaskan. "Kenapa tidak pakai jaket?" tanya Soonyoung seraya membukakan pintu untuk kekasihnya.

"Tidak dingin," balasnya.

Soonyoung membalasnya dengan sebuah gelengan kepala seraya melapaskan jaket miliknya. "Nanti kalau dingin pakai ini, kau mengerti? Sekarang pegang ini," pintanya. Jihoon pun menurut saja.

Mobil yang dikendarai Soonyoung pun melesat membelah jalanan kota Seoul untuk membawa kekasihnya ke sebuah tempat indah macam negeri dongeng. Soonyoung yakin Jihoon akan terpana melihatnya.

Benar saja, setelah mobil mereka berhenti Jihoon terkagum-kagum melihat pemandangan indah ini

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Benar saja, setelah mobil mereka berhenti Jihoon terkagum-kagum melihat pemandangan indah ini. Bak di negeri dongeng. Bahkan lelaki itu sampai menganga. Dia tidak menyangka bahwa akan ada tempat seindah ini di dunia. Diliriknya Jihoon yang terpesona akan pemandangan di depannya. Diam-diam Soonyoung mengambil ponselnya. Ia memotret figur kekasihnya yang tampak begitu mungil dan menggemaskan.

"Jihoon-ah," panggilnya.

Cklek!

"Kebiasaan!" seru Jihoon

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

"Kebiasaan!" seru Jihoon. "Kalau mau mengambil gambarku itu bilang-bilang. Sini aku mau melihat hasilnya," pinta Jihoon dengan telapak tangan menengadah.

Soonyoung pun memberi tawaran. "Boleh lihat, tapi tidak boleh pegang. Boleh pegang, tapi tidak boleh lihat. Pilih mana?"

"Eiy, itu licik!"

"Habisnya kau akan menghapusnya jika aku membolehkanmu memegang ponselku."

Jihoon menghela napasnya kemudian. "Baiklah, aku pilih lihat," tuturnya.

Soonyoung pun memperlihatkan hasil fotonya. Seketika ekspresi Jihoon berubah. "Hapus!" serunya kencang. "Lihat, aku aneh dalam foto itu," tambahnya.

ESPOIR | SoonHoonOù les histoires vivent. Découvrez maintenant