part 4

37 7 7
                                    

Betapa hebohnya keluarganya ketika Airen menceritakan bahwa ia diterima bekerja--terlebih dengan si mamak. Saat itu juga si mamak menangis terharu.

"Ya, ampyun. Nangis pula, ish, Bapak ah, lihat mamak tuh, lebay," adunya tetapi malah semakin terbengong menyadari mata Bapaknya berkaca-kaca, menatapnya dengan bangga.

"Ya, Tuhannnnn ...."

Begitulah, si mamak dengan segera membuat syukuran malamnya. Menelepon opung dikampung. Menelepon langganan butiknya dan memborong pakaian untuk menunjang penampilan anaknya. Airen hanya bisa pasrah dengan respon keluarganya yang berlebihan. Terserah mamak sajalah yang penting mereka senang.

Paginya, sama seperti saat interview, keluarganya pun mengantarnya kerja dengan senyum yang tak pernah lepas. Semangat sekali. Tidak seperti dirinya dengan raut murka karena jatah tidurnya mulai sekarang berubah.

Banyak perubahan ketika Airen memasuki dunia pekerjaan. Dengan bantuan si mamak--Airen yang bangun pagi saja susah--perlahan mulai berubah. Mamak memang yang terbaik.

Pelan namun pasti dirinya berubah menjadi wanita karir yang kompeten. Berkat dukungan keluarga dan lingkungan kerja yang tak berhenti untuk memberi asupan vitamin pada otaknya yang tak seberapa.

Cukup berat memang. Terlebih dengan jam terbang yang tinggi. Kadang kala, dalam sehari, Airen harus berpindah kota yang satu ke kota lain demi sebuah meeting. Paling jauh, Airen mengikuti bosnya, ke negara kelahiran pria berkulit coklat itu, Spanyol.

Ketika jadwal semakin padat, jam istirahat yang semakin berkurang. Tubuh pun melemah. Ketika rapat sedang berlangsung dan dirinya menjadi notulen, Airen pingsan begitu saja.

Kelelahan membuat daya tahan tubuhnya melemah dan Annest merasa bersalah akan hal itu.

"Saya minta maaf, Ibu, karena saya, Airen--" belum sempat Annest menyelesaikan ucapannya, si mamak langsung memegang tangan bos anaknya itu. Menepuknya pelan. Modus.

"Tidak masalah, anak tamvan. Mamak malah berterima kasih karena Airen bisa bekerja di perusahaan, Nak Annest. Merubahnya menjadi wanita yang menganggumkan. Jangan terlalu merasa bersalah, cuman sakit tipes. Belum sampai dikapasin hidungnya," ucapnya dengan mata yang tak lepas memandang Annest. Ini yang dinamakan surga dunia. Pria tampan di depanmu. Sementara Airen yang terbaring lemah menatap mamaknya tak percaya.

Belum sampai dikapasin hidungnya? HMMMM ....

BAPAK MANA, SIH?

*****

Pada akhirnya Annest mencari seorang lagi. Airen awalnya tak setuju, biar bagaimana pun dia merasa khawatir.

"Airen, saya mencari satu orang lagi untuk membantumu. Bukan karena Aii tidak kompeten, dengan dua orang setidaknya bisa meringankan tugas. Kalian akan berbagi tugas. Saya tidak ingin kejadian kemarin terjadi. Saya bukan manusia yang tak punya hati, Aii," jelas Annest kala Airen tidak setuju dengan keputusan bosnya itu.

Mendengar penjelasannya membuat hati Airen sedikit tenang. Bosnya memang orang yang terlalu memikirkan orang lain. Pada akhirnya Airen mengangguk setuju pada keputusan bosnya.

*****

Proses perekrutan tak memakan waktu lama, karena perusahaan mengambil data langsung dari universitas terkemuka.
Jurusan bahasa asing dipilih, karena melihat banyaknya klien yang berasal dari Asia yang dominan berbahasa jepang dan mandarin. Annest memutuskan untuk seseorang yang bisa menggunakan dua bahasa itu.

Di sanala Saga terpilih. Pria dengan lulusan terbaik di fakultasnya itu langsung dihubungi. Tak memerlukan waktu yang lama hingga akhirnya Saga resmi menjadi penghuni Delavaqry Company.

Tugasnya memang tak terlalu berat, hanya mendampingi Annest ke mana pun juga, terkadang sebagai penerjemah sementara mengenai dokumen Airen yang menguasai.

Saga datang dengan tampilannya yang menyilaukan. Ketika Annest memiliki ketampanan yang menggetarkan rahim wanita maka ketampanan Saga membuat wanita murka.

Saga tampan tetapi dalam artian yang halus. Pria yang setahun di bawahnya itu terlihat memukau. Tubuhnya tinggi tetapi tak setinggi bosnya. Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang memerah membingkai wajahnya dengan sempurna. Dan entah kenapa, hati Airen tiba-tiba saja dilanda kekhawatiran. Sesuatu membuatnya was-was.

"Airen, ini, Saga. Dan Saga, ini, Airen. Kalian berdua akan menjadi sekretaris saya. Saya harap kalian bisa saling membantu ke depannya," jelas Annest ketika keduanya diperkenalkan. Saat itu Airen tak bisa mengendalikannya untuk menatap Saga dengan tatapan waspada, seolah Saga adalah musuh yang siap menyerangnya kapan saja.

*****

Airen menjelaskan berbagai hal kepada Saga, mengenai tugas utama Saga dalam mendampingi bos mereka. Juga menjelaskan apa saja kerjaannya sehingga Saga bisa mengetahuinya. Memberikan dokumen-dokumen terkait agar dipelajari Saga. Semuanya dilakukannya dengan setengah hati. Airen masih saja merasa khawatir, kentara sekali hingga Saga akhirnya berucap--

"Rasa khawatirmu yang berlebihan lama kelamaan akan membuatmu terjatuh," Saga menatapnya datar.

Itu adalah kalimat terpanjang semenjak empat bulan kehadiran Saga dan menohoknya dengan telak.

"Apa maksudmu? Kau mengejekku?" Airen menatap tak suka Saga.

"Menurutmu?" Pertanyaan balik yang membuat Airen semakin benci dengan Saga.

Jauh di lubuk hati, ia malu, malu dengan fakta bahwa Saga melebihinya. Pria itu cepat tanggap,  ia nyaris menguasai seluruh pekerjaannya tanpa cela. Beberapa kepala divisi bahkan memujinya terang-terangam di depan Airen membuat wanita manis itu merasa mengecil di sudut ruangan.

Posisinya terancam. Keuletan Saga dalam pekerjaannya membuat hati Airen panas.

Dan konsentrasinya pun buyar. Tak fokus. Beberapa kali Airen melakukan kesalahan dalam rapat.

Annest menyadari itu. Setahun bersama dengan Airen membuatnya mengenal bagaimana pribadi Airen. Annest bukannya tak berusaha untuk membuat keduanya menjalin hubungannya yang baik. Sebisa mungkin dirinya bersikap adil dalam memperlakukan kedua sekretarisnya.

Keluar untuk makan bersama sering mereka lakukan. Hanya saja, Saga yang pendiam dan cuek sementara Airen yang biasanya ceria mendadak pendiam membuat Annest tak bisa berbuat banyak.

Entah cara apa yang bisa menyatukan kedua sekretarisnya itu ....

Annest menghela napas memandang kondisi ruangan sekretarisnya di seberang. Lewat kaca yang transparan, dia bisa melihat Airen yang bekerja dengan tegang dan terlihat tak fokus. Sementara Saga yang berada di meja satunya lagi, terlihat begitu cuek. Kalau begini terus, lama-lama akan berdampak semakin buruk untuk kinerja Airen.

Tidak bisa dibiarkan lagi. Annest akan berbicara empat mata dengan Airen, sekarang.

Tangannya bergerak mengambil telepon, berniat menyambungkan panggilan ke meja Airen. Namun urung ketika dilihatnya Airen menerima telepon.

"Ya, selamat siang, dengan saya Airen. Ada yang bisa dibantu?

" .... "

"Apa? Kenapa bisa seperti itu? bukannya kapal pesiar yang diinginkan sudah sesuai rancangan?"

" .... "

"Tidak, tidak ada kesalahan dalam pembuatan desain. Itu memang sesuai dengan apa yang sudah dijanjikan."

" .... "

"Bagaimana bisa? Saya akan menghubungi langsung pihak sana. Ya. Terima kasih, Pak Sugi atas informasinya," Putus Airen. Bibirnya memucat seketika.

Annest yang mendengar semuanya terdiam. Bibirnya mengatup erat.

Baru saja, karyawannya mengatakan bahwa klien yang berasal dari eropa membatalkan pesanan. Sebuah kapal pesiar mewah yang pembuatannya membutuhkan pendanaan yang luar biasa. Batal karena ... desain yang digunakan tidak bisa digunakan untuk cuaca yang ekstrim.

*****
1021


























Us - SekretarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang