-Four-

1.2K 64 2
                                    

"Gemma?" Gadis yang dipanggil namanya itu menoleh.

"Hallo, Rin!" Gemma merekahkan senyumannya. "Udah lebih baik dari yang semalem?"

Ririn menanggukkan kepalanya. Matanya melirik laki-laki dihadapan Gemma—yang juga sedang meliriknya—secara perlahan. Laki-laki itu mengangkat sebelah alisnya. Membuat Ririn mengedip-edipkan matanya.

"Ah, ini Noel," ucap Gemma yang menyadari kecanggungan diantara Ririn dan Noel. "Kembaran aku,"

"Wah, kalian kembar tapi beda jenis kelamin?" Davi yang sedari tadi hanya memperhatikan mereka bertiga, akhirnya ikut berbicara.

"Iya! Hehehe. Noel ini abang aku," Gemma menolehkan kepalanya kepada Noel. "Noel ngomong dong,"

"Hallo. Saya Noel,"

"Davi,"

"Ririn," Ririn memperkenalkan diri sambil terus memindai Noel.

"Rin, buburnya berair tuh. Nanti dulu kalo mau ngeliatin yang lama habis makan,"

"A- apasih Bunda," Ririn membalik tubuhnya, kembali menyibukkan dirinya dengan semangkuk bubur dihadapannya. Bibirnya terus manyun setelah bunda berkata seperti itu.

"Gem, kita bukannya satu sekolah ya?" Suara Davi menginterupsi kegiatan sarapan empat orang disana.

"Masa, sih?" Gemma menolehkan diri kepada Davi.

"Ah, lu kan anak mading kan? Iya, iya. Inget gue,"

Gemma hanya merespon Davi dengan mengejap-ejapkan matanya. Mencoba mengingat-ingat apakah lawan bicaranya ini satu angkatan dengannya atau tidak.

"Dia anak basket yang profilnya waktu itu kamu muat di mading sekolah," ucap Noel, mengingatkan Gemma.

"Oh! Oh iya iya! Inget inget! Inget aku inget iya!"

"Buset dah," ujar Davi pelan, dan untungnya semua orang tidak ada yang mendengarnya.

"Jadi, kalian semua satu sekolah?" Bunda bertanya setelah sekian lama terdiam memperhatikan mereka.

"Iya, tante," jawab Noel.

"Lusa Bunda denger dari Oma, kamu mau daftar SMA kan?" Ririn menganggukkan kepalanya. "Nah, kenapa nggak sekalian aja kamu daftar ke sekolah Davi? Disana ada Gemma juga. Jadi, kamu nggak perlu susah buat nyari temen lagi kan?"

Ririn mengangkat kepalanya menatap Bunda. Dia ingin berbicara tapi tidak bisa mengeluarkan sepatah kata dari bibirnya.

"Bener juga kata Bunda, Rin. Kenapa nggak coba daftar ke sekolah gue deh? Tenang aja, kan ada gue yang jagain lu,"

"Ada aku juga lho, Rin. Dan juga ada Noel!"

Ririn tersenyum memandangi Bunda, Davi, Gemma, dan Noel secara bergantian. Mungkin saran mereka benar. Ririn harus mencoba mendaftar ke sekolah mereka.
**********************************
"Darimana ini pagi-pagi udah ngilang dari rumah kalian," suara Oma menyambut kedatangan mereka.

"Makan buryam yang disana itutuh," Oma hanya tersenyum menanggapi jawaban Ririn.

"Oma udah sarapan?" Tanya Davi, sekedar membuka percakapan.

"Udah, mau makan lagi nggak?"

"Engga deh, Oma. Mau mandi."

Hening sesaat diantara mereka bertiga. Oma masih menyibukkan diri menyiram tanaman nenek. Bunda sedang asyik mengelus perutnya yang kian membesar. Sedangkan Ririn, ia sibuk melamun.

"Mikirin apa kamu, Rin?" Oma bertanya padanya setelah beberapa menit memperhatikan Ririn.

"Sekolah," jawab Ririn cepat.

"Hm?" Oma dan Bunda merespon Ririn secara bersamaan.

Oma menghentikan kegiatannya. Ia segera berjalan mendekati Ririn. Kemudian, wanita paruh baya itu tersenyum hangat.

"Kamu udah mau mulai sekolah lagi?" Ririn mengangguk, menandakan "iya" sebagai jawabannya.

"Ririn mau cepet-cepet aja Oma masuk sekolah. Bisa nggak ya, nggak usah nunggu sampe semester depan?"

"Bisa aja, kalo kamu udah siap," jawab Bunda.

"Kalo gitu, besok kita cari sekolah yang cocok buat kamu ya," kata Oma sambil membelai lembut rambut Ririn.

"Aku mau sekolah ditempat Davi aja, Oma. Bener kata Bunda," ia melihat ke arah bundanya sebelum melanjutkan kalimatnya. "Disana ada Davi yang bisa sekalian ngejagain aku. Jadi Oma, sama Bunda nggak usah khawatir."
---------------------------------------------------
Tadaaa, aku kembali lagi bersama Ririn hehe. Maaf ya aku vakum selama 3 bulan. Rl-ku beneran lagi sibuk.

Btw, kemarin sempet ada yang nanya, bukannya Bunda Ririn itu keguguran ya? Kok disini ada adik lagi? Apakah Bundanya hamil lagi? Jawabannya iya. Tapi, Ririn nggak tau kalo Bunda sempet keguguran.

Buat yang mengira-ira ceritaku lagi agak ngambang, maaf. Aku lagi membangun chemistry sama karakter baru disini. Doakan aja, Airin ini ceritanya nggak sampe lebih dari setaun aku nyeleseinnya hehe. Karena prequel dari sequel ini, itu aku bikin selama 3 tahun:')

Terimakasih buat kalian yang setia nunggu dan ngingetin aku buat update terus ya! Iloveu guys❤

AirinOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz