-Six-

1.3K 61 16
                                    

Didalam mobil, ia masih saja diam. Diam teringat kejadian singkat yang dilakukan oleh Ian kepadanya tadi yang hingga sekarang masih membuat pipinya bersemu merah, walaupun tidak semerah tadi.

Oma duduk di depan, disamping sopir. Sedangkan Ririn dan Davi duduk berdampingan dibelakang.

Berbeda dengan Ririn yang mengulum senyum dalam diam, Davi tampak sangat kesal. Entah untuk apa ia kesal, dirinya pun tak tahu. Yang ia tahu, ia sangat kesal melihat adegan Ian mencium Ririn tadi. Ia terus memalingkan muka ke jendela. Melihat pemandangan jalanan pagi menuju sekolahnya, dalam keadaan—yang tentunya—masih sangat kesal.

***

Ririn keluar dari ruang guru setelah menyelesaikan ujian agar ia bisa diterima disekolah itu. Ia, ditemani Oma, dan juga seorang guru wanita cantik melakukan school tour kilas sambil menunggu hasil ujian miliknya keluar.

Guru itu menunjukkan beberapa tempat dan ruangan yang dimiliki oleh sekolah itu. Tak berselang lama, mereka telah menyelesaikan tour singkat itu. Guru cantik itu—yang dikenal sebagai Bu Lidya—kembali mengajak mereka ke ruang kepala sekolah.

Hasil Ririn masih juga belum keluar. Ia sekarang tampak gelisah. Takut jika dirinya tidak diterima disekolah ini. Pikirannya harus ia alihkan.

Suasana sekolah tampak sepi, maklum. Kelas dimulai sudah sedari pukul 7 pagi tadi. Tapi, ada satu sosok yang sepertinya tidak ada didalam kelas. Sosok itu sibuk menempelkan sesuatu di mading. Ririn mendekatinya.

"Noel, kan?"

"Eh?" yang dipanggil menoleh. "Ririn kan? Ngapain disini?"

"Kamu yang ngapain disini?"

"Inikan sekolah aku, ya, nggak salah kan aku disini?"

"Eh," Ririn menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. "Iya sih,"

Yang diajak bicara mengangkat satu alisnya saja. Mungkin artinya, 'terus?'

Ririn mengedarkan pandangan ke arah ruangan dimana Omanya berada. "Aku habis ujian sih, buat masuk ke sekolah ini,"

Noel hanya membulatkan mulutnya tanpa mengeluarkan suara.

"Ng, No, aku balik lagi kesana ya? Kayaknya hasil ujianku udah keluar deh," tanpa menunggu jawaban Noel, Ririn segera beranjak ke ruang guru tersebut.

Saat memasuki ruangan itu, dilihatnya Bu Lidya tersenyum kepadanya. Kemudian ia berkata, "Selamat ya, Airin. Kamu diterima di sekolah ini. Mulai besok, kamu sudah bisa bersekolah disini ya,"

Ririn merekahkan senyumnya. Oma yang disebelahnya juga ikut tersenyum. "Hmm, terus saya masuk kelas yang mana ya Bu, nantinya?" 

"Hari ini juga kamu bisa langsung pergi ke ruang administrasi. Tunggu saya sebentar ya, Rin. Ibu akan mengambil data kamu didalam. Kemudian nanti kita bisa ke ruang administrasi bareng sama saya ya,"

"Akhirnya, Oma! Ririn seneng banget. Udah lama Ririn nggak ngalamin perasaan kayak gini semenjak waktu itu," ucap Ririn seraya tersenyum lebar. 

"Ririn seneng?" 

"Banget, Oma.  Ririn Harus segera kasih tau Bunda juga," tepat saat Ririn hendak menelepon Bundanya, Bu Lidya mengajaknya berjalan ke arah ruang administrasi. 

"Nanti aja," ujar Oma pelan. Ririn hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tadaaaaaaaaaaa, aku balik lagi hehe. Sebelumnya aku minta maaf banget ya karena aku tambah lama up storynya huhuhu. Serius guys, aku mulai rada sibuk banget. :(

Tapi, aku usahain aku bakal up secepatnya demi kalian juga. Oke? Makasih buat kalian semua yg masih setia nunggu Airin dan tentunya aku hehe<3 

ily<3

AirinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang