FWB-6

10.9K 876 42
                                    

"Oke Sing, meluncur!"

Newwie meloncat dari ranjang, tepat ketika Singto menutup panggilannya. Melangkah masuk kamar mandi, cuci muka, gosok gigi, dan merapihkan rambut kusut khas baru-bangun-tidurnya. Menyambar kunci mobil dan seperangkat gantungan tsum-tsum kesayangannya dari atas galon, siap meluncur ke agensi.

Pagi tadi Singto menelepon minta bertemu di agensi sebelum jam makan siang, katanya mau membahas sesuatu yang urgen—yang Newwie tebak ada kaitannya dengan 'Princess turtle, Krist Perawat'. Tengah asik bersenandung sembari memutar kemudi, ponselnya berdering, Tay Tawan menelpon.

"Hal—"

"Hin, jemput!" ucap manja pria diseberang. Bahkan sebelum dirinya sempat menyapa.

"Heh, kamu pikir aku taxi online?!" Balasnya setengah kesal.

Tay terkekeh, "Ya, ya, ya. Aku tunggu didepan sama Khaotung nih!" Suara anjing menyalak kemudian. Newwie menjauhkan ponselnya dari telinga.

Ingin membalas 'Ogah!' tapi matanya keburu melirik jam tangan. Pukul setengah sebelas siang, masih agak lama sampai jam makan siang.

"Te, sekalian pinjem celana training-mu ya. Lupa bawa tadi," ucapnya kemudian. Baru sadar dirinya keluar dengan hanya memakai celana pendek.

"Siyap!"

---

Newwie menatap dari luar pagar Khaotung yang menyalak padanya. Senyum tipis dibibirnya ia kulum dalam-dalam. Anjing sama pemiliknya sama-sama rese'!

"Yok buru!" Tay dan tas selempangnya keluar rumah, ditangannya training pesanan Newwie. "Emang dari mana?" Matanya langsung fokus menatap celana pendek Newwie.

"Dari rumah," jawabnya santai. Direbutnya training dari genggaman Tay, dan melangkah menuju mobil.

"Kok cuma pake gituan?" Tay ini kalo ngomong emang suka ambigu gini, mohon maklum ya!

Newwie meliriknya. "Gituan apaan? Masi pake celana nih!" Debatnya.

"Iya, celana pendek. Mau kemana?" Tay duduk disamping kemudi, menatap Newwie yang kesulitan memakai training miliknya.

"Kantor," jawabnya pendek. Sudah membetulkan posisi celana, dan memasang sabuk pengaman.

Tay tambah penasaran. "Kamu belom mandi ya?"

Newwie yang sudah menstarter mobilnya menatap kesal. "Kamu sarapan apaan sih, Te? Nanya mulu'!"

"Sarapan bernutrisi, empat sehat lima sempurna,"

Disampingnya, Newwie menghembuskan napas kesal. Begini nih kalau sudah membicarakan perkara nutrisi dengan Tay Tawan, sehari saja rasanya kurang.

"Mau ketemu Singto. Puas?!" Ucapnya kemudian.

"Kamu jangan macem-macem ya sama Singto!" Tay menunjuk-nujuk dirinya, Newwie menaikkan sebelah alisnya. Apa sih?!

"Emang kamu siapa? Sok ngelarang-larang," Newwie melirik, ada harapan dari pertanyaannya.

"Kok masih tanya, aku kan partner kamu!" maka hancurlah harapannya, senyuman yang sudah ia persiapkan ditelannya bulat-bulat. Newwie mafhum, sangat malahan, jadi ia terima saja.

Siang itu sepanjang perjalanan menuju agensi, Newwie lebih banyak diam dan membiarkan Tay mengoceh tentang lagu favoritnya, apa saja yang pagi tadi ia lakukan bareng Khaotang, bahkan warna celana dalamnya. Sumpah ini nggak penting banget!

---

"Nggak ikhlas ya Tay, pokoknya lu kudu jajanin gue hari ini!" Off Jumpol menghadangnya di depan pintu kantor.

"Iya! Jajanin aku juga pokoknya!" Gun ikut-ikutan minta jatah.

"Apaan nih? Dateng-dateng langsung kena palak,"

"Semalem abis berapa ronde lu sat? Sampe gue telponin nggak mau jawab!" Off meninju sisi lengan Tay.

"Heh, denial! Main ewe duluan, padahal belom jadian," Gun mengkompori.

"Peng mulutnya tuh disekolahin nggak sih? Main ngomong ewe-ewe aja, fitnah ini namanya!" debat Tay, menyibak ruang diantara Gun dan Off, melangkah masuk ke kantor.

"Gue ngomong pake bukti nih!" teriak Off. Tay hanya mengangkat tangannya.

"Eh, Papii emang bener punya bukti?" Gun berbisik disampingnya.

"Nggak lah, cuma mau morotin si bangsat aja," Off tersenyum santai. Gun memberinya cubitan dipinggang.

Sementara itu, Newwie sudah bisik-bisik tetangga dengan Singto dipojok ruangan, saling berhadapan. "Jadi Kit masih belum ngomong juga sama kamu Sing?" Newwie bertanya khawatir.

Singto menggeleng. "Kemaren makan-makannya jadi?" 

Eh, iya!

"Aduh Sing, akutu lupa kalo kamu nyuruh aku bilangin dia buat baikan sama kamu. Padahal kemaren harusnya bisa pas break syuting," Newwie jadi malu, sudah makannya dibayari Singto, eh pikirannya malah melanglang buana kesana-kemari.

Singto menghembuskan napas, pasrah akan jadi gimana hubungannya dengan Krist. Apalagi hari ini mereka akan menghadiri acara bersama. "Ya udah deh, makasih ya P',"

Newwie jadi kasihan melihatnya. "Eh Sing, apa mau aku telponin?" ucapnya kemudian, sudah menahan lengan Singto.

"Dari semalem udah aku telpon, nggak dijawab P',"

"Ya lagi marahan, gimana mau jawab?" Newwie tersenyum. Sebelah tangannya sibuk mencari kontak Krist diponselnya. "Coba ya. Hari ini kalian ada acara bareng juga kan?" dirinya memastikan, dan dijawab anggukan oleh Singto.

"Iya, gimana P'?" Krist diseberang mengangkat teleponnya.

"Kamu hari ini ke kantor?" tanya Newwie basa-basi.

"Iya, ini lagi mau otw ke kantor, mau mampir makan siang dulu. Kenapa? Mau nitip?"

Newwie melirik Singto. "Iya, bisa bawain cheese cake nggak?"

"Ganti ya duitnya!" Krist mewanti-wanti.

"Iya, iya. Buruan ya!"

Newwie berkedip, menenangkan Singto yang sejak tadi menatapnya cemas. "Tenang Sing, nanti pokoknya aku bantu. Sekarang mau mandi dulu aku,"

"Lah, jam segini belom mandi?" Singto menertawakannya. Kurang ajar memang.

"Hari ini kan aku nggak ada jadwal, niatnya mau leyeh-leyeh aja dirumah. Ini aja celana minjem punya Tay tau nggak?" Singto tambah ngakak.

"Niatnya mau pacaran sama P'Tay ya hari ini? Maaf deh, malah ngerepotin," Singto melirik Tay yang sedari tadi sudah mematai keduanya.

"Dibilang mau leyeh-leyeh kok! Lagian aku sama Tay tuh nggak pacaran," sanggahnya.

"Iyain biar cepet," Singto berlalu, meninggalkan Newwie yang sedang mencari handuk.

"Mau ngapain?" Tay bersedekap dibelakangnya.

"Mandi. Ikut?" ucapnya ketus.

"Yok!"

*Kalo kamu ngikut ya gajadi mandi dong bambang! -_-

Friend With BenefitDonde viven las historias. Descúbrelo ahora